chapter 15

20.7K 1K 34
                                        

Please kindly read this!
(maaf dlm bhs inggris krna saya merasa aneh kalau menulis ini dengan bahasa saya yang kaku)

As you can see i am not really good in writing the male cast's pov and because iam a girl i tend to write something's too soft for a man especially a mafia's point of view and i dont want that. I want my male character (dexter) to be someone's heartless,unpredictable and would give you the real feeling of how a mafia should be to supports the dark romance i'd like to develop.
So from now on instead of writing Dexter's POV when i wanna change the pov i'll just change it to be author's pov which is ofcourse the third party that didn't involve in this story. But i promise you the story will be more interesting than before! Hope u guys can understand 😊

Author's POV :

"cassy"

Suara dingin dari ujung kamar terdengar ,membuat sekujur badan wanita yang sedang berbaring membeku.

"apa kau mau berbaring disana selamanya?"

Karena takut cassy menutup rapat matanya berharap pria itu tertipu. Tapi ia terlalu polos karna obat bius yang diberikan padanya hanya bekerja untuk 8 jam dan hal itu tidak akan lebih dimengerti oleh siapapun selain pria ini yang sering menggunakannya untuk pekerjaan pekerjaan kotor.

Cassy masih saja tetap menutup matanya walaupun tau usahanya akan sia sia tapi sekarang ia terlalu takut untuk menghadapi pria ini.

"haruskah kubangunkan tubuhmu dengan tubuhku?"

Mendengar perkataan itu tanpa sadar pipi cassy menjadi panas

"sialan!", umpatnya dalam hati tapi tentunya tidak berani dikatakan langsung karena ia adalah seorang pengecut

"siapa yang tidak akan menjadi pengecut jika bertemu psikopat seperti pria ini?! " ,pikirnya lagi

Sebuah tangan yang dingin terasa menyentuh tangannya dan siapapun pasti tau siapa pemilik tangan ini.
walau begitu mata cassy tidak juga kunjung terbuka, seperti ada magnet yang menahan agar matanya tetap tertutup.

Tapi tangan dingin itu berpindah dan menyetuh dadanya.

"sialan! Apa yang kau lakukan?!" ,refleksnya karna sangking terkejut sampai lupa kalau ia sedang berurusan dengan ketua mafia psikopat.

"ternyata kau masih hidup", katanya dengan senyuman nakal

Entah kenapa cassy merasa aura pria ini terlihat berbeda.
Ia tidak lagi merasa takut dengan mata biru yang sebelumnya selalu membuat tubuhnya bergetar.

"apa mau mu?!" ,tanyanya lantang dengan tatapan penuh kebencian

Karena pria ini sudah memutuskan untuk menjualnya, ia sekarang tidak peduli lagi. Kalaupun sekarang pria ini mau membunuhnya,ia juga tidak peduli lagi.
Baginya itu lebih baik daripada dinodai.

"bukankah sudah kuperingatkan sebelumnya tentang nada bicaramu padaku?" ,tanya dexter dengan tatapan tajam

"kau sangat lucu! Bukankah aku sudah dijual? Apa aku ada alasan untuk tetap takut padamu?!" ,ucap cassy dengan tatapan yang tidak kalah tajam

"aku tidak jadi menjualmu"

Lagi lagi hanya dengan satu kalimat dunia cassy berubah.
Jika tadi kalimat itu seperti langsung menhancurkan dunianya, tetapi kalimat kali ini seperti memberinya secercah harapan lagi.

"a apa maksudmu?", tanya cassy tidak percaya dengan apa yang didengarnya

"beritahu aku, haruskah aku menyesal karna tidak jadi menjualmu?" , kata dexter dengan dingin sambil duduk disamping ranjang tanpa memutuskan tatapannya dengan cassy

The Ruthless Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang