Volume 2: Chapter 18

1.1K 163 14
                                    

Soree semua.. senang bisa berjumpa lagi. Aku harap aku bisa menyelesaikan segera cerita MNG ini dengan uptade tepat waktu. Oh ya sekedar memberitaukan kalau aku pindah ke Joylada. Cerita MK akan di repost ulang di sana. Usernamenya Rey4U. Jangan lupa untuk berkunjung kesanaaa. Sampai jumpa

"Dray, kamu OK?" tanya Naruto ketika dirinya kembali ke asrama. Bagaimana tidak? Saudaranya itu sedang melamun aneh di depan perapian.

Draco tersentak. Dia terbangun dari lamunannya. "Ah, tidak. Hanya sedang memikirkan sesuatu," jawabnya seraya menggeser pantat di sofa. Dia memberikan ruang untuk Naruto duduk di sampingnya.

"Memikirkan sesuatu? Apa ada yang terjadi?" tanya Naruto heran. "Apa Severus mengatakan sesuatu?" bisik gadis itu. Ia merapat pada Draco agar bisa mendapat kehangatan tubuh. Lagipula Draco berada tepat di depan perapian.

Draco menggeleng. Dia sudah bertanya pada Severus setelah sarapan, tapi yang didapatnya nihil. "Dia tak ingin menceritakan apapun padaku. Entahlah, aku juga tak mengerti."

"Kenapa mereka tak ingin kita tahu?" keluh Naruto. Tak ada siapapun di ruang rekreasi selain mereka berdua. 

"Aku pikir ini ada hubungannya dengan apa yang terjadi di Hogwarts," ujar Draco tiba-tiba. Naruto memandangnya heran. "Kau tahu, di Diaggon Alley, Dad menjual sebuah buku dan meminta penjaga toko untuk menyimpannya. Itu buku hitam dan seperti yang kamu tahu, itu milik My Lord. Sepertinya buku itu sangat penting hingga My Lord datang ke Hogwarts."

Naruto melebarkan matanya. "Darimana kamu tahu kalau My Lord ada di sini?" tanyanya terkejut.

Draco memutar matanya. "Pewaris asli Slytherin tentu saja My Lord. Apa yang ditulis di dinding beberapa waktu lalu merujuk pada My Lord. Aku sudah memberitahukan ini pada Dad, tapi dia tak membalasnya." Sesaat dia mengerjap dan matanya ikut melebar. Terkejut, dia menggenggam kedua bahu Naruto dengan kencang. "Kamu tahu sesuatu tentang ini?!"

Mata Naruto membeku menatap wajah Draco yang menuntut jawabannya. Dalam hati, Naruto mengutuk. Dia keceplosan;)

"Eunh..." Naruto menelan salivanya dengan canggung. "A-aku akan menjelaskan. Tapi, i-itu...." Gadis muda itu melepaskan kedua tangan yang hinggap di bahunya

"Itu apa?!"

"Tenanglah, Dray," ujar Naruto lagi, "aku akan menjelaskan, OK?" bujuknga dengan senyuman canggung. Draco cemberut dan mendiamkan adiknya itu.

"I-ini... My Lord memang benar ada di sini," mata Draco melotot. Padahal tebakan sebelumnya hanya tebakannya saja. Mana dia tahu kalau My Lord benar-benar ada?! "tapi, bukan dia juga pelakunya, mungkin?"

Draco menatapnya tak percaya. "OK bagus. Kau tahu tentang hal besar ini dan sama sekali tak mengatakannya padaku. Apalagi bagaimana bisa kau percaya tentang hal itu?! Kamu tahu My Lord sangat berkeinginan untuk menghabisi muggle."

"Dia tak seburuk itu, kok," balas Naruto dengan kerutan alis di keningnya. Entahlah, dia sepertinya kurang suka jika ada yang berbicara tentang itu. Padahal My Lord eung....

Draco masih melotot menatapnya. Naruto mengerang lalu menutup mata Draco dengan kedua tangannya. "Stop menatapku seperti itu. Aku akan cerita," kesalnya.

"Jadi... aku harus pergi ke toilet. Bye!" Naruto langsung kabur ke luar asrama:) dia meninggalkan Draco yang mematung mendengar penjelasan yang bergantung seperti itu. Sadar Naruto telah pergi, Draco mengumpat.

Beberapa langkah setelah keluar asrama, Naruto mengelus dada dengan lega. "Astaga, itu sangat dekat,"desahnya seraya mengusap peluh di keningnya

"Apa yang dekat?" suara itu membuat Naruto menegang seketika. "Astaga!" teriaknya pelan karena kaget. Naruto menoleh dan ternyata di belakangnya ada si kembar Weasley. "Kalian mengagetkanku!" omel gadis itu.

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang