Volume 2: Chapter 11

2.8K 285 48
                                    


"Jadi? Aku tahu kalian tidak akan cemas seperti ini jika hanya karena rumor, " tanya Severus langsung pada point pembicaraan.

Lelaki berambut panjang itu memutar tubuhnya hingga menghadap pada tuan dan nyonya Malfoy. Kedua tangan yang tersembunyi dibalik jubah hitam lelaki itu ditaruh di belakang tubuhnya. Matanya yang dingin menatap tanpa ekspresi pada Lucius serta Narcissa.

Severus bukanlah lelaki bodoh. Sebaliknya, dia sangat licin dan pintar. Bukanhal yang sulit baginya untuk membaca pikiran kedua sahabatnya itu. Bagaimanapun juga Severus mengenal baik mereka terlalu. Terhitung puluhan tahun mereka bersama meskipun ketiganya telah berbeda pihak.

Severus ingat bagaimana mereka bertemu. Ketiganya berada di bangku kelas satu saat saling mengenal. Meskipun Severus agak membenci bagaimana dia memasuki Slytherin, tapi nasi telah menjadi bubur. Severus hanya harus beradaptasi dengan keadaannya. Pandangan pertamanya pada Lucius adalah sosok lelaki arogan yang pintar. Dia tak kalah licik dari dirinya. Lucius merupakan anak lelaki tampan yang menyendiri. Mungkin terkadang dia tampak menyenangkan dan menjijikkan akibat melakukannya yang disengaja. Bahkan awalnya Severus sangat membenci lelaki pewaris tunggal keluarga Malfoy saat itu.

Fyi, Lucius muda sangatlah nakal dan pemberontak. Mulutnya menjijikkan karena dia langsung berkata tanpa memikirkannya. Bahkan matanya saja selalu memandang semua siswa dibawah keluarganya. Jelas, fakta tuan tua Malfoy--Abraxas, kakek Naruto--sangat memanjakan Lucius. Apalagi Lucius selalu menghina orang yang dicintainya, Lily Evans.

Benar, Severus mencintainya. Entah dulu, sekarang, maupun di masa depan. Cintanya akan selalu hidup walau gadis itu telah menikah dan kini menjadi setumpuk tulang tua.

Namun, perlahan kehadiran Raja Kegelapan saat itu sedang mendominasi seluruh daratan Britania Raya. Perlahan pengaruhnya memasuki Hogwarts dan anak-anak Slytherin mulai dikenal sebagai orang-orang Raja Kegelapan. Faktanya, memang itu yang terjadi. Remaja-remaja Slytherin saat itu dipenuhi para bangsawan dimana merupakan pewaris dari generasi Raja Kegelapan itu sendiri. Tak heran Lucius menjadi jajaran orang pertama yang memasuki lingkaran Death Eaters.

Severus hanya mengenal Lucius muda secara sekilas saat itu terjadi. Dia hanya menganggap pemuda Malfoy itu menjijikkan dan menghindarinya sejauh mungkin. Apalagi lelaki berdarah campuran itu juga bukan orang yang memiliki banyak waktu untuk ikut campur masalah seseorang. Jadilah, dia hanya sendirian dan terus bersama Lily.

Tapi, gadis secantik teman perempuannya itu pasti akan menarik banyak lebah. Salahsatunya dari ketiga Grinffindor tersebut, James Potter. Lelaki bodoh dan menjijikkan lainnya yang selalu menggangu dia dan mengejar Lily. Ditambah dengan Black, ketiga pemuda Griffindor itu selalu mengejek dan menggangu dia.

Semua itu Severus tahan dengan kuat hanya untuk tetap berteman bersama Lily. Untuk ukuran Slytherin seperti dia menyukai gadis dengan kegigihan seperti itu, tanpa sadar Lucius mulai memperhatikan lelaki bernama keluarga Snipe tersebut.

Dan saat pemuda sombong memperhatikan Severus, dia mulai mengganggu lelaki berdarah campuran lainnya. Awalnya Severus sangat terganggu, tapi perlahan lelaki berhidung bengkok itu mulai melihat kualitas asli seorang Lucius Malfoy.

Nyatanya pemuda berambut pirang platina tersebut seorang lelaki yang kesepian. Dia pemuda kurus kesepian yang tak bebas dalam menentukan pilihan. Semua itu selalu dipaksa tuan tua Malfoy. Baik pendidikan, hobi, sikap, perasaan, dan... mimpi. Mimpinya terenggut sejak Lucius lahir ke dunia ini.

Severus masih ingat, Lucius memiliki punggung tegak namun juga suram. Dia perlahan belajar mengenai kepribadian Lucius dan membuat kesannya pada lelaki itu sedikit berbeda.

Lucius Malfoy tidak lagi semenjijikkan itu dimatanya dan rasa enggan di asrama para ular itu sirna. Dimata orang Severus dan Lucius tak terlalu akrab dan keduanya hanya sebatas teman biasa, namun dibalik itu semua Severus menghormati Lucius. Begitu juga sebaliknya. Setidaknya Lucius lebih baik daripada James.

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang