Volume 2: Chapter 14

2.5K 260 18
                                    

Para anggota Royal Snake—Awalnya Naruto sebut Awesome Snake dan langsung diprotes sehingga berakhir dengan Royal Snake—yang terdiri dari saudara Malfoy, Blaise, Daphne, Pansy, dan Theo sepakat. Maka pada jam delapan malam mereka kembali ke Aula Besar. Meja-meja makan panjang sudah lenyap dan panggung keemasan telah muncul di depan salah satu dinding, diterangi seribu lilin yang menyala-nyala di atasnya. Langit-langit sekali lagi gelap pekat dan sebagian besar murid-murid tampaknya berkumpul di situ, semua membawa tongkat dan sepertinya bergairah sekali.

Royal Snake berjalan ke daerah dimana para Slytherin berada. Banyak diskusi senyap yang terjadi diantara para murid. Mereka yang tidak tahu bertanya-tanya siapa yang akan menjadi pengajar dan mengiranya; mereka yang mendengar rumor saling meyakinkan diantaranya.

Royal Snake menyempil sukses ke barisan paling depan. Wajar saja para murid Slytherin langsung menyingkir perlahan begitu mereka memasuki area. Tak seperti murid lainnya yang berdesakan dan memiliki baju agak berantakkan, Royal Snake yang seperti pemimpin mereka masih memiliki baju rapi. Apalagi hanya Asrama Slytherin yang memiliki murid seperti raja atau pemimpin asrama—dalam kasus ini Royal Snake.

Karena Naruto berada paling depan—berjejer dengan teman-temannya—penampilan di atas panggung lebih jelas. Jujur saja Naruto sangat penasaran bagaimana Lord Kegelapan itu mengajar. Ah, mana mungkin lelaki tua itu mau, bukan?? Dia hanya berperan sebagai Lockhart, apa asyiknya itu? Tapi, tetap saja Naruto penasaran.

Tepat saat gadis itu memikirkannya, Caocao–tidak, maksudnya Voldemort dalam Gilderoy Lockhart datang.

Diawasi semua orang, Gilderoy Lockhart memasuki panggung. Dia tampak senang dan gemilang dalam jubah merah tua keunguan, ditemani oleh Severus yang seperti biasa menggunakan jubah hitam.

Draco dan Naruto pernah bertanya mengapa ayah baptis mereka sering menyukai jubah berwarna gelap tersebut. Dan diskusi mereka yang dipengaruhi oleh faktor bagaimana hidup Severus menyimpulkan bahwa: hidup Severus suram maka dirinya sendiri suram. Keduanya yakin kalau Severus menggunakan warna terang maka mata tua milik ayal baptis mereka itu pasti silau.

Melihat Lockhart dan Severus, Pansy menyeringai bangga. Hidungnya terangkat tinggi ke atas mengetahui kalau informasi  benar. Benar-benar tak salah menyebutnya ratu gosip:)

Lockhart melambaikan tangannya menyuruh anak-anak diam dan berseru, "Mendekat, mendekat! Apa semua bisa melihatku? Semua bisa mendengarku? Bagus sekali!"

Naruto yang melihat senyum cemerlang seorang Lockhart tiba-tiba merasa iritasi. Sesering apapun mereka bertemu sebagai guru dan murid, Naruto tak terbiasa melihat Voldemort yang dingin itu bertingkah seperti ini. Seperti idiot. Seperti badut. Uhh....

"Nah, Professor Dumbledor telah memberiku izin untuk membentuk klub duel kecil ini, untuk melatih kalian semua, siapa tahu kalian perlu mempertahankan diri seperti yang sering kualami dalam banyak kesempatan—untuk detail lengkapnya, baca saja buku-bukuku."

Pansy memang menyukai Lockhart. Wajahnya bersinar karena kegembiraan dan antisipasi. Pipinya saja agak memerah melihat senyum di wajah tampan idolanya.

Melihat itu semua, anggota Royal Snake lainnya memutar mata. Oh, ditambah Severus yang meski wajah poker, sikap dan jarak diantara dua guru ufuk terlihat jelas.

"Izinkan aku memperkenalkan asistenku, Profesor Snape," kata Lockhart tersenyum lebar. "Dia memberi tahuku dia juga tahu sedikit–sedikit tentang duel dan bersedia membantuku melakukan peragaan singkat sebelum kita mulai. Nah, aku tak ingin kalian cemas—kalian masih akan memiliki ahli Ramuan kalau aku sudah selesai menanganinya, tak usah takut!"

The berbisik di telinga Blaise, "Bukannya lebih bagus kalau si badut itu yang pergi, ya?"

Blaise tersenyum diam-diam sementara tubuhnya merinding geli. Hembusan napas Theo mengenai tengkuknya dan itu menggelikan!

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang