Volume 2: Chapter 4

2.8K 290 15
                                    

Naruto memasuki kelasnya bersama si badut Prof. Gilderoy sendirian. Kebetulan ia memiliki kelas bersama para Griffindor, berbeda dengan kakak dan teman-temannya yang berbeda jadwal. Gadis itu memasuki ruang kelas dan bertemu dengan mata hijau milik Harry yang sedikit terkejut melihatnya. Ia tersenyum kecil dan mengangguk, kemudian mengambil tempat duduk di belakang Harry yang kebetulan kosong. Berkumpul bersama trio Griffindor yang dikenalnya.

"Hy, " sapa gadis itu tanpa suara dengan senyuman.

Hermione sedikit bersemu, tetapi gadis kutu buku itu masih bisa mengendalikan dirinya. Ron serta dua orang Griffindor yang berada di depan Harry menyemu marah, meski Ron tak seberapa parah. Lelaki Weasly itu hanya sedikit salah tingkah.

Ketika semua murid sudah duduk, Lockhart berdeham
keras-keras dan seluruh kelas diam. Dia menjangkau
ke depan, mengambil buku Tamasya dengan Troll milik Neville dan mengangkatnya untuk menunjukkan fotonya sendiri yang mengedip-ngedip di
sampul buku.

"Aku," katanya seraya menunjuk fotonya dan ikut mengedip juga, "Gilderoy Lockhart, Order of Merlin* Kelas Ketiga, Anggota Kehormatan Liga Pertahanan
terhadap Ilmu Hitam, dan lima kali memenangkan
kontes Senyum-Paling-Menawan Witch Weekly-tapi aku tidak bicara tentang itu. Aku tidak mengusir Banshee si hantu perempuan dengan tersenyum kepadanya!"

Dia menunggu anak-anak tertawa. Beberapa tersenyum
lemah.

"Kulihat kalian sudah membeli satu set lengkap bukuku-bagus. Kupikir hari ini kita akan mulai dengan kuis kecil. Tak perlu khawatir-cuma mengecek
sejauh mana kalian sudah membacanya, berapa banyak
yang sudah kalian serap..."

Sesudah membagikan kertas ulangan, Lockhart
kembali ke depan kelas dan berkata, "Kalian punya
waktu tiga puluh menit. Mulai-sekarang!"

Naruto sedikit mendengus kecil, baca saja tidak pernah. Bahkan buku-buku si badut pun hanya ia jadikan pajangan. Bagaimana bisa ia tahu apa isinya?

Naruto melihat kertas yang dibagikan Lockhart, saat itu juga ia merasa sungguh masuk akal untuknya tak membaca buku badut itu. Lebih baik ia gunakan untuk hal-hal yang lebih baik. Terdengar dikepalanya, Kurama ikut mendengus dengan tatapan remeh. Rubah itu berkata, "Yakin kau tak salah kelas? "

'Apa kau tahu, Kuu? Kelas si badut ini benar-benar kelas yang tak masuk akal. '

Bayangkan saja isi dari kertas ini. Bukannya mengenai pelajaran malah hal-hal aneh mengenai di badut itu. Semakin Naruto membaca, semakin pula wajahnya menggelap.

1. Apa warna favorit Gilderoy Lockhart?
2. Apa ambisi rahasia Gilderoy Lockhart?
3. Apa, menurut pendapatmu, prestasi terbesar
Gilderoy Lockhart?
Semua pertanyaannya semacam itu, tiga halaman penuh, sampai:
54. Kapankah hari ulang tahun Gilderoy Lockhart, dan
hadiah apakah yang ideal untuknya?

😑😑😑

Bibirnya mengerucut, dia sedikit menatap kertas itu dengan hina. Sangat malas menjawabnya kau tahu?

Naruto mengambil kuasnya, namun tak berniat menulis. Dengan bertopang dagu, gadis itu menatap kosong kertas. Berniat memasuki alam bawah sadarnya bersama Kurama.

Setengah jam kemudian, Lockhart mengumpulkan
kertas-kerlas dan membuka-bukanya di depan kelas.

"Ck, ck, ck—hampir tak ada yang ingat bahwa warna favoritku ungu, Kusebutkan dalam Yakin dengan Yeti. Beberapa dari kalian perlu membaca Mengembara dengan Manusia Serigala lebih teliti—jelas-jelas kusebutkan di bab dua belas bahwa hadiah ulang tahun
yang ideal bagiku adalah harmoni di antara penyihir
dan orang-orang non penyihir—meskipun aku tak
akan menolak sebotol besar Wiski-Api Tua Ogden!"

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang