Jungkook berpikir keras di sofa setelah sepulang dari pertemuan mendadaknya dengan Yerin. Kata-kata dua insan itu masih terngiang di kepala Jungkook.
"Yerin, Taehyung beneran sepupu Yerin, kan?"
Yerin membeku. Tangannya di genggaman Taehyung ia eratkan. Ia tak tau harus menjawab apa.
"Memangnya kenapa kalau pegangan tangan?" Akhirnya Taehyung yang turut bicara.
"I-itu, menurutku aneh," simpul Jungkook.
"Yerin kedinginan. Gue nggak melakukan hal yang salah, kan?" ujar Taehyung lagi.
Ya, memang tidak ada yang salah sih. Tapi jarang sekali ada yang memperlakukan sepupunya seperti itu.
>>><<<
"Makasih." Yerin yang masih berada di jok mobil di samping Taehyung tampak memainkan kuku jarinya.
"Gue heran sama lo. Kenapa mau dirahasiakan terus?" Suara Taehyung membalas.
"Aku cuma ...."
"Itu cuma bikin harapan palsu untuk Jungkook."
Yerin terbata. Mendadak ia lupa satu huruf pun.
"Aku ...." Yerin mengumpulkan kata-katanya. "Aku nggak tau apa mereka akan memperlakukanku sama setelah tau hubungan kita. Aku ...."
"Nggak ada yang bisa ngejek lo selagi ada gue. Lo tau itu, tapi kenapa masih takut?"
"Entahlah, Tae. Aku hanya belum siap."
Taehyung menghela napas. Heran Taehyung dengan kelakuan istrinya. Bukannya semakin baik, menyembunyikan itu malah akan memperburuk keadaan.
Namun lagi-lagi Taehyung berusaha mengerti. Apa pun yang terjadi akibat persembunyian ini, Taehyung harus selalu memperbaikinya.
>>><<<
Lapangan kampus sedang ramai penduduk. Katanya ada yang ingin menyatakan cintanya di tengah lapangan. Yerin sedang dalam perjalanan menuju lapangan untuk mencari tahu.
"Ayo, cepetan! Udah rame itu." Eunha menarik tangan Yerin dan Sinbi untuk lebih cepat berjalan.
"Permisi! Permisi, permisi!" Setiap orang Eunha minta pinggir agar mereka bisa sampai di barisan paling depan.
Yerin yang tadi sebenarnya acuht akan acuh kini membulatkan matanya. Di tengah lapangan yang ditaburi bunga berbentuk cinta, berdiri seorang gadis cantik dan, Taehyung.
"Eoh, ternyata Taehyung," tak percaya Eunha. "Itu kan cewek tercantik di kampus."
Yerin menelan salivanya dengan susah payah. Gadis itu memang pada dasarnya memang primadona di kampus ini.
"K-Kim Taehyung," panggil gadis berambut panjang tersebut. "A-aku tau ini memang terkesan berlebihan. Tapi aku ingin menyatakan perasaanku padamu seperti ini karena, agar semua cowok yang suka sama aku tau kalau hatiku udah ada yang ngisi. Yaitu kamu."
"Yang bener aja," umpat Sinbi pelan namun masih terdengar oleh Yerin. Yerin menoleh pada Sinbi. Ia terkejut mendapati ekspresi sinis Sinbi yang mengarah pada cewek yang kini berada di hadapan Taehyung itu. Tatapan Sinbi terlihat sangat mencengkam.
"Taehyung, kamu jadi pacar aku ya?" Gadis tercantik itu akhirnya mengucapkan kalimat tersebut.
Yerin semakin khawatir.
Taehyung mendengus. "Bagus kalo cewek sombong kayak lo nyatain perasaan dengan cara begini."
Ucapan Taehyung membuat para penonton bisik-membisik.
"Penggemar lo jadi tau kalo mereka masih punya kesempatan. Setelah mereka tau kalo gue nolak lo."
Gadis tercantik itu menatap Taehyung dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tae, aku-"
"Gue nggak tertarik sama lo. Gue ke sini cuma mau ngomong itu. Karena udah selesai, gue pergi."
