Cassy POV :
*22 jam sebelumnya*
" Tapi Aku tak keberatan mengajarimu"
Bibirnya mendekat lalu menciumku lagi. Namun tak seperti dugaan kali ini ia hanya menciumku dengan singkat.
Tangannya menyentuh pipi kananku.
"Jika kau melakukannya sekali lagi..""Takkan kulakukan lagi",
ucapku dengan keras berusaha meyakinkannya karna yang terpenting sekarang adalah agar ia memaafkanku dan bersedia melepaskan borgol borgol sialan ini.Setelah mengusap pipi ku , ia terlihat berpikir sebentar sebelum bergerak melepas borgol borgol yang mengikatku sedari tadi.
Setelah tak ada lagi sisa borgol yang mengikatku, aku langsung duduk menjauh darinya dan menutup tubuh bagian atasku dengan selimut yang ada disamping." Bukankah sudah terlambat? "
Ia bertanya dengan nada mata penuh arti menyipit."Aku bahkan telah merasakannya" , sambungnya membuat seluruh wajahku panas seperti terbakar.
Namun selanjutnya ia melakukan sesuatu yang tak terduga olehku.
Tangannya menyentuh pergelangan tanganku yang terlihat memerah akibat gesekan pada besi borgol tadi."Awww!!"
Refleksku merasakan sedikit perih saat tangannya menyentuh pergelangan tanganku..Dexter kemudian bangkit dan berjalan keluar tanpa mengatakan apapun.
Melihat kesempatan itu, tentunya aku segera memakai kembali pakaianku. Dimulai dengan jeans ku lalu pakaian dalamku yang terletak tepat disampingku.
Saat tak dapat menemukan atasan, aku pun berdiri dan mencarinya dilantai."Oh shittt"
Tentu saja saat diriku mengambil baju robek yang terletak dilantai, ingatan tentang bagaimana sebelumnya Dexter merobek bajuku terulang.
Aku terdiam membatu saat mendengar suara pintu kamar terbuka.
Dexter berjalan masuk kembali dengan sebuah kotak berwarna putih ditangannya."Ughh..tak bisakah setidaknya ia memakai baju dahulu sebelum keluar masuk?", pikirku
Ia menyeringai nakal saat melihat aku yang sedang terdiam berdiri dengan menggenggam baju robekku.
Senyuman bodoh dan tatapannya saat melihat baju robek ini sungguh membuatku malu sekali.
Tangan kiri ku langsung menyembunyikan baju itu."Duduk"
Pria itu berkata atau lebih tepatnya memerintahku lagi dengan suara rendah sebelum ia duduk diatas ranjang.
Tangannya terlihat sibuk membuka kotak yang dibawanya tadi dan mengeluarkan obat obatan."Pergelangan tanganmu perlu diobati"
Lanjutnya saat melihatku ragu tak kunjung bergerak.Walau sedikit terkejut setelah mendengar itu, aku pun berjalan perlahan mendekat lalu ikut duduk menghadapnya.
"Tangan", katanya melihat kedua tanganku yang masih menahan selimut untuk menutupi dadaku
"Aku bisa sendiri..., bolehkah kau keluar saja?" , tanyaku dengan nada rendah.
Sepertinya ia bersikeras karna tak menjawab dan hanya memandangiku seolah menunggu agar aku memberikan pergelanganku untuk diobatinya..
"Atau setidaknya pakailah bajumu terlebih dahulu",
Lanjutku memalingkan wajahJujur saja, berduaan dengannya dengan kondisi hampir tanpa busana dan saling bertatapan sangat membuatku tak nyaman.
Mataku terus tanpa sadar ingin melihat kearah tubuhnya yang dipenuhi tato."Kau tak semalu ini saat tadi aku... "
"STOP", tanganku langsung menutup bibirnya sebelum ia melanjutkan ucapan apapun yang hendak dikatakan dan membuatku malu.
Dexter terlihat sedikit terkejut dengan kelancanganku.
Sebelum ia marah, aku langsung menarik kembali kedua tanganku dari wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ruthless Mafia
RomanceDexter Maston , 28 Bos mafia di Itali yang terkenal akan kebrutalannya, tapi penampilan dan wajah nya tidak sesuai dengan image mengerikan yang selalu orang bayangkan. Ia sangat menawan dengan ciri khas jas serba hitam. Mata biru bagai lautan yang...