Missing Her

2.2K 114 1
                                    

"Terima kasih. Bunganya sangat cantik" ujar Soeun sembari mencium sekilas sebuket bunga yang dihadiahkan oleh Suzy padanya.

Suzy pun tersenyum. Ia merasa senang jika Soeun menyukai buket bunga mawar merah yang dia bawa. Ya. Sore ini, Soeun tengah menghabiskan waktunya dengan membaca buku ketika Suzy datang mengunjunginya.

"Dimana aku bisa meletakkannya?" Tanya Suzy menoleh ke seluruh penjuru ruang tamu rumah Soeun.

"Letakkan saja di vas bunga di dekat televisi" jawab Soeun seraya menunjuk ke arah televisi dan menyerahkan buket bunga mawar tersebut pada Suzy.

Suzy lalu melangkah ke dekat televisi dan memasukkan bunga yang dia beli untuk Soeun ke dalam vas bunga yang ada di sana. Setelah itu, Suzy pun duduk di samping Soeun yang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan sebuah novel tebal di pangkuannya.

"Apa yang sedang kau baca?" Ujar Suzy melirik buku di pangkuan Soeun.

"Attraction" jawab Soeun.

Suzy cuma bergumam, ia bukan penggemar buku. Jadi ia tak berminat membahas buku tersebut dengan Soeun. Suzy mengamati Soeun yang ternyata sudah fokus kembali pada buku di pangkuannya. Lalu wanita itu memalingkan wajahnya ke layar televisi yang sedang menyala. Tak lama kemudian, Suzy pun menatap Soeun lagi. Lalu kembali ke layar televisi. Terus saja begitu untuk beberapa waktu.

Soeun pun menghela nafas. Bukan ia tak menyadari apa yang dilakukan oleh Suzy, hanya saja Soeun memberikan kesempatan pada Suzy untuk mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan.

'Sampai kapan dia akan melirikku seperti itu?' Keluh Soeun dalam hati.

Soeun lalu menutup buku yang dia baca. Jelas saja, dirinya tak akan bisa fokus membaca buku lagi saat ini. Tidak dengan keberadaan Suzy di sampingnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Suzy-ah?" Tanya Soeun.

Suzy menatap ke arah Soeun sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. Mengabaikan sepenuhnya televisi yang ada di depannya.

"Bagaimana kondisimu? Maksudku jika aku mengatakan sesuatu yang sensitif akankah itu membahayakan keponakanku?" Ujar Suzy memulai pembicaraan.

"Tentu saja tidak. Kami baik-baik saja...."

Soeun menghentikan perkataannya lalu memicingkan matanya.

'Sepertinya aku tahu apa yang ingin dia katakan' tebak Soeun dalam hati.

"..... apa ini ada kaitannya dengan kakakmu?" Tanya Soeun.

Suzy terdiam sesaat, tidak menyangka Soeun tahu apa yang akan dia sampaikan. Suzy pun mengangguk kan kepalanya perlahan.

Ya. Alasan dirinya mengunjungi Soeun sore ini adalah terkait dengan Junho. Telepon dari Wooyoung dua hari yang lalu cukup membuat salah satu putri Tuan Lee itu cemas.

"Suzy-ah. Aku khawatir pada Junho. Pria itu membenamkan dirinya dalam segudang pekerjaan tanpa henti. Dirinya terus saja bekerja dari pagi hingga ke pagi. Dia bahkan hanya pulang ke apartemennya selama tiga jam lalu kembali ke base camp. Dia juga sering melewatkan jadwal makannya. Aku khawatir padanya. Suzy-ah, ini ada kaitannya dengan Soeun. Bisakah kau membantu oppa?" terang Wooyoung saat berbincang dengan Suzy kala itu.

Ingatan percakapan itu membuat Suzy memejamkan matanya, lalu wanita itu pun menghela nafasnya.

'Baiklah Suzy. Ini semua demi Junho oppa. Ayah tak perlu tahu soal ini. Kau bisa meminta Soeun merahasiakan hal ini dari ayah' pikir Suzy dalam hati.

Suzy lalu menatap Soeun dengan penuh keseriusan.

"Bagaimana hubunganmu dengan Junho oppa?" Tanya Suzy.

You're not My First ChoiceWhere stories live. Discover now