Setelahnya Taehyung pergi meninggalkan lapangan tersebut tanpa menyadari kehadiran Yerin.
>>><<<
"Wah, gue kalo jadi tuh cewek pasti malu banget." Eunha memberi komentarnya atas aksi perempuan tadi di lapangan.
"Siapa suruh sombong? Mentang-mentang dia dicap sebagai cewek paling cantik di kampus, dia pikir Taehyung cowok tertampan di kampus ini bakalan mau jadi pacarnya, gitu?" Sinbi mulai menceramahi.
"Ah, lo pasti deg-degan tadi, kan?" tebak Eunha. "Pasti lo ketakutan banget kalo Taehyung bakalan nerima tuh cewek, kan?"
"Apaan sih?" Sinbi membuang mukanya dengan kesal bersamaan mempercepat langkahnya.
"Cie, yang cemburu!!" teriak Eunha.
"Oh iya, Rin." Eunha memanggil Yerin. "Sama gebetan lo, lo udah baikan belum? Sebenarnya kenapa sih kalian? Lo belum cerita ke gue loh."
"Ah, bukan apa-apa. Udah kok, udah baikan." Yerin tampak cemas. Masih terpikir oleh kejadian tadi.
"Jadi, lo masih mau cari cara untuk bikin dia senang?"
Yerin berpikir. "Iya deh, kayaknya. Tapi nanti aja, tunggu beberapa hari dulu."
"Bagus. Nanti gue cari cara baru, ya."
"Eh, iya."
Pikiran Yerin masih tertuju pada kejadian tadi. Itu membuatnya cemas. Kalau gadis tercantik saja mendapat cibiran pedas karena berani menyatakan cintanya terang-terangan ke Taehyung, bagaimana dirinya nanti?
Ini akan membuat Yerin semakin tidak percaya diri.
Mau sampai kapan Yerin harus menyembunyikan hubungannya dengan Taehyung?
"Yerinnn!" Sinbi berbalik dari jalannya yang tadinya jauh dari Yerin menjadi mendekati Yerin dan langsung memeluk pinggul gadis itu dengan sumringah.
"A-ada apa?"
"Lo, pasti tau kan segala hal tentang Taehyung?"
"Eh?"
Eunha tertawa. "Apa gue bilang? Lo takut keduluanan. Lo takut kalo Taehyung punya pacar, kan?" ledek Eunha.
"Berisik tau, nggak!" Sinbi menatap Eunha dengan gemas lalu menatap Yerin lagi dengan senyum lebarnya. "Bantu gue dong."
"Apa?"
Aku salah dengar, kan?
"Gue janji bakalan bantu lo sama gebetan lo itu. Jadi lo bantuin gue, ya? Please, please, please!"
"A-a-aku-"
"Mau dong. Taehyung kan sepupu lo. Lo nggak mungkin suka dengan Taehyung. Selain itu gue juga teman lo satu-satunya yang haus akan cintanya Tae, jadi lo nggak mungkin punya alasan nggak nolongin gue."
"Iya, Rin. Bantuin aja," aju Eunha. "Lo juga kan bakalan dibantuin Sinbi."
Padahal dua cowok itu sama.
"I-iya. Aku pasti bantu."
Terkutuklah kau, Yerin!
"Asikk!!" Sinbi melompat kegirangan. "Ayo jalan! Hari ini gue traktir cupcake yang banyak deh."
"Gue? Gue traktir ini juga dong," minta Eunhanya gue ditinggal Sinbi dan Yerin.
"Bayar sendiri!!"
A.N :
Update-an selanjutnya mau double?
Syaratnya simpel kok. Vote 200+ atau komen 99+ ✨ Nggak bisa? Ya sudah:)
Kedjuph manjahhhh
Othor yang bikin adegan 18+ di part berikutnya🙊🤫
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MARRIED
FanfictionMereka sudah menikah. Saat SMP, empat belas tahun, di desa. Tidak ada yang tau selain keluarga. Mereka merahasiakannya. Saat SMA mereka tinggal serumah di kota. Kini mereka sudah mahasiswa. Pergaulan semakin merekah. Akankah mereka masih sanggup mem...