Soeun tengah duduk di tempat tidur seraya menatap ke langit-langit kamar vvip tempatnya di rawat. Percakapan pendeknya dengan Haneul beberapa menit yang lalu hadir kembali di benaknya.
--flashback--
“Apakah my baby baik-baik saja Dokter?” Tanya Soeun pada Haneul dengan nada cemas.
Soeun masih bisa merasakan bahwa bayinya masih berada dalam kandungannya yang menandakan dirinya tak kehilangan bayinya. Namun, tetap saja kecemasan sesuatu yang buruk terjadi pada bayinya masih melekat dalam diri Soeun. Bagaimana tidak? Ketakutan yang melandanya sesaat sebelum dirinya kehilangan kesadaran di kamarnya kala itu sangat besar.
Mendengar perkataan Soeun yang sarat akan kecemasan, senyuman hangat pun terukir di wajah tampan dan bersih Haneul. Senyuman yang menenangkan.
“Untuk saat ini ya. Tak ada yang perlu dicemaskan lagi. Tapi Nonna Kim, hal yang buruk mungkin terjadi jika anda kembali mengalami pendarahan” jelas Haneul dengan nada memperingatkan.
Soeun terdiam. Ada rasa bersalah yang menderanya. Soeun menunduk, menatap perutnya. Kesedihan nampak di raut wajah cantiknya.
“Aku belum menjadi Ibu yang baik untuknya. Tak seharusnya aku membiarkan emosiku mempengaruhiku” sesal Soeun sembari mengelus pelan perutnya dengan penuh kasih.
Haneul pun merasa simpati untuk Soeun. Pria itu lalu mendekati Soeun dan menepuk pelan pundak Soeun.
“Kau sudah melakukan yang terbaik hingga saat ini Nonna Kim. Aku bisa melihat semua itu. Untuk selanjutnya, kau hanya perlu memastikan dirimu merasa selalu happy dan rileks. Dengan demikian, putramu akan baik-baik saja” lanjut Haneul berusaha menyemangati wanita di hadapannya.
Soeun adalah wanita yang dia hormati. Haneul punya firasat bahwa Soeun adalah orang yang penting bagi Junho, sahabatnya. Pria itu tidak buta. Dia bisa melihat berbedanya sikap Junho pada Soeun, sangat berbeda dengan bagaimana Junho memperlakukan wanita lainnya yang bukan keluarganya. Meski mungkin untuk saat ini, hubungan antara Soeun dan Junho masih belum jelas.
Soeun mengangguk. Memahami maksud Haneul.
‘Be happy and rileks…. tunggu!!!!‘ pikir Soeun.
Mata Soeun membulat sempurna ketika dia menyadari perkataan Haneul. Tepatnya kalimat terakhir yang diucapkan oleh dokter muda itu.
Soeun mengangkat wajahnya dari perutnya lalu menatap Haneul dengan mata yang terbelalak.
“Putra? Bayiku berjenis kelamin laki-laki?” Tanya Soeun dengan antusias.
Antusiasme Soeun yang besar membuat Haneul terkekeh lalu dokter muda itu pun mengangguk. Senyuman lebar pun menghiasi wajah Soeun yang masih terlihat pucat. Bak seseorang yang mendapatkan sebuah kado ulang tahun yang sangat dia inginkan. Begitulah, mata Soeun berbinar. Kebahagiaan terpancar di sana.
“Hello, my boy” sapa Soeun pada bayi di perutnya.
Soeun mengelus perutnya penuh sayang. Air mata haru pun menetes di pipinya.
“Mommy berjanji ke depannya tak akan terjadi sesuatu lagi padamu. Mommy akan menjagamu, my boy” ucap Soeun penuh dengan kesungguhan.
‘Mommy akan menjagamu. Kau adalah hidup mommy’ lanjut Soeun dalam hati.
Haneul masih mengamati Soeun yang masih sibuk mengelus perutnya dan menyapa bayinya.
‘Wanita ini benar-benar menyayangi bayinya. Senyuman sangat pantas di wajah cantiknya. Andaikan saja ada Junho di sini‘ pikir Haneul.
Lalu seakan teringat sesuatu, Haneul pun berdeham pelan membuat Soeun menoleh padanya.

YOU ARE READING
You're not My First Choice
Romance"Broken heart girl bounds by bump with cold heart Mafia Leader" ******** --Kim Soeun-- Perawat yang cantik dan berhati baik. Dicampakkan oleh kekasihnya setelah menjalin hubungan selama 4 tahun membuat Soeun patah hati. Gadis cantik dibalik penampil...