Taken

2.3K 112 1
                                    

Tuan Lee tengah memandangi foto keluarganya di ruang kerjanya ketika pintu ruangan kerjanya diketuk dari luar. Dengan cepat, Tuan Lee pun menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Pria paruh bayah itu berdeham untuk sesaat, sebelum kemudian menjawab ketuka di pintu ruangan kerjanya.

“Masuk”

Pintu pun dibuka. Nampak Soeun di pintu dengan membawa sebuah nampan. Soeun sedikit kepayahan harus memegang nampan dengan satu tangan dan tangannya yang lain memegang knob pintu.

Sontak, Tuan Lee pun bangkit dari kursinya dan bersegera menghampiri Soeun.

“Apa yang kau lakukan Soeun?” Tanya Tuan Lee sembari mengambil nampan yang ada di tangan Soeun.

Pria paruh bayah itu mengamati apa yang ada di nampan. Semangkuk sup rumput laut dan sepiring cheese cake.

“Aku membuatkannya khusus untuk Ayah Sungmin. Aku selalu mengkonsumsi sup rumput laut dilengkapi sebuah dessert manis ketika perasaanku sedang tidak baik. Ku harap perasaan ayah sedikit membaik jika ayah juga mengkonsumsi apa yang biasa aku konsumsi” ucap Soeun dengan nada bicara yang penuh semangat.

Tuan Lee mengalihkan tatapannya dari nampan yang sedang dia pegang ke Soeun. Pria itu tersenyum tulus.

“Terima kasih Soeun. Tapi kau tak perlu repot-repot, ada pelayan di rumah ini. Ayah tak ingin kau kelelahan, plus Junho akan mengomel jika tahu aku membuat istri tercintanya kelelahan” terang Tuan Lee.

Soeun pun tersenyum kecil.

“Tidak ayah, aku tidak repot dan membuat makanan ini tidak membuatku kelelahan. tsskk….Ayah Sungmin sama saja dengan Junho. Berhentilah bersikap seolah-olah aku tak bisa melakukan apapun hanya karena aku hamil. Lagi pula ayah, jika pelayan yang membuatkannya, hasilnya akan berbeda. Rasanya mungkin sama, tapi di dalam makanan ini aku menambahkan bumbu spesial, kasih sayang seorang menantu untuk ayah mertuanya” ucap Soeun sambil mengedipkan matanya.

Tuan Lee pun tertawa.

Lalu pria itu berjalan menuju meja kerjanya dan meletakkan nampan yang berisi makanan tadi di atas meja. Tuan Lee mendekati Soeun kemudian memegang kedua bahu Soeun dengan lembut. Pria paruh bayah itu menatap ke dalam manik hitam Soeun dengan penuh keseriusan.

“Ayah minta maaf Soeun. Kau pasti kebingungan dengan semua yang terjadi. Hanya saja, apa yang terjadi dalam Keluarga Lee sangat rumit terlebih lagi soal Yubi. Ayah maupun Junho tak bermaksud merahasiakan hal ini selamanya darimu, hanya saja…. ayah tak tahu kapan waktu yang tepat atau bagaimana memulai perbincangan mengenai hal ini dengan mu”

Soeun pun meletakkan satu tangannya di atas tangan Tuan Lee yang berada di atas bahunya.

“Tidak apa ayah, aku mengerti. Setiap keluarga mempunyai cerita tersendiri dan terkadang ada hal-hal yang sulit untuk dibagi pada yang lain. Ayah tak perlu mencemaskan perasaanku. Iya, aku memang sedikit bingung, tapi bukan masalah. Yang terpenting saat ini adalah kembalinya Yubi ke dalam keluarga ini dengan selamat tak kurang apapun. Pertama kali aku mendengar nama Yubi terucap dari mulut Yubi yaitu beberapa waktu lalu..."

Soeun terhenti sesaat, sembari mengingat apa yang terjadi saat Junho menangis dalam pelukannya di rumah pribadi Junho di malam itu. Lalu senyuman lucu pun terukir di wajahnya.

“Saat itu, aku berpikir bahwa Yubi adalah mantan kekasihnya Junho di masa lalu. Aku cemburu karena suamiku itu menangis dan terluka untuk wanita bernama Yubi. Dan ternyata sekarang aku tahu bahwa wanita itu adalah adik iparku sendiri” lanjut Soeun sembari menggeleng kepalanya.

Ia merasa konyol karena telah cemburu pada wanita yang tak lain adalah adiknya Junho.

Tuan Lee pun ikut tersenyum.

You're not My First ChoiceWhere stories live. Discover now