Volume 2: Chapter 10

2.9K 316 58
                                    

Maaf semuanya... aku jarang jawab comentar kalian.. aku minta maaf bngt... insyaallah mulai sekarang aku akan coba sering jawab coment kalian ya.. Ah, maaf juga jarang up.. tetap tungguin kedua cerita ku, ya. Terimakasih loh udah mau baca.. Tinggalkan jejak dan selamat menikmati.




"Eungmm, " gumaman kecil terdengar di seluruh ruangan yang sepi tersebut. Mata Naruto bergetar sementara kepalanya juga bergerak pelan.

Gadis itu perlahan mulai mengerjap dan membuka matanya dengan pelan. Hal yang pertama Naruto lihat adalah keburamana pelangi dan silaunya cahaya lampu di atas kepalanya. Tak lama keburaman itu sirna dan matanya kembali beradaptasi dengan sinar yang tiba-tiba datang.

Tenggorokannya terasa kering sehingga bahkan Naruto yakin suaranya akan terdengar seperti katak. Jemari lentiknya terangkat  lemas untuk memegangi kepalanya yang terasa berputar.

"Di... mana? " gumam kecil Naruto. Benar saja. Suaranya serak dan kecil hingga Naruto bahkan tak dapat mendengar jelas suaranya.

Suaranya... uh, ini sangat tak nyaman.

Naruto membatin risih. Gadis itu mendesah kemudian kembali memejamkan matanya. Dia sudah tak ingin repot untuk mencari tahu dimana dirinya berada. Pikirannya sedang berantakkan dan terus berputar. Naruto saja dapat melihat ruangan tempat dia berada berputar-putar. Itu sungguh tak membuat keadaannya lebih baik.

Kepalanya terasa pening dan berdenyut nyeri. Akibat lemas, tangan Naruto yang terangkat jatuh dengan pelan ke atas dada. Naruto yakin dirinya sudah tak sadar untuk waktu yang lama. Terbukti dari tenaganya yang seakan habis dan tak memiliki asupan.

Aku benar-benar lemas. berapa hari aku tidak sadar, ya?

Naruto menggeliat kecil dan mulai memasuki alam bawah sadarnya. Dan saat Naruto membuka matanya kembali, dia tak lagi berada di ruangan yang sama. Kegelapan dan kelembaban familiar menyapu tubuhnya. Disini pusingnya tak akan menyakiti jiwanya. Sehingga kepala Naruto tak lagi berdenyut kesakitan dan berputar. Semuanya normal meski tenaganya yang habis tak kembali.

Dari posisi berbaringnya, Naruto menoleh pelan ke jeruji sel dimana Kurama sedang berbaring.

"Kuu, " panggil gadis itu pelan tak bertenaga.

Mata besar rubah itu mengerjap pelan sebelum melirik kembali Naruto. Tatapan matanya yang rumit seakan mencoba menembus diri gadis itu. Dari awal sampai akhir, Kurama tak mengeluarkan suara dan terus menatap Naruto.

Ditatap seperti itu, siapa yang nyaman? Apalagi Naruto yang baru saja bangun dari tidurnya. Gadis itu dengan lemah mengalihkan pandangan ke atas alam bawah sadarnya dan menutup matanya kembali.

"Jangan... menatapku seperti itu, " gumam gadis itu lemas. Dia benar-benar tak ingin beranjak dari posisi berbaringnya.

Kurama mendengus, "Kau benar-benar baru sadar, Gaki? Baka Kitsune, kamu membuat semua orang panik. "

Naruto menghela napas tanpa membuka matanya, "Memangnya itu yang kumau? Aku bahkan tak ingat apa yang terjadi. "

Kurama berkedip dan kembali dalam posisi berbaringnya. "Saat kau sudah merasa lebih baik, segera temui aku. Ada yang harus kita bahas. "

Naruto dengan lemah mengerutkan keningnya. "Apa? "

"Jikapun aku membahasnya sekarang, kamu tidak akan mengerti. " Usai mengatakan itu, Kurama meniup Naruto tanpa memandang gadis pirang tersebut.

Kesadaran Naruto terhempas ke permukaan. Dia langsung tahu jika dirinya tak lagi berada di alam bawah sadarnya. Mengetahui bahwa tubuhnya masihlah lemah, Naruto mendesah dan diam-diam kesadarannya kembali terbang. Mengunjungi alam mimpi yang setidaknya dapat memulihkan tenaganya kembali.

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang