[7] - Garden

69.8K 5K 608
                                    

Shirin mendongak, menatap lekat manik mata Jungkook yang merah menyala "Mari buat satu kesepakatan" Ia menghapus air matanya. Detik berikutnya ia mulai berjalan mendekati Jungkook.

"Kesepakatan?" Tanya Jungkook bingung.

"Biarkan anaku hidup. Aku berjanji akan memberikan semua yang kau mau dariku, sekalipun nyawaku jadi taruhan." Shirin tegas dan yakin dengan apa yang ia katakan, berharap Jungkook akan menerima kesepakatan ini karena Shirin tak bodoh. Jungkook pasti menginginkan sesuatu darinya sampai-sampai ia menculik Shirin dan menjadikan dirinya sebagai istri dari Jungkook.

Jungkook menimang-nimang ucapan Shirin. Ia berfikir sebentar sebelum menyetujui tawaran tersebut. Tak ada ruginya sih untuk Jungkook, toh pada akhirnya Shirin dan bayinya akan lenyap dengan sia-sia kan? Kenapa Jungkook harus menolak? Dan tawaran ini akan membuat Jungkook semakin leluasa memperlakukan Shirin. Tak apa, bayi nya bukan suatu halangan yang besar untuk dirinya.

"Oke setuju" ucap Jungkook mantap di balik seringaian iblisnya.

***

Setelah beberapa waktu Jungkook dan Shirin menyepakati sebuah kesepakatan, Shirin merasa sedikit tenang. Setidaknya, nyawa bayinya tidak terancam seperti sebelumnya. Yah walaupun anak ini anak Jungkook dan disana mengalir darah iblis yang sangan ia benci. Tapi anak ini tak berdosa, ia hanya sial mendapatkan orang tua seperti Jungkook dan dirinya yang merupakan manusia lemah dan tak bisa berbuat apa-apa.

Pintu kamar ini terbuka, memunculkan seorang pelayan dengan makanan yang ia bawa. Shirin masih tak merubah posisinya yang terduduk di ranjang.

Salah satu pelayan itu meletakan makanannya di meja nakas sebelah tempat tidur.

Kalau saja ia tak ingat ada yang tengah tumbuh di perutnya maka Shirin lebih memilih untuk kelaparan daripada harus susah susah mengunyah dan menelan makanan dari dunia iblis ini.

Shirin kemudian mendekati makanan itu berniat mencicipi salah satu dari sekian makanan yang tersaji di piring.

Shirin POV.

Mual yang aku rasakan semakin menjadi saat sesuap makanan ini masuk kedalam tenggorokanku, entah apa yang aneh dari makanan ini tetapi sungguh rasanya membuat perutku tak kuat untuk menampung sarapan kali ini.

Aku membungkam mulut menggunakan tangan kananku, berlari dan kemudian dengan cepat menyambar kenop pintu kamar mandi. Berdiri di depan wastafel dan memuntahkan semua yang ada di perutku.

"Hoek~ hoek"

5 menit berada di kamar mandi.

Setelah aku rasa membaik, aku membasuh mulutku dengan air. Menatap keadaan diriku di depan cermin. Seburuk inikah aku? Mata panda dan rambut yang terkesan acak-acakan. Tatapan sendu mengartikan kesedihan yang mendalam dan senyum pahit yang selalu aku lemparkan akhir-akhir ini. Membuat aku semakin sempurna untuk menyandang nominasi wanita paling menderita seantero negeri iblis, mungkin.

Tapi benar benar hancur sih haha.

Senyum tulus mengembang di sudut bibirku saat aku mengelus perut yang masih terlihat rata. Mencoba berkomunikasi dengan satu nyawa yang masih belum jelas kelamin nya. Yang pasti untuk saat ini, hanya dia yang aku punya.

"Sayang.. makan ya biar cepat tumbuh lalu bertemu dengan mommy" ucapku masih tetap mengelus perutku.

Sebenarnya saat ini aku sudah sangat lapar, tapi jika makanan sudah masuk ke dalam mulut spontan perutku menolak dengan cepat dan saat itu juga rasa mual langsung menjalar ke seluruh tenggorokanku.

Married With Devil ; Jungkook [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang