“Tidak ayah, seperti halnya tahun kemarin, aku hanya akan mengirimkan hadiah untuknya di tahun ini” ujar Suzy pada Tuan Lee yang ada di seberang telepon.
Saat ini Suzy tengah berada di apartemen milik Sangyeob. Keduanya memutuskan mulai tinggal bersama menilik hari pernikahan yang tinggal 10 hari lagi. Namun, tentu saja keduanya akan pindah ke sebuah rumah mewah setelah mereka menikah, sebuah rumah sebagai hadiah pernikahan dari Tuan Lee untuk putri tercintanya.
“Oh….” gumam Tuan Lee
Suzy lalu mematikan televisi, tak lagi tertarik untuk menonton drama yang sepuluh menit lagi dia tonton.
“Bagaimana dengan ayah? Apakah ayah akan mengunjunginya?” Tanya Suzy dengan nada bicara yang hati-hati.
Terdengar suara helaan nafas dari seberang telepon.
“Ayah sangat merindukannya, Suzy. Ayah sangat ingin mengunjunginya langsung, tapi tiap kali ayah melihat wajahnya, ayah akan teringat dengan mendiang ibumu…” ujar Tuan Lee, perkataannya terhenti ketika.
Suzy masih diam, tak berkomentar apapun, wanita itu sangat yakin bahwa ayahnya belum menyelesaikan perkataannya. Pria paruh bayah itu nampaknya sedang mengendalikan emosinya, sebelum melanjutkan lagi apa yang ingin dia katakan.
“…. ayah merindukan mereka” lanjut Tuan Lee dengan nada lirih hampir-hampir saja Suzy tak mendengarnya.
Nafas Suzy tercekat, jelas pertanda dirinya mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya barusan. Wanita itu kemudian menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang tiba-tiba saja sudah memenuhi pelupuk matanya. Suzy tak ingin menangis. Lagi. Untuk kesekian kalinya. Untuk alasan yang sama. Untuk kesedihan yang tak tak pernah hilang.
‘Kuatkan dirimu, Suzy-ah’ ujar Suzy pada dirinya sendiri.
Bak mantra yang dirapalkan berharap air matanya tak tumpah.
Setelah menarik nafas berkali-kali, Suzy pun membuka mulutnya.
“Aku juga ayah. Aku merindukan mereka. Always” dan sambungan telepon pun berakhir.
Suzy beranjak dari ruang tamu, lalu berjalan menuju kamar tidur dan merebahkan tubuhnya di sana. Sejujurnya, Suzy berencana berkencan dengan Sangyeob setengah jam lagi, namun dirinya tak lagi menemukan antusiasme untuk itu. Tidak ketika kesedihan kembali menyelimutinya. Air mata yang sedari tadi dia bendung pun akhirnya tumpah jua ketika kenangan beberapa tahun silam kembali melintas di benaknya.
*flashback (8 tahun silam)*
“Kau tampak bahagia, oppa” celutuk Suzy pada kakak laki-lakinya yang duduk di sofa yang sama dengannya di ruang tamu.
Mendengar komentar adik kecilnya, Junho pun mengalihkan tatapan matanya dari iphonenya untuk sejenak. Pria itu menyunggingkan senyuman manis dilengkapi eye smilenya.
“Ya. Kau tahu Hee Soo dan kakakmu akan berkencan ke Busan besok” jawab Junho dengan nada sumringah.
Pria itu nampak bahagia dan sangat antusias. Bagaimana tidak. Setelah satu tahun, akhirnya Junho berhasil menjadikan wanita yang disukainya sebagai kekasihnya. Well, lebih tepatnya his first girlfriend. Saat ini, Junho adalah salah seorang mahasiswa ekonomi dan bisnis di tahun kedua. Pria itu menyukai seorang gadis bernama Hee Soo sejak dirinya menjalani masa orientasi mahasiswa baru. Bisa dikatakan, cinta pada pandangan pertama.
Mata Suzy berbinar mendenarnya.
“oo..oooo….oooo. congratz. Jangan lupa untuk membawakan oleh-oleh untukku” celutuk Suzy merasa senang dengan jalinan asmara kakaknya yang dijawab dengan anggukan dari Junho.
YOU ARE READING
You're not My First Choice
Romansa"Broken heart girl bounds by bump with cold heart Mafia Leader" ******** --Kim Soeun-- Perawat yang cantik dan berhati baik. Dicampakkan oleh kekasihnya setelah menjalin hubungan selama 4 tahun membuat Soeun patah hati. Gadis cantik dibalik penampil...