29. Mengenai Kerusakan

258 21 0
                                    

Semalam, Ruben membohongi Fio untuk pertama kalinya. Bukan kebohongan kecil seperti menyimpan nomor mantan pacarnya yang dikamuflasekan dengan nama laki-laki, tetapi kebohongan kecil yang ternyata menimbulkan rasa bersalah terlalu besar. Sekarang, Ruben di sini, berusaha menindas rasa bersalah itu.

Selagi mengayunkan langkah memasuki areal SMA Pembangunan yang telah sepi, Ruben berusaha memutar ingatan semalam, yang sekali diingat membuatnya mencengkeram kepalan tangannya sendiri berkali-kali lipat lebih erat. Ia masih ingat suara derak ranting pohon rambutan yang diinjaknya tadi malam, rasa dingin yang dibawa malam yang kian menua, segala sesuatu yang ia lihat di balik jendela berteralis lantai dua rumah itu.

Ruben tidak egois. Setidaknya ia berusaha untuk tidak menjadi egois. Mencintai Fio adalah pilihan untuk mencintai segala kerumitan di dalam diri perempuan itu. Kata orang, mengenal seseorang ibarat mengupas kulit bawang selapis demi selapis. Fio adalah lapis-lapis kulit bawang yang bertumpuk sekian banyak, yang setiap lapisan selalu menyimpan kerumitan tesendiri dan kadang kala terasa terlalu pedih.

Persahabatan rumitnya dengan kedua cowok dari masa kecil. Idealismenya dalam bermusik. Motivasi dari cita-citanya. Keluarganya yang tidak seperti keluarga kebanyakan.

Lapangan basket itu masih sama seperti yang terakhir kali Ruben ingat. Lebar dan panjangnya sama seperti lapangan pada umumnya. Lantai semennya yang kasar dilukis dengan dengan logo SMA Pembangunan tepat di bagian tengah, yang kini telah memudar setelah sekian lama terpapar hujan dan panas. Dua tiang keranjang yang gemuk dan tampak kukuh terpasang di kedua ujung, salah satunya tampak lebih baru daripada yang lain.

Ruben menyeberang ke tengah lapangan. Menginjak beberapa helai daun sukun yang rebah di atas semen. Orang yang ia cari duduk di samping logo sekolah. Membelakanginya, dan tidak menoleh oleh suara gesekan sepatunya, hanya punggung yang sudah tidak lagi terbalut seragam itu tampak mengeras. Pesan bertemu ditawarkan Ruben melalui direct message di fitur instagram, meski terlambat beberapa jam Ruben tetap terkejut karena Reksa menyanggupinya.

Ruben selalu punya cara untuk menekan sisi psikologis seseorang dengan gestur-gestur tubuh. Ia bisa saja mengambil tempat duduk di samping tas hitam Reksa tergeletak. Membuat jarak yang tidak terlalu dekat sekaligus tidak terlalu jauh. Menyisakan sebuah ruang yang cukup supaya emosinya berkembang tapi terlalu sempit sehingga tidak bisa meledak, hingga cowok itu terintimidasi.

Namun, kemarahan di dalam dirinya sudah terlampau menggelegak. Tidak ada waktu untuk main-main.

Ruben memungut bola basket di lantai. Memantulkannya di lantai semen dengan tenaga berlebihan hingga debumnya seperti hendak merobek teriakan teratur klub taekwondo yang sedang berlatih di aula.

"Mau lo apa?"

Ruben membiarkan pertanyaan itu menggantung tanpa jawaban selagi ia meluncurkan bola ke dalam salah satu keranjang. "Ayo." Ruben memungut lagi bola yang tadi sempat menggelinding. Mengacungkannya kepada Reksa yang sudah membalik punggung.

Dua laki-laki yang sama tingginya itu kini berdiri berhadapan. Berbeda dengan Reksa yang terang-terangan memandanganya tak suka, Ruben sekeras mungkin meregulasi raut mukanya sendiri, agar tak memebeberkan perasaannya yang sesungguhnya,

"Mau lo apa?" Pertanyaan itu meluncur lagi dengan lebih tegas. Dalam jarak kurang dari satu lengan dari tempat Ruben berada.

Ruben menyeringai tipis. Betapa mudah anak laki-laki di hadapannya itu dikalahkan, caranya memaparkan perasaannya sendiri dari desisan tertahan, dari sorot mata yang tak pernah bertirai, adalah kelemahannya yang tak terbantah. Sejak masih mengenyam pendidikan di sekolah ini, Ruben tidak bisa benar-benar asing dari dua laki-laki Guinandra itu, sebab namanya selalu jadi topik panas dari mulut-mulut para gadis. Mungkin karena sebab yang sama Reksa tidak bisa benar-benar tumbuh dewasa, selalu merasa dunia sedang berputar mengelilingnya.

About Hope |√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang