Setelah selesai dari mandinya. Yerin bersiap untuk tidur. Ia naik ke kasur dan memakai selimut lalu memejamkan mata.
Tok! Tok! Tok!
Yerin membuka matanya lagi. Itu pasti Taehyung.
Buka nggak, ya?
Kalau melihat wajah Taehyung malam ini, Yerin pasti sedih lagi. Sebaiknya jangan.
Tok! Tok! Tok!
"Ada yang ingin gue bicarakan. Buka pintunya."
Yerin menghela napas. Tanpa punya pilihan lain, Yerin bangkit dan berjalan menuju pintu. Yerin menguatkan diri sejenak lalu membuka pintu.
Sosok Taehyung berdiri tegak di hadapan Yerin yang menunduk.
"Liat gue, Rin!" pinta Taehyung.
Yerin masih menunduk.
"Yerin, liat gue!"
Masih tidak digubris.
Taehyung maju selangkah. Yerin spontan mundur selangkah juga. Taehyung maju lagi, Yerin mundur lagi. Begitu sampai betis Yerin menyentuh tempat tidur. Yerin tidak bisa mundur lagi saat Taehyung semakin mengikis jarak di antara mereka.
Baiklah, Yerin kalah lagi.
Taehyung mengulurkan tangannya menyentuh dagu Yerin dan perlahan mengangkat kepala gadis itu. Yerin tidak lagi menolak. Perlahan matanya bertubrukan dengan mata tajam Taehyung. Kaki Yerin melemas dan tangannya mulai gemetar.
Cup
Yerin mematung. Tepat saat bibir Taehyung mendarat di keningnya. Mengecupnya selama lima detik sebelum ia mundur kembali untuk memberi jarak.
"Maaf."
Yerin tertegun mendengar kata itu.
"Gue nggak akan mengulanginya lagi."
Untuk sejenak hening. Tidak ada yang berkata lagi.
Yerin tersenyum. "Nggak apa-apa. Heoseok sanbae lagi mabuk berat. Pikirannya pasti bisa mengarah kemana-mana. Tapi aku baik-baik aja berkat kamu. Jadi ... makasih."
Tatapan Taehyung masih mengarah pada Yerin tapi tidak ada ekspresi apa pun di sana.
Dalam diam hati Taehyung menghangat. Ternyata Yerin memaafkannya semudah itu.
"Sama-sama. Berkat lo, gue jadi punya seseorang yang gue pedulikan."
>>><<<
Hari ini Yerin pergi nonton bersama Umji. Belakangan ini jarang-jarang mereka dapat bertemu karena kesibukan kampus. Sekarang mereka sedang jalan berdua menuju bioskop.
"Terus kamu maafin?" tanya Umji setelah mendengar penjelasan Yerin tentang masalah semalam.
"Iya. Jarang-jarang kan Taehyung nyium aku seperti itu. Aku jadi nggak bisa bilang apa-apa lagi selain maafin dia."
"Kamu beruntung sih punya suami seperti Taehyung. Selain orang tuanya, dia cuma cinta sama kamu."
Yerin tersenyum malu-malu.
"Tapi, tunggu! Sejak kapan kamu jadi peduli dengan sikap manisnya Taehyung? Wah, jangan-jangan kamu udah jatuh hati sama dia, ya?"
Yerin mencubit lengan Umji. "Dia itu suamiku. Suami istri kan memang seharusnya saling mencintai."
Umji terperangah setelah meringis sakit. "Wah, sejak kapan?"
"Sejak ... molla. Tapi ... aku sering dibuat kesal sama dia. Jadi, mungkin sekarang rasa benciku masih sekitar 20%."
Wajah Umji langsung datar.
"Tapi bagus deh. Aku senang akhirnya 80% hatimu telah menerimanya."
"Eoh, Yerin?!"
Yerin menoleh pada seseorang yang berdiri dihadapannya sekarang.
"Jungkook?"
"Aku nggak nyangka ketemu Yerin di sini."
Yerin tersenyum menanggapi. "Kok sendirian? Mau ke mana?"
"Mau ketemu sanbaenim dan lainnya di tempat karaoke."
"Karaoke?" Mata Umji langsung berbinar. "Yerin, ayo karaokean!"
"Eh? Kita kan mau nonton."
"Lain kali aja. Udah lama nggak karaoke bareng." Umji menoleh pada Jungkook lagi. "Kita boleh ikut, kan?"
"Boleh! Boleh banget!"
"Nggak! Kita mau nonton, kok. Nggak usah karaoke," bantah Yerin lagi.
"Ish, nontonnya lain kali aja." Umji masih bersikukuh.
"Karaokenya yang lain kali."
"Emangnya mau kapan?"
"Kapan-kapan."
"Nontonnya aja yang kapan-kapan."
"Karaokenya aja."
Jungkook garuk-garuk kepala. "Yang bener yang mana sih?"
"Nonton."
"Konser."
Dua kata itu diucapkan Yerin dan Umji secara bersama-sama.
"Yerin kenapa nggak mau karaoke? Kan lagi ada kita-kita. Kalau kapan-kapan, nggak bareng kita lagi dong. Lagian aku mau denger suara nyanyi Yerin."
"Tuh, kan!"
"Hm ... gimana, ya?" Yerin masih bimbang.
"Yerin nggak mau ngumpul bareng kita, ya?"
"Eh, bukan, bukan! Bukan gitu!"
"Jadi?"
"Aku ... cuma takut ketemu Heoseok sanbae."
Jungkook beroria. "Jangan khawatir. Hyung nggak permasalahkan itu, kok. Lagipula yang dilakukan Taehyung benar. Hyung lagi mabuk kemarin, bisa aja dia nggak sadar ngapa-ngapain Yerin."
"Oh ... gitu, ya? Serius kamu?"
"Iya! Jangan takut!" Jungkook tersenyum lebar.
Wah, manisnya.
"Kalau gitu ayo pergi!"
>>><<<
"Halo semua!" Jungkook memasuki ruangan karaoke tempat di mana yang lainnya berkumpul. "Kita ada tamu, nih."
Yerin dan Umji masuk.
Yerin yang malu dan Umji yang kesenangan.
"Wah, halo Yerin!"
"Yerin~ siapa temen lo itu?"
"Nggak nyangka Yerin ikut ke sini."
Yerin memandang satu per satu sanbae-nyaㅡyang selalu menyapanya dengan nada ramahㅡdengan tersenyum sampai pada satu pria yang duduk paling pojok senyum Yerin langsung pudar.
Spontan Yerin membalikkan tubuhnya menghadap Jungkook dan berbisik cemas, "kamu kenapa nggak bilang Taehyung ikut ke sini?"
"Penting ya aku kasih tau dia ikut?"
Yerin merutuki Jungkook juga dirinya dalam hati.
Kenapa Taehyung sering berkumpul dengan mereka, sih? Atau jika dibalik pertanyaannya, kenapa Yerin yang sering berkumpul dengan mereka? Kalau begini kan selalu ribet urusannya.
Mati aku!
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MARRIED
FanfictionMereka sudah menikah. Saat SMP, empat belas tahun, di desa. Tidak ada yang tau selain keluarga. Mereka merahasiakannya. Saat SMA mereka tinggal serumah di kota. Kini mereka sudah mahasiswa. Pergaulan semakin merekah. Akankah mereka masih sanggup mem...