chapter 10

25.6K 1.1K 59
                                    

Aku tidak tau sudah berapa lama menghabiskan waktu didalam kamar ini dengan pikiran dan perasaan kacau. Perasaan takut, marah, capek, lelah semua bercampur. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku hanya pasrah? Tapi apa yang bisa aku lakukan selain pasrah pada nasib ku?

Kreeeekkkkkk

Aku tersadar dari lamunanku saat mendengar suara pintu terbuka.

"Cassy"

Suara itu seketika membuatku membeku. Pemilik suara itu adalah orang paling terakhir yang ingin kutemui saat ini.

Aku hanya duduk bingung apa yang harus aku lakukan. Aku bahkan tidak berani untuk berbalik dan menghadapnya

"CASSY", panggilnya lagi dengan nada memperingatkan

Selang beberapa detik saja saat aku hendak merespon tiba tiba

Brakkk
Suara pintu tertutup dengan sangat keras yang sontak membuat ku berdiri dan berbalik dengan terkejut

"JAWAB KETIKA KU PANGGIL" , kata dexter lagi dengan suara yang lebih tinggi dan tatapan penuh amarah

Urat dilehernya samar samar terlihat dan matanya menunjukkan ia sedang berusaha untuk menahan emosinya.

"ma maaf.. A aak akuu.. ",jawab ku terbata bata karena takut.

Tak bisa kupungkiri awalnya aku tidak setakut ini tetapi berkat ucapan wanita tadi apalagi dexter yang memberikan tatapan seakan ingin membunuh membuatku takut berlipat lipat padanya.

"aaku.. Aakuu tadi se sedang me memikirkan hal lain" , jawab ku mmbela diri

"oh ya?" ,tanya nya dengan nada menyindiri

Aku hanya menjawab dengan anggukan

"lalu kenapa kau terdengar ragu?" tanyanya kini dengan tatapan licik

"aku hanya terkejut" ,kataku sekarang lebih lantang

"aku akan langsung mengeceknya", katanya sambil tibatiba menunduk dan mendekatkan kepalanya sehingga telinganya sangat dekat didepanku dan... Bukan lebih tepatnya didepan dadaku

"apa yang kau lakukan! Dasar mesum!! ,kataku dengan refleks menjauh mundur

"aku hanya ingin membuktikan sendiri kalau kau tidak sedang berbohong", ujar nya kita dengan menyeringai

"jangan mendekat!" , peringatku saat ia mulai berjalan maju kearahku

"hmmmm" , gumamnya sambil mendekat dan aku pun terus menjauh bersamaan dengan langkahnya

Tapi langkah ku terhenti saat ia menarik pinggang ku dengan paksa

"kenapa jika aku mendekat? Semua yang ada disini miliku cassy" , katanya kali ini dengan tatapan mengintimidasi

Dia benar benar sangat dekat, aku berusaha mendorongnya tapi sia sia. Badannya seperti tempok, aku hanya berani menatap dadanya yang kita hanya beberapa senti didepanku dengan tangan sebagai pembatas diantara kita

Diam

Aku tidak berani berkata

"Lihat aku", perintahnya sambil memperkuat cengkramannya dipinggang ku

"aww! Hentikan!!,  jawabku berusaha melepaskan diri dari cengkramannya

"Tatap aku" , perintahnya lagi kini dengan nada tinggi

Control freak

Kenapa dia selalu ingin mengontrol segala yang ada disekitarnya. Apalagi temperamen buruknya. Menjadi bos bukan berarti seenaknya kan? Dia bos mafia idiot,  diriku yang lain mengingatkan.

The Ruthless Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang