Cassy POV:
"4 jam sebelumnya*
aku terbangun setelah tidur yang panjang oleh suara bel pintu.
Mata ku perlahan terbuka dan tak lagi menemukan Dexter berbaring disampingku.
Mataku tertuju pada jam yang telah menunjukkan pukul 3 sore.
Semalam atau lebih tepatnya dini pagi tadi tak terjadi apapun.Dexter hanya memaksaku untuk tidur disampingnya dan berjanji takkan melakukan apapun. Aku setuju karna walau ia seorang mafia yang melakukan segalanya secara ilegal namun aku tahu ia selalu menepati janjinya.
Ding!! Ding!! Ding!! Dong!!!
Bel berbunyi terus menerus."Iya sebentar.."
Tubuhku terjatuh karna setengah berlari dan melewati dua buah anak tangga yang tak terlihat olehku."Aw!!!!"
Aku jatuh lagi kedua kalinya saat berusaha berdiri.
Sepertinya kaki kiriku terkilir.Tak memiliki pilihan lain, aku berusaha mengapai sofa disamping untuk membantuku berdiri.
Suara pintu terbuka membuatku terkejut dan untuk sekian kalinya aku terjatuh lagi"Apa yang terjadi?"
Sebuah tangan menangkapku sebelum jatuh menyentuh lantai.Entah sedang berhalusinasi atau mataku salah melihat, Dexter terlihat khawatir.
"Sepertinya kakiku terkilir"
Ia mengendong tubuhku dengan mudah."Apa kau bodoh?"
"Apa?!"
"Haruskah aku mengajarimu cara berjalan yang benar?"
"Jika bukan karna kau tak sabaran dan terus menerus menekan bel, aku juga takkan berlari untuk membukakan mu pintu"
Ia terdiam dan terlihat tertegun sebentar.
"Untuk apa kau menekan bel jika bisa masuk sendiri?! Bodoh!"
Ucapku mengembalikan perkataannya , walau kata terakhir kukatakan dengan nada kecil."Jika sekarang kau ku buang ke kolam itu"
Ia berhenti"Menurutmu bagaimana?"
Tatapannya tertuju kedalam ruangan kaca berisi kolam yang luas."Maafkan aku tuan"
Tersenyum, aku berharap ia hanya bercanda.Setelah menempatkanku diatas ranjang, ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.
Tak membutuhkan waktu lama, bel pintu kembali terdengar.
Dokter yang dipanggil Dexter telah tiba. Ia langsung menghampiriku untuk memeriksa dan mengobati kakiku."Bagaimana?"
Dexter bertanya dengan menyilangkan kedua lengannya."Tak ada yang serius, hanya perlu terus mengoleskan obat ini setiap pagi dan malam dan memperbannya setelah itu. Selain itu ,untuk sementara juga jangan sampai terkena air ya"
Aku mengangguk"Dan jika nanti mengalami pembengkakan atau masih sakit setelah dua hari, segera beritahu aku lagi"
Tangan dokter sambil membaluti pergelangan kakiku dengan perban."Apa kau yakin? Apakah ia masih bisa berjalan? "
Aku memutar bola mataku saat mendengar pertanyaannya."Kakiku bukan patah"
Perkataanku membuat dokter itu tertawa."Berjalan tentu tak masalah, namun kusarankan lebih banyak beristirahat agar cederanya cepat sembuh"
"Baik , terima kasih"
Dexter lalu mengantar dokter keluar setelah selesai mengobatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ruthless Mafia
RomantizmDexter Maston , 28 Bos mafia di Itali yang terkenal akan kebrutalannya, tapi penampilan dan wajah nya tidak sesuai dengan image mengerikan yang selalu orang bayangkan. Ia sangat menawan dengan ciri khas jas serba hitam. Mata biru bagai lautan yang...