Udah ganti cover, ya.
Suka yang mana? Cover yang ini atau yang lama?
10 : 15 pm.
Itulah yang tertulis di jam di atas meja di samping sofa yang Taehyung duduki sekarang. Taehyung menatap ponselnya yang diabaikan Yerin. Sama sekali tidak ada balasan atau jawaban panggilan dari gadis itu.
Emosi sudah terkepal di dalam darah Taehyung tapi sebisa mungkin ia mencoba tenang. Memikirkan hal-hal baik saja seperti Yerin yang mengajak Umji untuk berobat karena takut pergi sendiri.
Klek!
Pintu terbuka.
Taehyung menoleh dan mendapati Yerin di sana.
"Loh, Tae-Taehyung? Ka-kamu udah pulang?"
Taehyung berdiri. Ke dua tangannya sudah terkepal kuat. Ia berjalan mendekati Yerin.
"Gue tanya sama lo, lo beneran sakit?" Nada ucapan Taehyung pelan namun terdengar marah.
Yerin langsung menunduk. Ia mundur selangkah karena seketika tubuhnya memanas dan jantungnya memompa kencang.
Kenapa bisa begini?
"Jawab gue!" Taehyung maju selangkah.
"Ma-maaf ...." Akhirnya Yerin menjawab. Matanya memanas dalam tundukannya.
"Kemana lo?"
"A-aku ...." Yerin tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"JAWAB!"
Yerin sangat terkejut dengan bentakan Taehyung. Air matanya langsung jatuh.
"Ja-jangan marah. A-aku tau aku salah tapi ... jangan marah."
"Gue marah atau nggak, tergantung dari jawaban lo."
"Aku ... aku pergi ... bareng ... Jungkook."
Katupan mulut Taehyung semakin merapat. Dibaliknya suara gemeretak giginya beradu. Urat di sekitaran tangan dan leher Taehyung mengeras. Sayangnya hanya ada Yerin di hadapannya. Coba saja orang lain, apalagi Jungkook, jangan harap orang itu bisa lolos.
"Kenapa ...?" Suara Taehyung melemah. "Lo bohong sama gue demi dia? Ada apa lo sama dia?"
Yerin tak dapat menjawab pertanyaan itu.
"Lo suka sama dia?"
Mendengar kalimat itu, spontan Yerin mengangkat kepalanya sambil menggeleng cepat.
"A-aku cuma takut nolak permintaannya. Aku nggak suka sama Jungkook. Serius!" Yerin memberi jari telunjuk dan jari tengah pada Taehyung.
"Denger ya, Rin. Gue nggak akan biarin jika ada seseorang yang berhasil ngambil hati lo."
"Kenapa?"
"Bodoh lo kalau masih tanya kenapa. Jelas karena lo milik gue." Taehyung memperlihatkan cincin di kalung yang melilit di lehernya. "Gue kasih apa pun yang lo minta, dan jika lo minta cowok lain, gue akan kasih mayatnya."
Kalimat barusan begitu mencengkam. Sebegitu berartinya ternyata Yerin bagi dirinya.
"Aku janji nggak akan pindah ke lain hati. Sesuai janji saat pernikahan, aku akan setia. Walau pada awalnya pernikahan ini pun hanya paksaan. Tapi selama ini, karena kamulah makanya aku bisa bahagia. Bisa melanjut ke universitas dan bisa membuat kedua orang tuaku bangga. Aku juga merasa nyaman. Semakin lama ... aku pun berpikir ... aku juga mencintaimu."
Perlahan emosi Taehyung menurun. Tatapan tajam tadi berubah menjadi tenang seperti biasa. Pikiran Taehyung pun menjadi damai. Emosi Taehyung menguap begitu saja saat mendengar kalimat terakhir Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MARRIED
FanfictionMereka sudah menikah. Saat SMP, empat belas tahun, di desa. Tidak ada yang tau selain keluarga. Mereka merahasiakannya. Saat SMA mereka tinggal serumah di kota. Kini mereka sudah mahasiswa. Pergaulan semakin merekah. Akankah mereka masih sanggup mem...