"Jadi begitu... Baiklah! Kalian bisa tinggal disini selama yang kalian mau!" Sang pria tua berujar " Ngomong-ngomong, perkenalkan, aku Abeltje, ini istri ku Aaltje, nama kami sungguh mirip, itu salah satu alasan ku menikahi mu sayang hihi" lanjutnya
"Jadi kau menikahi ku hanya karena nama kita mirip? Tidak tulus!" Kata bibi Aaltje
"Haha, aku bergurau saja sayang" tawa paman Abeltje menggelegar
Meja makan lengang, hanya terdengar suara gesekan dan ketukan berbunyi cring dari piring dan sendok
Ngomong ngomong kebohongan kami berhasil! Ev menceritakan nya dengan nada sedih yang begitu meyakinkan bak aktor profesional!
Jadi Ev memulai cerita tentang kami yang menyusup dalam pesawat perang dan meyakinkan pilot nya untuk mengasihani kami. Awal nya mereka terlihat curiga karena tidak semudah itu menemukan prajurit yang hatinya akan luluh semudah itu, tapi Ev melanjutkan cerita nya yang tidak terlalu kuperhatikan. Akhirnya mereka menghembuskan nafas lega
"Lia?" Suara paman Abeltje mengagetkan dari lamunan ku "Bagaimana? Apa kau bisa bercocok tanam?" Lanjutnya
"Ya? Oh ya! Aku bisa, mungkin satu satu nya tumbuhan yang tetap hidup saat kutanam adalah... cengkeh mungkin?..." setelah aku megungkapkan itu... entah mengapa pernyataan tersebut sangat lah menyedihkan...
"Cengkeh?!" Tanya bibi Aaltje "apa kau membawa beberapa?" Lanjutnya
"Sayangnya tidak..." jawab Ev
"Sayang sekali" ujar bibi Aaltje
"Sayang! Kata kata mu tidak sopan! Kau terdengar seperti para penjajah yang serakah! Mereka sudah beruntung selamat sampai kesini!" Tegur paman Abeltje
"Maaf...aku terlalu...terbawa...mengetahui bahwa sekarang rempah sangatlah mahal"
"Tak apa bi..." sanggah ku
Meja makan kembali lenangJarum jam menunjukkan angka sepuluh. Aku dan Ev duduk di teras rumah paman Abeltje dan bibi Aaltje sambil menatap pemandangan hamparan padang rumput berwarna biru gelap dan bulan cembung yang terlihat besar
"Lia, apa kamu... punya teman baik?" Tanya Ev
"Ya aku punya, nama nya Sena, dia yang membawaku dan Igy sampai ke dunia paralel lain" jawab ku
"Apakah dia pernah mengkhianati mu? Sekali-dua kali mungkin?"
"Tidak dan tidak akan! Aku akan berusaha..."
"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" Saat kulihat wajah Ev, ia begitu dingin dan sedih
Jujur saja pertanyaan itu membuatku marah.
Pertanyaan Ev tidak kujawab. Sudah hampir satu jam kami duduk dalam hening"Ev... Aku duluan, aku sudah mengantuk. Ayo, kau juga butuh tidur" ujar ku
"Nanti aku menyusul, aku belum mengantuk" ia mengatakan nya masih dengan raut wajah dingin dan sedih
"Baiklah" balas ku singkat
Aku pergi menuju kamar tamu yang sudah ditunjukkan paman Abeltje sesudah makan malam.
Aku sampai didepan pintu, bunyi ngilu dari daun pintu terdengar nyaring. Saat aku masuk, harum bunga bunga-an tercium sangat jelas, di depan terdapat jendela, di samping kiri terdapat lemari yang disampingnya teradat meja kecil, sebelah kanan kamar terdapat kasur dengan sprei, sarung bantal dan guling polos berwarna cokelat gelap, ukuran kamar ini mungkin sekitar 6×6m. Aku langsung melompat ke kasur dan merasakan kenyaman yang luar biasa, kasur di istana sihir itu tidak senyaman kasur ini, wangi bunga bunga nya makin tercium jelas, kapan terakhir kali aku merasakan kenyamanan seperti ini? Mungkin saat ayah ku pergi rapat di luar kota dan mengajak aku dan ibu untuk ikut dan tidur di hotel mewah.
Mataku mulai berat dan aku-pun mulai terlelap.
Terakhir kali aku bermimpi adalah saat pertama kali masuk ke istana sihir nya pak kepala Valdez
Awalnya hanya mimpi biasa, tapi semakin lama bermimpi, mimpi ini makin terasa nyata. Aku melihat seorang pria tua, ia bungkuk, sudah beruban, berjanggut putih, gemuk dan mengenakan baju merah dengan kancing juga celana hitam. Sekilas ia terlihat seperti santa, tapi wajah nya tak terlihat bersahabat, keriput di sekitar bibirnya bukan karena sering tersenyum ramah, mata sipit dengan luka dipipi kirinya. Dia berdiri didepan sepasang pintu hitam besar yang menyala nyala, gagang pintunya berbentuk cincin raksasa, pintu itu memiliki empat simbol dalam di bagian tengah masing masing pintu, simbol pertama adalah jam pasir, simbol kedua sarung tangan, simbol ketiga sebuah bentuk abstrak tak karuan, dan simbol keempat adalah cermin. Keempat simbol itu tersusun dua-dua, dua diatas dan dua dibawah. Dari semua simbol, simbol ketiga lah yang paling aneh, apa artinya itu? Dan lagi pintu apakah itu?
"Tuan, aku akan membebaskan mu dari penjara gelap itu, bersabarlah" ujar si santa horor itu dengan serak
Pengheliatanku mulai kabur, sepertinya seseorang ingin membuatku terbangun
"Pagi nak, maaf membangunkan mu pagi pagi, aku sebenarnya tidak enak, tapi tidak baik tidur terlalu lama" kata bibi Aaltje
"Oh? Terima kasih telah membangunkan ku bi, jam berapa ini?" Tanyaku
Dengan senyuman hangat ia berkata "Jam lima" jawab bibi Aaltje
Apaa?! Tidak baik tidur terlalu lama? Aku tidur dari jam sebelas malam sampai jam lima subuh yang berarti aku hanya tidur enam jam dan itu dikatakan tidak baik tidur terlalu lama?! Baiklah aku maklumi, mungkin bibi Aaltje dan paman Abeltje tidur sebelum jam sepuluh
"Aku tau mungkin ini terdengar terlalu pagi untukmu, dan kau hanya tidur enam jam, tapi sebaiknya kita jalan jalan pagi, itu rutinitasku sehari hari. Ayo, kita buat tubuhmu jadi bugar, tapi sebelum itu, kau mandi dulu, aku sudah menyiapkan semua alat mandi dan handuk juga baju ganti diatas meja, semoga pas dengan ukuranmu" kata bibi Aaltje dengan senyum ramah, berbeda jika dibandingkan dengan mimik wajah nya saat dimeja makan kemarin...
Ya, ini adalah hari pertamaku saat berpindah ke zaman Belanda. Oke, aku siap untuk dinginnya air saat mandi!
![](https://img.wattpad.com/cover/164025298-288-k679623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Ruler
FantasiLia adalah siswi SMP kelas 7 biasa yang sebenarnya dapat memilih apapun yang dia inginkan karena ia dapat kembali ke masa lalu jika ia melakukan kesalahan di masa itu,tetapi dia tidak tau cara melakukannya. Dia juga memiliki sahabat yang bahkan berb...