The Baby

2.5K 154 6
                                    

Soeun baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya ketika dirinya mendengar suara mobil BMW memasuki halaman rumahnya. Tanpa mengintip dari jendela kamarnya, Soeun sudah tahu siapa yang datang ke rumahnya. Soeun segera menyisir rambutnya. Wanita itu pun menghela nafas sebelum keluar kamarnya berjalan menuju ruang tamu. Matanya mendapati dua orang sahabatnya di sana. Si pria tengah duduk santai di sofa sedangkan si wanita tengah berjalan mondar mandir di depan tv.

"Apa yang dia lakukan, Chansung-ah?" Tanya Soeun ketika dirinya telah berada di samping sofa yang diduduki oleh Chansung seraya menatap ke arah Boah.

Chansung hanya mengendikkan bahunya seraya tersenyum ke arah Soeun membuat Soeun menggelengkan kepalanya.

"Apa kau tahu betapa cemasnya aku semalam...!!! Kau tak kunjung menjawab telponku atau membalas pesanku!!! Kau hampir membuatku kena serangan jantung Kim Soeun...!!!" Teriak Boah tiba-tiba seraya menatap tajam Soeun.

Soeun memutar bola matanya.

"Aku wanita dewasa, Boah. Aku punya hak untuk keluar di malam hari tanpamu. Aku bisa menjaga diriku" jawab Soeun seraya duduk di sofa.

Chansung lalu bangkit dari sofa dan menggenggam lembut tangan Boah.

"Sudah kubilang, Soeun akan baik-baik saja. Kecemasanmu terlalu berlebihan" ujar Chansung namun Boah menarik tangannya dari Chansung tak mengindahkan perkataan tunangannya itu.

"Kau adalah sahabat baikku bahkan aku sudah menganggapmu sebagai saudara perempuanku sendiri. Tentu saja aku mencemaskanmu, Soeun. Kau sangat berbeda belakangan ini. Bukan lagi Soeun yang kukenal" jelas Boah dengan suara yang lebih lembut.

Soeun merasa bersalah ketika dirinya mendapati nada kecemasan dalam perkataan sahabatnya itu. Namun ia tetap diam membiarkan Boah menumpahkan semua yang dia rasakan.

"Kau tidak hadir di pesta pertunangan pria itu. Ayahmu bahkan tak tahu kau ada dimana. Aku cemas. Aku takut kau menghilang atau mungkin melakukan sesuatu yang lebih buruk......"

"Aku minta maaf, Boah. Tapi memangnya hal buruk apa yang mungkin akan ku lakukan?" Tanya Soeun namun Boah tak menjawab.

Mata indah Soeun membulat ketika ia mengerti kemana arah pembicaraan Boah.

"Kau mengira aku akan membuang hidupku hanya karena dia mencampakkanku? Bagaimana bisa kau berpikir aku akan melakukan hal seperti itu?!" Tanya Soeun dengan tatapan mata tak percaya sahabatnya itu bisa mempunyai pikiran seperti itu tentangnya.

"Jangan menyalahkanku. Kau mengalami depresi untuk beberapa waktu karena pria itu. Lalu, kau tak hadir di pesta dan ayahmu tak tahu keberadaanmu. Aku tak tahu dimana kau. Tentu saja pikiran buruk seperti itu melintas di benakku" ujar Boah dengan mata berkaca-kaca.

Soeun pun mendekati Boah lalu memeluk sahabatnya itu.

Sementara Chansung hanya menatap kedua wanita itu. Tak ingin mengganggu momen kedua sahabat baik itu.

"Aku minta maaf membuatmu cemas, Boah. Aku juga minta maaf tidak menghubungimu. Tapi, satu hal yang perlu kau tahu Boah aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku hanya untuk pria itu. Aku sudah menyia-yiakan waktu dan cintaku untuknya selama 3 tahun. Dan aku tak ingin melakukannya lagi" ucap Soeun.

Boah lalu melepaskan pelukan mereka.

"Aku memaafkanmu Soeun. Maaf telah meragukanmu" ucap Boah lalu menatap Soeun serius.

"Tapi, darimana saja kau semalam?" Tanya Boah.

Soeun pun lalu menceritakan semuanya pada Boah dan Chansung.

"Wow... that's my girl" komentar Chansung seraya mengacak rambut Soeun membuat Soeun mengerucutkan bibirnya.

Ia baru saja menyisir rambutnya dan Chansung malah membuatnya berantakan. Sementara Boah hanya menatap Soeun dengan senyuman penuh arti membuat Soeun merasa risih.

You're not My First ChoiceWhere stories live. Discover now