Selamat Membaca......
Mayang itu ibarat keping puzzle penting yang telah lama hilang. Selama ini Fio terus mencari-cari tanpa tahu benar apa yang ingin ia temukan selain jawaban dari rasa kurang akan sesuatu yang tak terjelaskan. Terus menanti tanpa sungguhan memahami apa yang sebetulnya akan datang. Ternyata yang kemudian hadir adalah seorang perempuan manis yang gemar memakai eyeliner tipis secara sembunyi-sembunyi di sekolah, yang badan kurusnya nyaris menyamai Reksa, yang ketika tersenyum menampilkan eye smiling dan menularkan kebahagiaan kepada setiap orang. Serangkaian ciri-ciri fisik yang tidak serasi untuk disematkan dengan mulut tajam kelewat jujur.
Namun Fio tidak terlalu bermasalah dengan ucapan serba anti-saring-saring-klubnya Mayang. Bersahabat dengan dua laki-laki seumur hidup sudah membuatnya kebal akan segala hal serba blak-blakan dan apa adanya. Seperti ungkapan muka kusut ketika ia nekad ke rumah Reksa dan Damar tanpa cuci muka sehabis tidur siang, ejekan muka bertabur cocho chips saat jerawat-jerawat sialan bermunculan di tiap sudut wajahnya selama masa period, dan celaan mirip tante-tante ketika Fio iseng mengaplikasikan make-up berdasarkan tutorial dari beauty vlogger di Youtube.
Seluruh hal tersebut menyebalkan, tetapi tanpa sadar melatih Fio untuk hidup tanpa drama. Mengenal Mayang selama beberapa hari, sudah membuat Fio berani menyebutnya sebagai sahabat. Mayang tidak seperti Tania yang dihadirkan secara situasional ke dalam lingkar pergaulannya, yang secara tidak sengaja berbagi meja yang sama selama enam bulan belakangan, dengan obrolan yang seringkali berlaku satu arah--Tania yang mencerocos tentang sederatan cowok idamannya dan Fio yang mendengarkan tanpa terlalu banyak menanggapi--berteman tanpa benar-benar mengetahui celah satu sama lain.
Mayang adalah perempuan pertama yang dikenalkan Reksa kepadanya bukan sebagai gebetan baru atau soon-to-be-the-next-victim, melainkan sebagai seeorang yang menyelamatkan Reksa dari serbuan hujan dengan payung ungu. Juga sebagai seseorang yang menelaah habis-habisan lukisan Reksa bahkan sebelum mereka sempat saling bertukar nama.
Beberapa hari belakangan, Fio menemukan Mayang duduk di luar ruang band sekolah, menunggunya selesai berlatih dengan sebotol air mineral yang tutup segelnya telah terbuka. Agar Fio mengira bahwa minuman itu dibeli untuk dirinya sendiri, meski kemudian Mayang tidak keberatan Fio menghabiskannya hingga tak bersisa. Mayang mulai mengisi kursi kosong di antara Fio dan Reksa saat mereka makan di kantin, ikut nimbrung dalam segala pembicaraan, dan membantu Reksa mengisi koleksi buku sketsanya.
Bersama Mayang, Fio menemukan cara untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa ia bagi bersama Damar apalagi Reksa. Tentang keluhan nyeri datang bulan yang menyiksa sendi-sendi badan, tentang harga skincare yang meroket naik, tentang rasa tidak percaya dirinya akan lengannya yang bergelambir meski sudah rajin olahraga. Dan yang lebih penting di atas segalanya, Mayang pintar matematika. Sesuatu yang akan menyelamatkan Fio sekaligus Reksa dari marabahaya.
"Ini kenapa rumus translasi sama rotasi pada mirip banget sih, jadinya kan gampang ketuker," keluh Reksa. Suasana perpustakaan yang tadinya senyap terpecah oleh suaranya yang sarat akan frustasi.
Mayang melongokkan kepala untuk mengintip hasil pekerjaa Reksa yang macet pada soal ketiga sejak bermenit-menit yang lalu. "Ternyata otak lo emang nggak berimbang sama tampang ya. Ha ha ha."
Reksa tertawa oleh ucapan pedas Mayang barusan. "Iya ya, seandainya aja muka ganteng bisa bikin Bu Weny suka rela ngasih nilai sembilan."
"Ngayal aja, Sa, sampe bego," sahut Fio sementara perhatiannya masih terpusat pada tugas matematika di hadapannya.
"Ya dia udah bego, Fi, mau sampe gimana lagi?"
Konsentrasi Fio buyar seketika. Refleks, ia menyusul Reksa dan Mayang yang telah terlebih dahulu menyemburkan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Hope |√
Teen Fiction[TAMAT] About Hope - Mengenai Harapan Yang Tak Padam Damar dan Reksa itu berbeda. Begitulah yg Fio simpulkan setelah menghabiskan seumur hidupnya untuk bersahabat dengan mereka. Meski kakak beradik, fisik mereka tak sama, kepribadian mereka berlain...