1. 20 Years Old.

6.7K 589 28
                                    

Ramai.

Satu kata yang mewakili dari bermacam-macam notasi suara yang Yerin dengar. Tepat saat dimana hari ini adalah hari pertama mahasiswa baru. Ya, sebenarnya dia juga salah satu si pembuat suara.

Sekarang Yerin sedang berjalan merangkul Umji, sambil berbincang ria.

"Aku pikir aku akan sulit untuk mencari teman di sini. Sepertinya hari ini aku akan menyendiri di kelasku," ucap Yerin murung.

"Kamu bicara apa? Ayolah Yerin. Siapa yang nggak mau temenan sama cewek cantik sepertimu. Kamu pasti akan punya banyak teman." Umji mencoba menyemangati.

"Kamu sih, kenapa ambil jurusan biologi. Harusnya kimia sama sepertiku!"

Umji terkekeh. "Aku melakukan ini supaya kamu bisa nyari teman selain aku. Masa dari SMP temen kamu aku mulu, sih."

Yerin mendecak. "Memangnya kenapa? Nggak ada yang salah, kan?"

"Salah, dong. Cari teman lain. Dunia ini punya ribuan manusia."

Yerin masih putus asa namun perkataan Umji memang benar. Yerin harus bersosialisasi.

Kalau dijelaskan, riwayat hidup Yerin sedari lahir tidak lebih dari selembar double folio. Ketika sekolah dasar, Yerin sama sekali tidak memiliki teman. Menjelang SMP, Yerin sudah memiliki Umji sebagai sahabatnya sampai sekarang. Hanya Umji.

"Kemana suamimu?"

Yerin mendengus mencubit lengan Umji. "Jangan kenceng-kenceng, nanti yang lain denger," bisik Yerin.

"Kenapa? Kamu masih mau merahasiakannya? Yerin, hari ini kamu resmi jadi mahasiswa, nggak sedikit loh mahasiswa itu uda nikah."

"Tapi kamu sendiri kan tau aku merasa belum siap dengan pernikahanku."

"Jadi mau sampai kapan kamu nganggap Taehyung bukan sebagai suamimu?"

Yerin menghela napas. "Aku nggak tau," jawabnya pelan.

Umji tersenyum menggenggam telapak tangan Yerin. "Kamu pasti bisa. Pelan-pelanlah memikirkan perasaanmu padanya. Ya udah, kalau gitu aku pergi dulu menemui teman sejurusanku. Semangatlah! Bye!"

Umji melambai yang dibalas dengan lambaian Yerin dengan senyum kecut gadis itu.

Yerin yang lugu, belum siap sebenarnya.

Tapi tidak ada hari esok jika kita tidak melangkah mulai hari ini, kan?

Siap atau tidak, Yerin memang sudah harus siap.

Percaya atau tidak, dirinya telah menikah. Sejak ia menginjakkan kaki di SMP di desanya. Ia menikah saat berusia empat belas tahun.

>>><<<

"Jung Yerin!"

"Saya, sir!"

"Kim Taehyung!"

Yerin menoleh pada bangku dua ruas di sampingnya. Taehyung sedang mengangkat tangan tanpa menjawab sedikit pun.

Bisikan dari cewek di belakang Yerin terdengar jelas kalau mereka sedang memuja suaminya. Andai mereka tau Taehyung sudah beristri, apa kata mereka nanti?

Untungnya Taehyung itu memiliki sisi yang dingin, dengan mata tajam beriris silver yang membuat cewek lain takut mendekatinya. Juga ia tak suka berbicara dan membongkar pernikahan mereka dengan orang lain.

Ah, Yerin jadi teringat penyebab kenapa mereka menikah?

Entahlah, tiba-tiba saja Taehyung datang pada Yerin dan menunjukkan selembar kertas dengan tinta biru di hadapannya. Yerin sangat terkejut pada masa itu. Sangat aneh, cowok setampan Taehyung lah yang mengajaknya menikah di usia dini.

Hanya karena sebuah catatan buatannya.

Tentu saja Yerin menolak permintaan Taehyung tetapi untuk seukuran cowok yang tak pernah bisa menerima penolakan sepertinya, Yerin tidak punya pilihan lain. Apalagi orang tuanya sedang kesusahan dan sangat membutuhkan uang saat itu dan Taehyung yang memberikannya.

Entah karena hutang budi atau karena hasutan Umji, Yerin pun mengiyakan lamaran tersebut dengan persyaratan Taehyung tidak boleh menyentuhnya sampai ia berusia dua puluh tahun.

>>><<<

"Happy birthday!!"

Yerin terkejut setengah mati saat mendapat kejutan ulang tahun setiba rumah. Senyumnya mulai merekah saat melihat kedua orang tuanya ada di sini. Selalunya mereka ada di desa.

"Eomma! Appa!" Yerin langsung memeluk mereka dengan rindu.

"Selamat ulang tahun, putri appa yang cantik," seru tuan Jung sambil memasang topi ulang tahun pada Yerin.

"Ayo tiup lilinnya! Make wish dulu, ya."

Yerin menutup mata dan berdoa sebentar kemudian meniup lilin bertuliskan 20 di sana.

"Yeayy!!" Mereka bertepuk tangan bahagia.

Di rumah yang Taehyung dan Yerin tempati sekarang, yang bertamu adalah kedua orang tua Taehyung dan adik laki-lakinya serta orang tua Yerin.

Yerin menyeka air di sudut matanya, menangis haru.

"Selamat ulang tahun, sayang." Nyonya Kim mencium puncak kepala Yerin.

"Makasih, eomma." Yerin memeluk ibu mertuanya itu dengan bangga.

"Panjang umur, menantuku. Tuhan memberkatimu," sambung Tuan Kim.

"Makasih, appa."

"Happy birthday, eonnie. Jangan suka jalan sambil tidur lagi, ya." Kim Taehun. Adik Taehyung yang berusia sepuluh tahun ini tau saja kebiasaan Yerin.

Setelah itu keadaan hening. Semuanya menatap Taehyung yang berdiri dengan berdiam diri dan hanya menjadi penonton sedari tadi. Bukankah hanya Taehyung yang belum mengucapkan selamat? Iya, kan?

Taehyung yang merasa tak nyaman dengan tatapan itu berdehem sambil mengelus leher belakangnya.

"Aku akan mandi sebentar."

Tanpa memedulikan tatapan tak menyangka dari semua orang, Taehyung berjalan ke kamarnya.

Nyonya Kim tertawa canggung. "Suamimu itu masih saja dingin, ya?"

Yerin tersenyum. "Yerin suka kok dengan sikap Taehyung. Dia menjaga rahasia dengan baik."

"Owh, kamu juga," balas puji Nyonya Kim.

"Dengarkan eomma, Yerin. Sesuai perjanjian, Taehyung tidak boleh menyentuhmu sampai usiamu menginjak 20 tahun. Itu artinya, mulai malam ini perjanjian itu telah usia. Bersiaplah, Yerin. Eomma nggak sabar ingin menimang cucu." Eomma Yerin tampak hebih sendiri.

"Sama, eomma juga, Yerin," balas ibu mertuanya.

Appa dan tuan Kim tertawa. "Jangan membuat kami menunggu lama, Nak."

Yerin melongo. Benar juga apa yang dikatakan oleh mereka?

Bagaimana ini? Apa Taehyung akan melakukan 'itu' secepat ini?

Lalu, apa Yerin akan berani?

Ottokhachi?

IM MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang