Sekarang ini Yerin sedang bercengkrama di halaman kelasnya bersama Eunha. Mereka masih terlibat cara pdkt.
"Saran kamu kemarin gagal, tau. Udah aku coba waktu dia marah," jelas Yerin pada Eunha.
"Yang bener?" Eunha melotot. "Gimana sih gebetan lo? Hatinya terbuat dari batu apa ya?"
Yerin menghendikkan bahu. Wajahnya murung. "Padahal aku pengin banget buat dia terpesona sama aku. Aku ingin jadi pribadi yang bikin dia seneng. Soalnya tiap hari wajahnya datar melulu. Wajahnya itu bikin aku serba salah jadinya."
"Tenang aja, Rin. Gue pastiin dia nggak akan bisa kalau nggak liat lo barang sedetik pun!" Eunha tampak semangat. Ia berpikir mencari ide baru. "Kalau dia nggak mempan sama sikap imut, coba aja kebalikannya. Lo harus lebih cool. Kalo lo nyapa dia, jangan lupa tambahin embel-embel 'woy', 'cuy, atau 'heh'. Terus kalo dia nanya, lo harus kebanyakan jawab pake 'hm'. Oh, oh, terlebih lagi lo harus ngomong pake logat gue-lo."
"Dia nggak bacok aku kan kalau ngomong gitu?"
"Nggak, tenang aja. Kan ada gue. Kalo lo hilang mendadak artinya gue tau siapa yang ngapain lo."
Yerin memelototi Eunha. Eunha menyengir.
>>><<<
Taehyung baru saja pulang saat Yerin sedang turun dari dari tangga. Yerin menyadari keberadaan Taehyung dan seketika panik sendiri.
"Jangan panik, jangan panik!" hibur Yerin pada dirinya sendiri. "Stay cool. Ingat, stay cool, Rin."
Di anak tangga terakhir, Yerin bertopang dagu dengan tangan tangga. Saat Taehyung melewatinya untuk naik ke atas, Yerin memanggil.
"Yak!"
Taehyung langsung menghentikan langkahnya dan menoleh. Berkedip dua kali tanda suatu yang aneh terjadi pada istrinya lagi.
"Lo ... udah makan malam belum?"
Taehyung mengerutkan alis. "Lo udah?"
"Hm."
"Gue baru aja selesai masak ramyeon. Lo makan gih!" Yerin berucap sewot. "Gue nonton drama dulu, yaps!" Lalu Yerin pergi dengan mengibaskan rambutnya dan berjalan ala model-model di studionya Taehyung.
Untuk terakhir kali Taehyung menelan salivanya dengan susah payah.
Tadi itu, apa?
Tidak, ini aneh.
Itu bukan Yerin, itu bukan Yerin.
"LO KEMANAIN ISTRI GUE, SETANN!!"
Suara Taehyung menggema di ruang tamu yang luas dan senyap itu. Yerin pun langsung menoleh dan matanya berhasil membulat saat melihat Taehyung sudah mengambil salib yang tadi menempel di patung di samping tangga.
Taehyung berjalan dengan sikap kuda-kuda mengarahkan salib itu ke hadapan Yerin. Yerin seketika mundur.
"Gue Yerin, woy!"
"Nggak, Yerin nggak punya sikap begitu."
"Heh, lo mau ngapain?"
Taehyung tetap melangkah selangkah demi selangkah hingga Yerin tersudutkan.
"Yak! Lo mau apa?"
"Kembalikan Yerin!"
"Taehyung!"
"KEMBALIKAN YERIN!!"
"Iya-iya, ini aku! Kamu kenapa sih?"
Barulah ekspresi Taehyung melega. Ia menyentuh dadanya yang berdetak cepat lalu menatap Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MARRIED
FanfictionMereka sudah menikah. Saat SMP, empat belas tahun, di desa. Tidak ada yang tau selain keluarga. Mereka merahasiakannya. Saat SMA mereka tinggal serumah di kota. Kini mereka sudah mahasiswa. Pergaulan semakin merekah. Akankah mereka masih sanggup mem...