Father's Plan

2K 117 1
                                    

Suzy memasuki salah satu cafe terkenal di Seoul, cafe A-Boong. Wanita cantik itu memutuskan untuk menyegarkan kembali moodnya dengan menikmati aneka dessert dan makanan manis lainnya di cafe tersebut. Biasanya Suzy akan mengajak Sangyeob ke cafe langganannya ini. Namun, pengecualian hari ini adalah pengecualian. Suzy ingin sendiri saat ini. Tentu saja bukan dirinya tak merindukan pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu. Hanya saja, terkadang kesendirian adalah sesuatu yang kau butuhkan. Terlebih kejadian di bar beberap saat lalu masih membuat Suzy jengkel namun juga merasa bersalah pada Soeun. Tapi, untuk saat ini ia tak bisa berbuat lebih untuk Soeun maupun kakak laki-lakinya, Junho.

Suzy lalu duduk di salah satu meja yang posisinya menghadap ke jendela cafe. Setelah memesan makanan plus minuman yang menarik seleranya, Suzy pun merogoh iphone nya. Foto dirinya dan Sangyeob di sebuah taman yang cantik menjadi background layar depan iphone nya. Jemari Suzy mengusap pelan wajah Sangyeob di layar iphone. Siapapun bisa menebak adanya perasaan cinta dalam diri Suzy untuk pria di foto itu hanya dari raut wajah saja. Tatapan penuh sayang dan kelembutan terpancar di wajah cantik putri keluaga Lee itu. Akan tetapi, tatapan matanya berubah menjadi sendu ketika dirinya teringat perbincangannya dengan dr. Jang, Dokter pribadinya sekitar 3 bulan yang lalu. 

@flashback@ 

“Bagaimana dokter? Apa ada perkembangan?” Tanya Suzy pada wanita bersetelan jas putih yang ada di depannya.

Wanita di depan Suzy pun hanya bisa menghela nafas sembari melihat hasil rontgen rahim Suzy. 

“Dokter Jang?” Panggil Suzy lagi. 

Ya. Jika ada yang bertanya-tanya, dimanakah Suzy saat ini? Suzy tengah berada di ruang praktek dr. Jang Nara, di salah satu rumah sakit besar di Seoul. Jang Nara adalah seorang dokter wanita spesialis kandungan. Wanita yang berada di umur tiga puluhan itu tetap masih terlihat muda karena wajah cantiknya yang baby face. Siapapun yang baru bertemu dengan dokter itu tak akan menyangka bahwa dokter itu tak belia lagi. 

Sudah hampir satu tahun Suzy selalu rutin mengunjungi dokter Jang untuk kontrol dan pengecekan. Tepatnya setelah Suzy tahu ada yang salah dengan tubuhnya. Dirinya menderita endometriosis. Sebuah penyakit sistem reproduksi yang menyebabkan seorang wanita akan sulit untuk hamil.

Namun, tentu saja semuanya dilakukan Suzy tanpa sepengetahuan satupun anggota keluarganya. Suzy berencana merahasiakan semuanya. Harapan dirinya akan sembuh total seperti perempuan  normal lainnya menjadi salah satu pertimbangan Suzy merahasiakan hal ini dari keluarganya. 

“Nara unnie…. katakan saja padaku. Tak perlu menyembunyikannya. Tak ada lagi yang mampu mengejutkan diriku lagi setelah hasil tes sebelumnya keluar” ujar Suzy. 

Tes yang menunjukkan bahwa aku akan sangt susah untuk hamil’ lanjut Suzy dalam hati. 

Pasrah. Itulah ekspresi yang terlihat di wajah Suzy. Awalnya, tentu saja Suzy marah dan sedih. Marah karena ia harus mengidap penyakit seperti itu. Sedih karena besar kemungkinan dirinya tak akan bisa menimang buah hatinya sendiri. Dan juga jangan lupakan, ketakutan. Ketakutan bahwa keluarganya akan kecewa padanya. Ketakutan bahwa ia akan menjadi penyebab keluarganya merasa malu karena ia tak akan bisa memberikan keturunan dalam keluarga besar Lee. 

Mendengar Suzy menyebut namanya tanpa formalitas, dokter Jang pun menyadari bahwa Suzy tengah berbicara padanya layaknya seorang adik pada kakaknya, bukan lagi seorang dokter dengan pasiennya. Begitulah. Hubungan Suzy dengan Dokter Jang telah terjalin sangat dekat. Bagi Suzy, hanya pada wanita itulah dia mencurahkan kesedihannya itu. Bersama wanita itulah dia menyimpan rahasia besar yang sangat menyedihkan itu. Senada dengan Suzy, dokter Jang pun sudah menganggap Suzy sebagai adiknya.

You're not My First ChoiceWhere stories live. Discover now