34. Kesentuh, eh!

3.1K 415 35
                                    

Yerin masih terlelap di tempat tidurnya, padahal mentari sudah naik ke atas. Tubuhnya masih terbalut dengan selimut tebal dengan kamar yang sunyi dan jendela yang masih keadaan tertutup.

Jam waker menunjukkan pukul 10 pagi. Saat itulah tubuh Yerin mulai tergerak. Ia mengerang pelan dan beringsut untuk membuka mata.

Yerin mengecek jam yang terletak di atas nakas itu. Saat angka 10 itu memenuhi pandangan Yerin, gadis itu langsung kaget sampai terduduk.

"Udah jam sepuluh?!" tak menyangka Yerin yang lalu mengusap wajahnya. "Taehyung pasti udah pergi," gumamnya.

Yerin turun dari kasurnya. Kepalanya masih berdenyut sakit. "Semalam kenapa, ya?" tanyanya.

Saat melewati cermin, Yerin mundur seketika agar dirinya berhadapan dengan cermin lagi. Matanya membulat ketika melihat pakaiannya.

"Kapan aku ganti baju?" heran Yerin mengamati pakaian tidur yang ia pakai. Ia mencoba mengingat kejadian semalam lagi namun yang Yerin dapat ingat hanya sampai dia meminum soju sebotol. Setelahnya ia tidak mengingat apa pun lagi.

"Uh, kepalaku sakit!" aduhnya lalu keluar kamar dan menuju pantry.

Dari kejauhan Yerin langsung menutup mulutnya saat menoleh ke arah dapur--terkejut mendapati Taehyung ada di sana.

Yerin berdehem saat mengambil minuman di dapur karena Taehyung fokus dengan masakannya.

"Eoh? Udah bangun?" tanya Taehyung setelah menyadari keberadaan Yerin.

"Kok belum berangkat?" Yerin bertanya sebelum meneguk minumannya sambil duduk di meja makan.

"Nggak jadi."

Ekor mata Yerin langsung menoleh pada Taehyung. "Kenapa?"

"Ada yang ngelarang." Taehyung menjawab sambil menuang masakannya ke dalam mangkuk.

"Siapa? Taehun?"

Taehyung tersenyum geli membelakangi Yerin. "Nggak penting."

Yerin mengernyit terutama lagi saat Taehyung meletakkan semangkuk dari masakannya tersebut di hadapan Yerin.

"Untuk hilangkan pengar kamu." Taehyung duduk di sisi Yerin sambil tersenyum lembut pada sang istri.

Yerin berubah canggung. Ditatap intens oleh Taehyung apalagi dengan kata 'kamu' yang diucapkan pria itu langsung membuat jantung Yerin jedar-jedor.

"Makasih," ujar Yerin malu-malu. Lalu ia mulai melahap pemberian Taehyung tersebut.

Taehyung menyentil dahi Yerin. Yerin meringis dan menatap Taehyung kesal.

"Kenapa?"

"Siapa yang nyuruh lo minum soju langsung sebotol begitu, hah?"

Yerin kehilangan kata-katanya. "Ma-maaf." Ia kembali melahap makanannya saat Taehyung tak mengucap kata apa pun lagi. Taehyung hanya menatap Yerin terus-menerus sehingga membuat Yerin tak nyaman. Yerin harus mencari alasan agar menghilang dari tatapan Taehyung. "Oh iya, ponselku--Aku harus tanya Bibi," alibi Yerin yang sebenarnya ingin lari dari Taehyung.

Yerin langsung bangkit ingin menemui pelayannya tetapi tangannya ditahan oleh Taehyung.

"Kenapa harus tanya bibi?" tanya Taehyung.

"Yang ganti bajuku semalam pasti bibi."

Taehyung tersenyum lebar penuh arti.

"... kan?" Yerin mulai tak yakin akibat ekspresi tersebut.

"Kalau semalam lo ngizinin gue pergi, yang gantiin baju lo pasti bibi."

Yerin langsung menghadap Taehyung sepenuhnya dengan raut tak meyakinkan. Yerin menunggu kalimat Taehyung selanjutnya.

"Tapi kan lo nggak ngasih gue pergi."

"Jadi?" Mata Yerin mulai melebar.

"Jadi ... mau nggak mau ya gue."

