Volume 2: Chapter 22

873 143 1
                                    

Minerva McGonagall menunggu dengan cemas di depan pintu ruang kesehatan. Keningnya agak berpeluh setelah berteriak dan berjaga di seluruh kastil agar tidak ada siswa yang menyelinap. Apa yang terjadi saat ini pada Nona Malfoy telah diketahui banyak siswa yang tentunya bukankah kabar yang baik bagi para guru. Bagaimana tidak? Keadaan itu membuat para siswa ketakutan dan kacau sebab yang mereka pikirkan sang pewaris Slytherin bahkan mengincar darah murni juga kali ini.

Ada juga beberapa obrolan yang sempat didengar Minerva ketika mengawasi anak-anak kembali ke asrama mereka. Ia mendengar para saksi mengatakan kalau mereka mendengar banyak ledakan keras di hutan kematian meski itu hanyalah samar-samar. Bagaimana pun juga jarak tengah hutan kematian dan kastil Hogwarts lumayan berjauhan. Tak heran hanya samarlah yang terdengar.

Minerva sendiri kesusahan karena beberapa anak asramanya terus bertanya bagaimana keadaan Nona Malfoy atau apakah mereka dapat menjenguknya. Namun, yang paling ia tidak sangka ialah Harry Potter yang pertama kali menemukan Minerva. Harry Potter seorang Griffindor sementara Nona Malfoy milik Slytherin. Minerva juga sangat tahu kalau ayah Nona Malfoy kemungkinan besar seorang Pelahap maut. Mau tak mau ini membuatnya merasa sesuatu hal yang penting yang harus diberitahukan pada Dumbledore.

Minerva menghela napas. Ia meremas jemarinya dengan erat. Kejadian Nona Malfoy ini akan menjadi pemicu apakah Hogwarts ditutup atau tidaknya. Minerva sangat berharap jika itu tidak akan terjadi, tapi probilitas setelah kejadian ini... Minerva menggigit bibir. Ia hanya berharap semoga semuanya baik-baik saja sehingga Nona Malfoy dapat menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Suara langkah kaki membuat Minerva menoleh. Penyihir berjubah antik dan unik yang norak segera muncul dalam pandangannya. Lengkap dengan topi sihir, janggut panjang, dan kacamata bulatnya. Albus Dumbledore ada di depannya dengan wajah serius.

"Bagaimana, Albus?" tanya Minerva cemas.

Albus Dumbledore menghela napas. "Ini perbuatannya," bisik pria tua berumur lebih dari seratus tahun tersebut. Jawaban sang penyihir membuat Minerva tercekat.

"Apa yang terjadi? Bukankah hanya menyerang kelahiran muggle?" Tatapan Minerva menunjukkan kebingungan, "Nona Malfoy bukan kelahiran muggle."

Dumbledore menggeleng. "Saya sendiri tidak tahu, Minerva. Tapi, ini memang terkait dengan kamar itu. Apa yang sebenarnya terjadi hari ini pun belum ada yang bisa menjelaskannya. Sekarang yang kita tahu adalah kalau Nona Malfoy bukanlah gadis kecil biasa. Saya yakin dia akan baik-baik saja dan dapat memberi penjelasan pada kita semua."

Minerva tidak tahu apa yang ada di kamar itu. Memang mungkin Albus tahu, tapi sepertinya cukup rahasia karena kepala sekolahnya bahkan tak mengatakan apapun. Meski begitu, Minerva tahu bahayanya. Bukti bahwa hantu saja bisa membeku, sementara Nona Malfoy yang terlibat perkelahian langsung entah bagaimana caranya dapat selamat adalah hal yang sangat hebat dan berbahaya. Itu hal yang sulit dilakukan bahkan untuk seorang dewasa, namun gadis cilik dengan umur duabelas tahun dapat selamat adalah keajaiban.

"Bagaimana sekolah?" tanya Albus Dumbledore lagi. Tahu benar kejadian ini akan menjadi pemicu badai pada sekolahnya.

Minerva mau tak mau menggeleng. "Tak berjalan baik. Kita harus segera memastikan kalau Hogwarts aman."

Dumbledore tiba-tiba mengingat bagaimana Tom telah masuk ke kastil. Ia tersenyum enggan. "Sayangnya Hogwarts memang sedang tidak aman, Minerva."

Suara pintu terbuka. Pria dengan jubah hitam yang bernoda dan hidung bengkok itu langsung dihadapkan dengan dua penyihir di depan ruangan. Minerva segera menyerbunya yang membuat Severus menggertakkan gigi menahan kekesalannya.

"Bagaimana keadaan Nona Malfoy? Apakah semuanya baik?*

Severus menatap dingin pada Minerva sementara tangannya berada di punggung. Meski begitu. Dumbledore tahu kalau kedua tanhan Severus Tremor hebat. "Jangan tanya aku. Aku harus membersihkan diri." Dengan itu, Severus segera pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan Minerva yang mencoba sabar.

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang