Chansung terus saja menatap ke arah pintu salah satu kamar ICU, tempat Soeun berada saat ini. Ya. Saat ini, Chansung tengah duduk di kursi tunggu yang tersedia di depan ruangan itu. Sudah satu jam berlalu, namun dokter Kang yang menangani Soeun tak kunjung keluar dari ruangan. Hanya sesekali beberapa perawat yang keluar masuk mengambil beberapa peralatan dan bahan medis yang Chansung pun tak tahu apa itu. Hal itu jelas membuat Chansung bertambah gelisah. Kecemasannya semakin meningkat saja.
“Bukankah akan lebih baik jika kau mengganti pakaianmu dulu?” Tegur sebuah suara feminim dari sisi sebelah timur tempat Chansung duduk.
Chansung memalingkan wajahnya dari pintu kamar ICU ke sumber suara. Di sana tampak Suzy. Sepertinya wanita itu baru saja kembali setelah pergi ke suatu tempat untuk beberapa menit. Namun, Chansung tak ambil pusing dengan apa yang dilakukan oleh Suzy beberapa waktu sebelumnya. Chansung pun menatap Suzy untuk bebeberapa detik sebelum menjawab pertanyaan Suzy.
“Penampilanku bukan lah hal yang perlu aku cemaskan untuk saat ini….” ujar Chansung sambil tersenyum kecil.
Lalu Chansung menaikkan satu alisnya masih dengan menatap Suzy.
“Bukankah sebaiknya kau pulang Suzy? Sekarang sudah pukul 1 dinihari” lanjut Chansung seraya melirik ke arlojinya.
Chansung tidak bermaksud mengusir Suzy, hanya saja dirinya memandang bahwa sudah waktunya Suzy beristirahat. Selain itu, ada dirinya yang menungguin Soeun dan Chansung yakin tak lama Boah dan Tuan Kim akan tiba di rumah sakit.
Ya. Tepat setelah Soeun dimasukkan ke ruang ICU, Chansung langsung menelepon Boah dan meminta Boah segera ke rumah sakit bersama dengan Tuan Kim. Chansung yakin, atasan mereka yang tak lain adalah ayah Sangyeob tak keberatan jika keduanya pulang lembur lebih awal dari karyawan lainnya.
Suzy tersenyum kecil pada Chansung.
“Nah, aku akan tetap disini menunggu kabar soal Soeun. Lagipula sepertinya tak lama lagi ayahku akan tiba di sini…” ujar Suzy.
‘Aku yakin ayah akan langsung menuju ke sini setelah aku meneleponnya tadi’ pikir Suzy masih ingat jelas keterkejutan dari nada bicara ayahnya lewat sambungan telepon.
“Dan mungkin juga Junho oppa akan tiba di sini” gumam Suzy dengan suara yang sangat pelan karena tak yakin jika Junho akan datang, sehingga Chansung tidak mendengar kalimat terakhir yang Suzy ucapkan.
‘Ku harap Junho oppa tidak bersama dengan Sohee saat ini. Jika benar, aku akan mencambak rambut mereka berdua’ komentar Suzy dalam hati.
Jelas Suzy masih jengkel dengan kejadian di bar. Namun, kekesalan Suzy segera terlupakan ketika mendengar Chansung berbicara lagi padanya.
“Tuan Lee? Mengapa beliau harus datang ke sini?” Tanya Chansung dengan nada polos.
Seakan tak mengerti mengapa bos besar Big Jun Corp. Harus repot-repot datang ke rumah sakit diwaktu dini hari seperti sekarang ini.
‘Ku dengar Tuan Lee sempat memuji kinerja paman. Tapi aku tak mengerti jika Tuan Lee sampai meluangkan waktunya untuk mengunjungi seorang putri dari salah satu pegawainya’ pikir Chansung.
Suzy pun menatap Chansung serius. Mengamati wajah tampan Chansung. Mencari-cari tanda bahwa apa yang dikatakan Chansung cuma gurauan semata. Namun, Suzy kemudian menghela nafasnya ketika tahu pria yang notabenenya adalah sahabat dekat Soeun itu benar-benar serius dengan pertanyaannya.
“Tentu saja karena ayahku berhak tahu kondisi Soeun. Ayahku adalah kakek dari bayi yang ada di dalam kandungan Soeun” tukas Suzy dengan nada sedikit jengkel.
YOU ARE READING
You're not My First Choice
Любовные романы"Broken heart girl bounds by bump with cold heart Mafia Leader" ******** --Kim Soeun-- Perawat yang cantik dan berhati baik. Dicampakkan oleh kekasihnya setelah menjalin hubungan selama 4 tahun membuat Soeun patah hati. Gadis cantik dibalik penampil...