Pasar malam terlihat baru bagi Yerin. Yang biasanya Yerin berkunjung bersama Umji, kini dia justru datang bersama Taehyung.
Mereka hanya pergi berdua. Taehun tidak ikut dengan alasan yang terang-terangan mengatakan,
"Kali ini aku akan memberi kesempatan kepada hyung supaya bisa romantisan dengan eonnie. Jadi aku akan tinggal di rumah."
Taehun maha baik.
Taehyung dan Yerin melihat beberapa permainan yang menarik. Hingga pada akhirnya Taehyung tertarik pada satu permainan.
"Mau coba itu?" aju Taehyung menunjuk salah satu stan yang cukup sepi. Tanpa menunggu jawaban Yerin, ia mendekati stan tersebut. Yerin pun mengikuti Taehyung.
Itu adalah permainan basket yang dilempar ke dalam ring.
"Ayo taruhan," tawar Taehyung menimang bola basket di tangannya.
"Taruhan apa?" tanya Yerin.
"Barang siapa yang paling banyak memasukkan bola ke dalam ring, dia adalah pemenangnya. Dan yang menang harus cium yang kalah."
Mata Yerin membulat. Taruhan apa itu? Baik dicium ataupun mencium, Yerin tidak ingin dua hal menggelikan seperti itu.
"Tapi--"
"Ada lima kali percobaan. Jadi berjuanglah, Yerin. Jangan jadi pecundang." Taehyung tersenyum mengejek.
Yerin menganga. Ia tidak menyangka akan mendapat ekspresi seperti itu oleh Taehyung. Tidak, Yerin tidak boleh kalah. Dia bukan pecundang.
"Oke! Akan aku buktikan kalau aku bukan pecundang!" Yerin merampas bola basket yang dipegang Taehyung.
Pertandingan di antara mereka berdua pun dimulai.
"Satu ...," hitung Yerin pada aba-abanya, "dua ..., tiga!"
Bola basket pertama mereka lemparkan dan dua-duanya masuk. Mereka terus melempar bola tersebut pada ring yang berjarak kira-kira tiga meter sampai lima kali percobaan.
Dan hasil pun sudah didapatkan.
Yerin bersorak riang karena dia berhasil memasukkan tiga kali bola ke dalam ring sedangkan Taehyung hanya dua kali.
"Tuh, kan! Aku bukan pecundang. Yang pecundang itu kamu," ejek Yerin penuh kemenangan.
Taehyung tidak menunjukkan raut kecewa sama sekali. Dia justru tertawa kecil melihat tingkah Yerin.
"Kalau gitu cium gue."
Seketika kemeriahan Yerin berakhir. Saking takutnya Yerin dikatakan pecundang, Yerin jadi lupa tentang taruhan mereka.
"Ha-harus, ya?"
Taehyung mengangguk.
Yerin hampir saja ingin kabur tetapi sudah keduluanan Taehyung menahan tangannya.
Yerin menyengir, Taehyung tersenyum penuh arti.
Yerin mengamati sekelilingnya. Semua orang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Baru ingin Yerin mendekatkan wajahnya ke pipi Taehyung, pria itu menahannya lagi.
"Kok di pipi?"
"Jadi?"
"Di sini dong." Taehyung menunjuk bibirnya sendiri.
Yerin terbata. "Ta-tapi ini di tempat umum, Tae."
"Memangnya kenapa?"
"Malu."
"Mau ke tempat sunyi? Kalau di tempat sunyi kan bisa berlama-lama ciumannya. Bisa jadi panas sampai gue hilang akal dan melakukan hal yang lo--"
Yerin langsung membekap mulut Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MARRIED
FanfictionMereka sudah menikah. Saat SMP, empat belas tahun, di desa. Tidak ada yang tau selain keluarga. Mereka merahasiakannya. Saat SMA mereka tinggal serumah di kota. Kini mereka sudah mahasiswa. Pergaulan semakin merekah. Akankah mereka masih sanggup mem...