Yerin sedang berjalan berdampingan dengan Eunha setelah jam pelajaran berakhir.
“Jadi lo salah di titrasi pertama?” tanya Eunha setelah sebelnya mendengar cerita Yerin.
“Iya,” jawab Yerin lemah. “Sampai warna pink tua.”
“Wah, gawat itu.” Eunha terkekeh.
“Eoh? Jungkook dan Jin sanbae.” Eunha menyebut dua nama itu saat melihat sosoknya sedang beristirahat di pinggir lapangan basket. Wajah berkeringat serta kaos bernominal itu membuktikan mereka baru selesai main basket.
Yerin mengikuti arah pandang Eunha. Ia sedikit gugup saat melihat Jungkook tertawa bareng Jin.
“Ayo samperin!”
Yerin ingin menahan Eunha tetapi gadis itu sudah lebih dulu berjalan. Mau tak mau Yerin mengikuti Eunha.
“Annyeong!” sapa Eunha dengan semangat.
Keduanya menoleh.
“Eunha, Yerin, apa kabar?” tanya Jin.
“Baik, sanbae. Sanbae sendiri?” balas tanya Eunha.
“Baik juga. Yerin gimana kabarnya?”
“Baik kok, sanbae.”
Eunha dan Yerin duduk di samping mereka.
“Jin sanbae sama yang lainnya kok jarang keliatan sih?” Eunha mengeluh.
“Iya, sibuk ngurusin skripsi sih.” Jin menggaruk tengkuknya.
Eunha beroria. Ia lalu melirik Yerin dan Jungkook yang terlihat saling canggung.
“Hm, gue boleh minta tolong sama sanbaenim nggak?” pinta Eunha yang tersenyum miris pada Jin.
“Minta tolong apa?”
“Gue mau nanya sesuatu.” Eunha merogoh tasnya. “Aduh, bukunya ketinggalan di kelas tadi. Sanbae ayo kita ambil!” Eunha langsung menarik Jin. Jin awalnya tak bergeming dan bingung. Seharusnya kan dia bisa mengajak Yerin, pikirnya. “Ayo! Biar gue bisa langsung nanya!”
“Ya udah ayo!” pasrah Jin.
Yerin juga ingin bangkit.
“Eh, Yerin, lo di sini aja ya! Temenin Jungkook dulu. Masa Jungkook ditinggal sendirian. Nggak enak gue,” elak Eunha lalu mereka pergi berlalu.
Padahal, buku ketinggalan itu hanya alibi Eunha saja supaya Jungkook dan Yerin bisa berduaan.
Sial.
Yerin tidak rela ditinggal sendirian oleh Eunha. Itu sebabnya Yerin masih menatapi punggung Eunha yang menjauh dengan tatapan kecewa.
Melihat ekspresi Yerin yang begitu membuat Jungkook terkekeh. “Eunha nggak pergi jauh kok. Entar balik lagi.”Ujaran Jungkook membuat Yerin menoleh padanya. Ia langsung disambut senyum manis Jungkook. Jungkook menggeser duduknya hingga bergempetan dengan Yerin.
“Kalau Yerin mau tau, aku nyesel deh nggak masuk jurusan Kimia.” Jungkook berucap.
“Kenapa?”
“Hm, kenapa ya?” Jungkook pura-pura berpikir. “Mungkin, karena nggak ada Yerin di jurusanku.”
“Eoh? Be-begitu, ya?” Yerin berusaha menanggapi gombalan Jungkook dengan ucapan sederhana.
Jungkook kembali terkekeh. “Wajah Yerin bisa nggak sih nggak tegang gitu? Santai aja kalau deket sama aku. Emang aku nyeremin ya?”
“Iya ...,” jawab Yerin jujur. Eh? “Ah! Ngh, ma-maksudku nggak. Nggak kok nggak!” Yerin menggeleng-gelengkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MARRIED
FanfictionMereka sudah menikah. Saat SMP, empat belas tahun, di desa. Tidak ada yang tau selain keluarga. Mereka merahasiakannya. Saat SMA mereka tinggal serumah di kota. Kini mereka sudah mahasiswa. Pergaulan semakin merekah. Akankah mereka masih sanggup mem...