Sial.
Umpatan pertama Reksa persembahkan kepada gerimis yang selalu datang tanpa permisi, yang seringkali menitik jatuh pada saat yang tidak tepat, lebih mengesalkan lagi karena tidak mau repot-repot menunjukkan gejala. Misalnya, saat ia berangkat sekolah pada jam-jam kritis dan terancam terlambat, atau di tengah-tengah jam olahraga sehingga dengan terpaksa ia harus menghentikan pertandingan basket yang sedang seru-serunya, atau yang kedengarannya sepele tapi sesungguhnya tak kalah mendesak seperti ketika ia hendak buang air kecil sementara letak toilet bersebrangan dengan koridor kelasnya, sehingga mau tak mau ia harus mengambil jalan memutar demi menghindari gerimis.
Sialan.
Sedangkan umpatan kedua ia tujukan untuk diri sendiri, yang tidak bisa menepati nasihat Fio untuk berhenti atau minimal mengurangi hobi memakinya. Namun apa artinya mengumpat satu dua kali dibandingankan tidak bisa menepati janji yang dibuat sendiri. Janji untuk datang ke auditorium utama, menyaksikan audisi perekrutan vokalis band sekolah, di mana Fio terdaftar sebagai peserta, yang akan atau barangkali sudah tampil.
Dan, ia terlambat, gara-gara ketahuan tertidur sewaktu pelajaran berlangsung, sehingga ketika teman-temannya sudah berhamburan keluar kelas saat bel istirahat menjerit pertama kali, Reksa harus tertahan untuk menerima kultum pagi yang tidak berhasil tercerna dengan sempurna. Lalu semesta, seolah berkomplot bersama Pak Hardi--guru yang tadi menangkap basah ia tertidur--tidak lupa menghadiahkan gerimis ketika Reksa akhirnya diperbolehkan menikmati waktu istirahat yang sudah terpangkas hampir separuh.
Kelas Reksa berada di gedung O3, sedangkan auditorium utama berada di gedung O1, tempat kantor guru, ruang-ruang ekskul, kantor administrasi, UKS, serta ruang BK terpusat. Tidak jauh, hanya perlu menyebrangi halaman berlapis paving block yang kadangkala berfungsi ganda sebagai lapangan sepak takraw lalu melompati sepasang anak tangga. Tidak jauh, hanya saja terhalang gerimis.
Reksa, meski berbadan ceking, berwajah terlalu pucat untuk ras jawanya, dan seringkali dianggap lemah oleh orang-orang yang menjumpainya untuk kali pertama adalah seorang anak laki-laki tahan banting. Yang kukuh berdiri saat main basket dengan banyak kontak fisik tak terhindarkan, yang puluhan kali terjerembab ke selokan saat belajar naik motor untuk pertama kali tetapi tidak menderita luka yang berarti, yang pernah melakukan aksi heroik menyelamatkan kucing terjepit di atap sekolah berbekal tangga lipat, kemudian tersuruk jatuh sebab kaki tangga yang telah merapuh sejak lama akhirnya menyerah patah. Anehnya, anak laki-laki itu tidak menderita memar, hanya sedikit lecet di salah satu lengan dan pipi.
Namun Reksa selalu lemah di hadapan hujan. Lemah karena imun tubuhnya seringkali kalah oleh virus-virus yang dibawa gerimis. Berakhir pilek dan meringkuk di kamar berhari-hari. Ia juga lemah oleh kenangan-kenangan pahit yang dibingkiskan bersama kedatangan gerimis, yang tanpa ampun melemparnya ke tempat-tempat gelap yang tidak ingin ia kunjungi bahkan ingat-ingat lagi. Hal-hal yang tidak ia sukai di hidupnya seringkali dilatari gerimis.
"Hei,"
Reksa tergugah, memikirkan gerimis dan segala teori menyebalkannya justru membuatnya semakin menyia-nyiakan waktu. Ketika ia menoleh ke arah kiri, ia menemukan seorang perempuan berseragam serupa dengannya, dengan rambut hitam panjang yang diikat tinggi-tinggi, menyapa dengan senyum tulus. Jemari tangannya yang panjang dan kurus-kurus menggenggam gagang payung ungu polos yang telah mengembang
"Mau barengan?"
Tidak ada opsi. Reksa mengiakan. Beberapa detik kemudian mereka sudah berjalan bersisian, rapat-rapat agar masing-masing terlindungi dari gerimis yang turun makin rapat dan tak lama akan jadi hujan lebat. Kotak-kotak paving tergenang air, langkah Reksa hati-hati supaya sepatunya tidak dirembesi genangan, semata-mata demi meminimalisir ancaman kutu air.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Hope |√
Teen Fiction[TAMAT] About Hope - Mengenai Harapan Yang Tak Padam Damar dan Reksa itu berbeda. Begitulah yg Fio simpulkan setelah menghabiskan seumur hidupnya untuk bersahabat dengan mereka. Meski kakak beradik, fisik mereka tak sama, kepribadian mereka berlain...