His claim

2.7K 139 2
                                    

Jantung Soeun semakin berdetak kencang ketika Junho menggendongnya masuk ke dalam kamar. Matanya tak beralih dari wajah Junho sepanjang perjalanan dari lantai dansa ke depan kamar. Keduanya kini berada dalam kamar yang ditempati Junho. 

Meski amarah masih terukir di wajahnya, Junho menurunkan Soeun dari gendongannya dengan lembut. Pria itu menutup matanya dengan kedua lengannya masih berada di pinggang Soeun. Tak ada satupun kata yang diucapkan Junho. Sementara Soeun menatap Junho dalam diam dengan kedua tangannya berada di dada bidang Junho.

‘Apa yang sedang dia pikirkan?’ Tanya Soeun masih mengamati Junho. 

Postur tubuh Junho yang tegang, rahang yang kaku dan nafas yang masih memburu serta detak jantung yang masih cepat menunjukkan bahwa pria di hadapan Soeun masih berusaha meredam emosinya. 

Sekitar dua menit berlalu.

Soeun masih diam mengamati Junho sementara pria itu masih betah menutup matanya. Ketika nafas Junho mulai kembali seperti normal, perlahan pria itu membuka matanya. Manik hitam Junho menatap Soeun. Emosi yang tersirat dalam sorot mata Junho membuat Soeun tak berani memalingkan wajahnya. Seakan-akan ia terjerat dalam manik hitam milik bos mafia itu.

“Nuneo…..” ujar Soeun dengan nafas tercekat ketika mendapati Junho masih menatapnya dengan intens.

Junho pun menjauhkan tangannya dari pinggang Soeun. Mengambil langkah mundur. Pria itu lalu berjalan mendekati meja yang ada di dekat sofa di sisi barat kamar. Tanpa berkata apapun pada Soeun, Junho menuangkan wine yang ada di meja.

Satu tegukan, dua tegukan. Tak ada tanda Junho akan menyudahi meminum minuman beralkohol itu.

Kenapa dia tak mengatakan apapun?’ 

Soeun bertanya-tanya dalam hati mengenai diamnya Junho. Pria itu seakan mengabaikan keberadaan dirinya. Diamnya Junho membuat suasana menjadi tak nyaman bagi Soeun. 

“Ugh… Nuneo. Apa kau baik-baik saja?” Coba Soeun lagi.

Tangannya menyentuh gaunnya, mengelap keringat yang entah sejak kapan mulai membasahi telapak tangannya. Menanti jawaban dari Junho.

Namun sungguh sayang, pria yang diajak bicara masih juga mengabaikan Soeun. 

Oh… Jadi dia mengabaikan ku sekarang? Lalu untuk apa di membawaku ke sini?‘ Omel Soeun dalam hati.

Wanita itu mulai merasa kesal karena terus saja perkataannya tak dihiraukan oleh Junho. Bahkan pria itu tak menatap lagi ke arahnya. Sibuk menatap ke arah dinding cream polos yang bagi Soeun tak menarik sama sekali.

Soeun pun lalu menghela nafasnya dan mencoba lagi. 

“Lee Junho. Jika tidak ada yang ingin kau bicarakan denganku, aku akan kembali ke kamarku” ujar Soeun.

Soeun masih berdiri di posisinya berharap akhirnya mendapatkan respon dari Junho. 

Satu menit Soeun menunggu,

Namun tak ada respon dari pria itu. Diam nya Junho sekarang membuat Soeun frustasi. 

Oh, childish!!! Whatever!!!! Aku membuang waktuku dengan percuma di sini’ keluh Soeun.

Menyerah dengan sikap Junho. 

Soeun lalu membalik tubuhnya dan bersiap menuju pintu ketika sebuah benda pecah terdengar. Sontak, Soeun berbalik dan menatap ke sudut kamar, sumber suara pecahan itu. Ia pun mendapati pecahan gelas di sana. Ternyata, Junho membanting gelas yang barusan dia gunakan untuk meminum wine itu ke lantai. 

You're not My First ChoiceWhere stories live. Discover now