Warning : Ada adegan kekerasan di akhir chapter ini. Bagi yang tidak suka atau tidak nyaman untuk membacanya, silahkan diabaikan atau dilewati saja ya.
---
"Oppa, Bagaimana….? Apakah mereka sukses melenyapkan wanita itu?”
Pria yang memakai kemeja hitam itu pun menoleh ke arah sumber suara feminim yang mengajukan pertanyaan padanya. Dengan perlahan pria itu meletakkan gelas wine nya di meja dan menghampiri wanita cantik yang masih duduk di tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuh mulusnya yang tanpa busana itu. Pria itu lalu duduk di tempat tidur dan membelai lembut pipi wanita itu.
“Kau tak usah cemas, Sohee. Oppa pastikan kau mendapat kabar bagus soal wanita itu?”
Wanita yang bernama Sohee itu pun menepis tangan pria yang membelai pipinya.
“Tapi, hingga saat ini anak buahmu masih belum memberikan kabar padamu, apakah mereka berhasil atau tidak” ujar Sohee dengan suara yang tak sabar.
Pria itu pun hanya tersenyum melihat kekesalan dan ketidaksabaran di wajah wanita yang ada di hadapannya itu.
“Oppa sudah berjanji untuk membantumu, kau tak usah cemas. Lagi pula, Sohee-ah, melenyapkan wanita hamil bukan perkara sulit. Kau harus percaya pada oppa, oke?”
Pria itu pun lalu bangkit dari tempat tidur, beranjak mengambil gelas wine yang dia letakkan di meja tadi.
“Sungguh sayang wanita cantik sepertinya tidak bisa berumur panjang” gumam pria itu sambil kembali meneguk winenya.
Alis Sohee mengerut. Rupanya wanita itu masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu
“Apa yang oppa katakan?” Tanya Sohee dengan suara yang ketus.
Pria itu menyengir.
“Wanita bernama Kim Soeun itu sangat cantik dan mempesona. Tak heran jika Junho-mu jatuh pada pesonanya”
Sohee mendengus, kecemburuan pun menyelimutinya.
“Junho hanya dibutakan oleh kecantikannya. Wanita itu sangat licik oppa. Dia menjerat Junho dengan kehamilan. Junho bukan pria yang akan memberikan hatinya untuk seorang wanita. Dia hanya menjaga wanita itu disisinya karena bayi yang dikandung wanita itu. Meskipun aku masih meragukan anak yang dikandung wanita itu adalah anak Junho. Aku mengenal Junho, dia selalu berhati-hati dan memastikan bahwa tak ada anak dari hasil hubungan di ranjang.. Tsskkk,….Oh, tapi tenang saja, aku akan membantu Junho lepas dari jeratan wanita itu segera dengan melenyapkan wanita itu…” ujar Sohee sembari tersenyum manis dan mengedipkan matanya pada pria yang saat ini berada di sebuah kamar hotel di Seoul.
“Ya. Itu lah mengapa oppa memenuhi permintaan mu untuk tinggal di Korea untuk beberapa waktu” ucap pria itu yang balas tersenyum pada Sohee.
‘…ya aku akan membantumu membalas rasa sakit hatimu dengan menyingkirkan wanita itu. Aku tidak peduli jika Junho mencintai wanita itu atau tidak, tapi aku yakin dengan menyingkirkan wanita itu, aku akan membuat Junho merasakan rasa bersalah karena bertanggung jawab atas hilangnya dua nyawa sekaligus. Ini adalah pembalasan awal dariku untuk mu, Lee Junho” lanjut pria itu di dalam hati.
**************************************
Junho sedang menghadiri rapat internal kelompok mafia The Dragons ketika tiba-tiba iphone-nya bordering. Pria itu mengangkat iphone-nya sembari matanya masih menatap tajam pada salah satu bawahannya yang sedang mempresentasikan materi terkait perkembangan bulanan setiap aktivitas kelompok mafia tersebut.
Jika ada yang bertanya, apakah diperbolehkan untuk menerima panggilan telepon saat rapat? Jawabannya tentu saja boleh jika kau ingin mendapat sanksi. Tidak ada yang diperbolehkan menerima panggilan telepon saat rapat kecuali boss mafia itu sendiri dan orang-orang yang termasuk dalam kategori para pembesar dalam kelompok yang kewenangannya dan kekuasaannya sangat besar meski masih berada di bawah Boss.
YOU ARE READING
You're not My First Choice
Romance"Broken heart girl bounds by bump with cold heart Mafia Leader" ******** --Kim Soeun-- Perawat yang cantik dan berhati baik. Dicampakkan oleh kekasihnya setelah menjalin hubungan selama 4 tahun membuat Soeun patah hati. Gadis cantik dibalik penampil...