Pada detik itu juga Yerin membeku. Yerin kehilangan kesadarannya saat Taehyung mengatakan hal tersebut. Dan menurut Yerin, Taehyung sudah kehilangan kewarasannya.

"Tenang. Gue nutupin tubuh lo pakai selimut kok. Tapi, gue kesusahan saat pakaikan daleman lo apalagi daleman atas."

Perlahan, tangan Yerin mendekati pisau makan yang terletak di atas meja.

"Gue nggak tau itu dosa atau nggak. Tapi nggak mungkin gue biarin lo tidur dengan pakaian penuh muntah seperti itu."

Tangan Yerin sudah meraih pisau tersebut. Yerin mulai menggigit bibir bawahnya.

"Satu lagi. Gue juga tidur bareng lo semalaman."

"BRENGSEKK!!"

Suara Yerin langsung menggelegar memenuhi seluruh rumah. Yerin langsung menodong pisau tersebut pada Taehyung.

Taehyung yang terkejut spontan menjauh dari Yerin tetapi Yerin justru mengejar Taehyung sambil membawa pisau.

"Yang mabuk itu bukan aku tapi kamu! Dasar brengsek! Aku nggak butuh digantiin baju sama kamu! Lebih baik aku tidur dengan kotoran sekali pun daripada harus ganti baju dulu!"

"Yerin! Pisaunya! Bahaya!" peringat Taehyung yang terus menghindar.

"Biarin! Biar tangan kamu aku potong supaya nggak bisa ganti baju aku lagi!"

Taehyung terjatuh di sofa ruang tamu dan langsung menahan tangan Yerin yang ikut terduduk di sofa.

"Yerin!!" Taehyung menaikkan oktaf suaranya.

Yerin tetap melayangkan pisau tersebut pada Taehyung. Yerin menaikkan dua kakinya ke atas sofa agar semakin leluasa menyudutkan Taehyung.

Taehyung tidak menyangka tenaga Yerin bisa berkali lipat lebih kuat saat ia marah. Yerin juga lebih sigap menghindari tangkapan Taehyung.

"Udah berani ya lo?"

"Kamu juga udah berani."

"Kan lo yang nggak mau gue tinggal?"

"Kamu kan bisa tunggu aku tidur."

Tak lama bertarung di sofa, ada satu detik yang membuat mereka berdua membeku seketika. Baik Taehyung dan Yerin tidak bergerak sedikit pun dari posisinya.

Yaitu saat Yerin tak sengaja menyentuh 'milik' Taehyung.

Yerin langsung menjauhkan tangannya dan menyembunyikannya di balik punggung. Pisau yang tadi ia pegang, sudah ia lempar ke sembarang arah. Setelahnya Yerin mundur ke sudut sofa yang satunya.

"Bu-bukan maksudku!" tegas Yerin cepat dengan wajah menegang.

Taehyung berkedip dua kali. Dia mengambil bantal sofa dan meletakan di pangkuannya. Taehyung berdehem sambil membenarkan posisi duduknya.

"Sini lo!" Taehyung menepuk bagian di sampingnya.

Yerin menggeleng sangat pelan dengan wajah yang masih panik.

"Lo yang ke sini atau gue yang ke situ?"

Yerin tak menjawab. Sofa ini panjangnya dua setengah meter yang artinya jarak mereka berdua paling jauh hanya sebatas itu. Jadi untuk apa Taehyung menyuruhnya untuk lebih mendekat lagi?

"A-aku nggak ada salah, kan?" tanya Yerin dengan suara memelas.

"Makanya ke sini biar gue kasih tau salah lo apa."

Yerin meneguk ludahnya. Bukannya mendekat, Yerin bermaksud lari tetapi tangannya ditarik oleh Taehyung sehingga Yerin kembali tersungkur di sofa dengan keadaan yang dikunci Taehyung sepenuhnya.

Sebelah kaki Taehyung mengelilingi pinggang Yerin dan tangannya yang menahan tangan Yerin. Yerin benar-benar tidak bisa berbuat apa pun lagi selain pasrah dengan keadaan bersandar dan jarak wajahnya dengan Taehyung sangatlah dekat.

"Ka-kamu mau apa?" tanya Yerin semakin panik.

"Inget pesan gue. Jadi istri itu harus bertanggung-jawab," jelas Taehyung penuh teka-teki. "Terutama untuk yang satu ini," bisiknya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IM MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang