“Apa yang terjadi semalam? Ceritakan semuanya padaku” desak Boah pada Soeun.
“Tidak terjadi apa-apa” jawab Soeun seraya menyuapkan potongan sandwich ke dalam mulutnya.
Soeun dan Boah tengah menikmati sarapan di teras rumah pantai. Hanya ada mereka berdua di sana. Tamu lainnya memilih sarapan di ruang makan atau mungkin di kamar masing-masing. Sedangkan Chansung tengah nge-gym bersama beberapa pria lainnya. Tipikal pria.
“Bullshit!” Ujar Boah.
Boah lalu meletakkan garpu di piringnya. Kemudian melipat tangannya di dada.
“Chansung bilang dia melihatmu kembali ke kamarmu tadi pagi mengenakan kaos pria”
Aktivitas Soeun mengunyah sandwich terhenti sesaat mendengar perkataan Boah.
Boah lalu mencondongkan wajahnya ke arah Soeun.
“Katakan padaku apa yang terjadi semalam, please… phuleaseeeee”
‘Ya ampun. Tak bisakah aku makan dengan tenang’ keluh Soeun dalam hati.
Dengan wajah seserius mungkin, Soeun membalas tatapan Boah padanya.
“Tak ada yang terjadi antara aku dengan Junho” ulang Soeun mulai kesal.
Jelas saja Soeun tak mood untuk membahas soal apa yang terjadi antara dirinya dengan Junho semalam, terlebih lagi dengan Boah yang suka mendramatisir sesuatu.
Boah memicingkan matanya, tatapan matanya menyiratkan bahwa dirinya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Soeun.
“Lalu, mengapa kau mengenakan pakaian pria tadi pagi?”
Soeun pun mendorong piringnya. Merasa perutnya sudah kenyang. Jelas saja, Soeun sudah menghabiskan 4 potong sandwich. Soeun lalu menatap ke tubuhnya.
‘Ya ampun, sepertinya tak lama lagi aku butuh membeli banyak pakaian baru. Aku yakin banyak pakaianku sekarang sudah tak muat lagi’ pikir Soeun.
Lalu ia kembali fokus pada Boah yang masih menatapnya serius.
“Kau tak akan berhenti bertanya sebelum aku menceritakannya, kan?”
“Yup” balas Boah cepat.
“Semalam aku dan Junho makan di kamarnya. Setelah itu dia memintaku tidur di tempat tidurnya dan aku menyetujuinya karena kurasa Junho hanya berbaik hati pada wanita hamil. Dan mengapa aku harus menolaknya?”
Boah siap bertanya lagi, namun Soeun terlebih dahulu menyela perkataannya.
“Aku memakai pakaiannya karena aku terlalu lelah untuk kembali ke kamar mengambil piyamaku. Itu lebih baik daripada aku harus memakai pakaianku sebelumnya. Lalu, aku kembali ke kamarku pagi harinya”
“Itu saja?” Tanya Boah tak percaya.
Soeun menganggukkan kepalanya berkali-kali.
“Kau yakin hanya itu?” Selidik Boah.
Pertanyaan Boah sukses membuat Soeun teringat dengan ciuman mereka sebelum tidur dan juga betapa eratnya Junho memeluknya saat mereka tidur. Soeun masih mengingat jelas wajahnya yang memerah ketika mendapati dada bidang Junho yang topless di hadapannya ketika dirinya membuka mata serta betapa sulitnya Soeun melepas pelukan Junho di pinggangnya. Sebenarnya, Soeun bisa saja membangunkan Junho lalu meminta pria itu untuk melepaskan pelukannya, namun Soeun tak ingin mengganggu tidur Junho. Pria itu terlihat tidur sangat nyenyak.
Lamunan Soeun terhenti ketika mendapati Boah yang meletakkan gelas juice yang isinya telah selesai diteguk dengan cukup keras ke meja. Nampaknya, sahabat Soeun itu cukup kesal karena tidak mendapatkan sesuatu yang dia kira akan terjadi.
YOU ARE READING
You're not My First Choice
Roman d'amour"Broken heart girl bounds by bump with cold heart Mafia Leader" ******** --Kim Soeun-- Perawat yang cantik dan berhati baik. Dicampakkan oleh kekasihnya setelah menjalin hubungan selama 4 tahun membuat Soeun patah hati. Gadis cantik dibalik penampil...