Chapter 13

4.1K 354 17
                                    

Hy, Rezy disini... Suprise 🎉🎉
Aku update lebih cepat dari yang kalian duga🎁 . Hehehe, ini sebagai bentuk terimakasih aku sama kalian yang udh nunggu, baca, dan voted, terutama yg udh follow akunku. Thank's bngt, karena itu aku update dengan segera. Yosh, selamat membaca... Happy Reading....

Dengan bibir terkatup, Tom berdesis, "Pembohong, aku sangat tak suka dengan pembohong, girl...." dengan tatapan ular yang tajam.

Naruto memutar matanya malas, benar-benar menyebalkan. Siapa juga yang berbohong? Dia sungguh-sungguh akan mempertemukan keduanya.

Dan kenapa juga pria tua itu harus marah-marah? Dasar pria tua menyebalkan, egonya tinggi sekali sih.

Dengan pipi yang menggembung dan bibir mengerucut, Naruto mendengus kesal,

"Siapa juga yang berbohong? "

Melihat ekspresi menggemaskan yang dimiliki si gadis pirang, membuat emosinya sedikit mereda. Rasanya senang saat melihat ekspresi kesal itu, benar-benar menggemaskan.

Tapi tentu, ada batas untuk setiap tindakan, kecuali tindakan dirinya. Karena sang Dark Lord tak bisa dihentikan. Begitupun dengan kelakuan Naruto yang terlihat meremehkan dirinya, keterlaluan.

Memikirkan itu, membuat Tom menormalkan ekspresi yang sarat akan emosi, dan menggantikan dengan ekspresi datar yang stabil.

"Kau, gadis kecil seperti dirimu meremehkanku dan bahkan mencoba berbohong. Apa kau tak takut mati? " tanya Tom dengan datar. Dengan sihirnya, ia menggerakan tangan ke arah Naruto.

Sihir itu mengenai leher Naruto dan membuat kepala gadis itu menengadah. Seketika Naruto merasa seseorang sedang mencekik lehernya, mencoba menghentikan pasokan udara yang masuk.

Raut wajah gadis itu terlihat menahan sakit, ia tak bisa bernapas karena cengkraman di leher. Wajahnya yang pucat semakin pucat, dengan kening berkerut menahan sakit juga alis yang bertaut. Walau begitu, mulut sang gadis tetap rapat, tak ingin mengeluarkan suara kesakitan.

Di tengah kesakitannya, Naruto melirik Tom dari ujung matanya. Bibir yang bergetar itu, berucap dan mengukir sebuah seringai,

"A-aku tak ber- bohong. Ka-au salah paha-m, "

Tom tergugu saat ia melihat bola mata biru yang dimiliki gadis itu, saat melirik di tengah kesakitan. Mata itu sejenak terlihat berkilauan, ada genangan air mata dibawahnya. Entah kenapa hasrat untuk menghukum gadis itu menguap seketika, mata itu seperti mencoba menangkapnya. Kemudian menariknya kedalam dasar lautan.

Tom heran akan dirinya, kenapa tak ingin? Tidak... Bukan tidak menginginkan. Namun tidak mampu? Rasa kasihan terselip dalam hatinya. Dengan bibir terkatup, dan alis yang bertaut, Tom mengalihkan pandangan ke bawah sejenak.

Sial, sebenarnya dia kenapa?!

Sedetik setelahnya, Tom mengembalikan fokus pada gadis pirang yang tengah mengeryit kesakitan. Dengan perlahan, tangan yang diarahkan pada Naruto mulai diturunkan.

Membuat gadis itu lega bisa menghirup udara lagi, dengan tersenggal ia terburu-buru untuk menghirup udara secara rakus.

"Uhuk... Uhuk... Apa kau ingin membunuhku, my Lord? " tanya Naruto seraya menepuk-nepuk dadanya, untuk mengusir rasa sesak.

Tom mengangkat dagunya dengan angkuh, "Sayangnya aku tak ingin mengotori tangan ini, " katanya berbohong pada Naruto.

Kotor? Dia bilang jika membunuhku, tangannya akan kotor?

Pikiran itu membuat Santa gadis pirang termenung, perlahan wajahnya berubah menjadi merah karena marah.

Dasar kakek tua sialan!

My New Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang