Soeun menatap penuh keseriusan pada box hitam yang berisi sebuah gaun hitam yang sangat elegan dan terlihat mahal yang disertai secarik kertas yang ditulis dengan tinta emas.
'Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, Kim Soeun. Le Chamber, 7:00 PM. Aku akan menunggumu di sana, my princess'
-Nuneo-
Tak ketinggalan sebuket bunga mawar merah yang cantik. Siang tadi Soeun mendapat kiriman box dan bunga mawar saat dirinya sedang bekerja di rumah sakit. Dahi Soeun tak berhenti berkerut memikirkan siapa pengirimnya. 'Nuneo'. Begitulah nama yang tertulis di secarik kertas yang ada di dalam box yang Soeun dapatkan.
Ini pertama kalinya ia mendapat kiriman paket yang tak ia kenal pengirimnya. Berulang kali Soeun bertanya pada kurir jika mereka mengirimkan barang ke orang yang benar. Begitulah semenjak tiba di rumah, Soeun menghabiskan waktunya duduk di tempat tidur memandangi box hitam dan berulang kali membaca tulisan di secarik kertas berusaha mengingat-ingat jika ia mempunyai teman bernama Nuneo atau pernah bertemu dengan orang bernama Nuneo.
"Yah! Aku yakin 100% tidak pernah bertemu dengan orang yang benama Nuneo ini" teriak Soeun frustasi sambil menarik rambutnya lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya.
Lima menit kemudian, Soeun melirik jam yang ada di atas meja di samping tempat tidurnya. 6:00 PM. Dua jam lagi pesta pertunangan mantan kekasihnya akan dimulai.
Soeun lalu menghela nafas ketika hatinya masih merasa sakit ketika mengingat nama Sangyeob. Meski ia yakin dirinya sudah bisa menerima kenyataan bahwa Sangyeob tidak memilihnya, tapi masih ada sedikit rasa sakit ketika ia tiba-tiba teringat pria itu. Tapi Soeun menerima rasa sakit itu. Semuanya butuh waktu. Proses memang terkadang melelahkan dan menyakitkan, tapi Soeun yakin akan tiba saatnya ia benar-benar melupakan Sangyeob. Melupakan rasa cinta dan rasa sakit untuk pria itu.
'Aku tidak ingin hadir di pesta. Tapi aku tidak ingin ayah sendirian di sana' pikir Soeun lalu menutup matanya berusaha menimbang apa yang akan ia putuskan.
Tak lama kemudian mata Soeun terbuka kembali.
'Aku punya cukup waktu untuk pergi ke Le Chamber sebelum pergi ke pesta dengan ayah. Aku rasa tidak ada salahnya menemui orang yang mengirimkan box padaku. Siapa tahu aku memang mengenalnya. Alright. Putus cinta bukan berarti aku tidak bisa bersenang-senang dan mendapat teman baru. Aku yakin pria Nuneo ini adalah pria baik' pikir Soeun lagi lalu segera bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Itu lah salah satu kelebihan Soeun atau bisa juga jadi kekurangannya. Terlalu mudah untuk percaya pada orang lain. Manfaat ataukah kerugian yang Soeun dapatkan nanti dari karakternya itu, akan kita ketahui segera.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sudah sepuluh menit Soeun tiba di Le Chamber. Namun orang yang ditunggunya tak jua muncul. Soeun sudah bertanya pada bartender jika dia mengetahui ada seorang yang bernama Nuneo yang tiba di Le Chamber. Namun sungguh sayang, hasilnya nihil.
Di sinilah Soeun, duduk seorang diri di sebuah meja yang tak jauh dari lantai dansa. Dirinya mengenakan celana jeans biru yang dipadukan dengan setelan kaos putih tanpa lengan yang menampakkan tubuh seksinya di bagian dada dan juga leher. Pakaian yang dia kenakan memang tidak seseksi para wanita lain pengunjung Le Chamber. Namun, untuk ukuran seorang Kim Soeun, apa yang dia kenakan malam ini cukup terbuka. Kaos yang dia kenakan membuat leher seksi dan mulusnya terpampang. Cukup bisa menggoda bagi pria untuk melesakkan kepala mereka di ceruk leher Soeun.
YOU ARE READING
You're not My First Choice
Romans"Broken heart girl bounds by bump with cold heart Mafia Leader" ******** --Kim Soeun-- Perawat yang cantik dan berhati baik. Dicampakkan oleh kekasihnya setelah menjalin hubungan selama 4 tahun membuat Soeun patah hati. Gadis cantik dibalik penampil...