Seperti biasa, kisah dan cerita dua insan ini di mulai pada pagi hari.
Shirin yang masih nyaman pada posisinya dan Jungkook yang enggan melepaskan pelukan hangat pada istrinya.
Semalam Shirin meminta Jungkook menemani Shirin tidur mungkin karena kelelahan sehingga Shirin ingin tidur dengan Jungkook dan sebuah pelukan erat sepanjang malam.
"Eunghh~" Shirin melenguh saat kesadaranya menguasai. Tangan kirinya mengelus lembut perutnya yang sudah mulai membuncit mengingat kandungannya memasuki usia delapan belas minggu.
"Jungkook bangun! Yaakk tanganmu menindih anaku bodoh!" Shirin mengguncangkan tubuh kekar Jungkook, namun Jungkook sama sekali tidak merespon. Dia seperti mayat jika tidur.
Shirin bangun dan turun dari ranjang, ia melenggang menuju kamar mandi untuk me-refresh tubuhnya.
Dan Jungkook masih enggan merubah posisinya.Setelah beberapa menit berlalu, Shirin keluar dengan aroma segar khas baru mandi di seluruh badan. Berdiri di depan lemari baju dan membukanya kemudian memilih beberapa baju untuk ia kenakan.
"JUNGKOOK!!! BANGUN ATAU AKU SIRAM KAU EOH?!" Teriaknya tepat di depan telinga Jungkook. Membuat sang punya langsung membuka mata karena terkejut.
"Astaga Shirin.. aku baru saja tidur tiga jam lalu!" Ucap Jungkook dengan suara serak dan mata yang mesih menutup.
"Aku ingin makan.." Shirin menunduk dan memelankan suaranya. Mengelus perutnya dan berusaha memelas untuk mendapatkan belas kasih sang suami.
"Oh ayolah, kenapa Shirin seperti ini? Anaknya tidak meminta yang aneh-aneh kan?" Bantin Jungkook.
"Kau mau makan ya tinggal makan saja repot sekali"
"Tapi aku mau makan omelete pedas" Shirin menatap Jungkook penuh harap.
Jungkook memutarkan bola matanya malas, ia menatap Shirin yang masih menunduk dengan tangan yang setia mengusap perutnya.
"Lalu? Kenapa bilang padaku? Hey pelayan di istana ini banyak"Wanita berdarah manusia itu menggeleng kuat, tanda tidak setuju dengan perkataan Jungkook.
"Aku ingin kau yang memasak! Jika tidak, aku dan anakmu tidak mau makan wleekk~ biar saja kami mati kelaparan karena daddy nya tidak mau memberi kami makan!" Rujuknya.
"Aku tidak bisa memasak Shirin. Bagaimana kalau istana ini tiba-tiba kebakaran gara-gara aku berada di dapur? Kau mau jadi janda?"
Shirin diam sejenak, mencerna apa yang Jungkook bilang.
'Benar juga ya, kalo dia mati aku jadi janda. Hngg.. berarti aku janda kaya dong? Tapi Shirin kalau kau jadi janda kaya, kau bisa mencari suami baru yang lebih tampan dan keren dari Jungkook yang kuno. Benar! Ayok semangat matinya Kook!'
Pletak!
Jungkook memukul kepala Shirin dengan tatapan tajam menusuk. Dia kira Jungkook tidak tahu apa yang sedang Shirin pikirkan? Yang benar saja dia ingin Jungkook mati dan seenak jidat dia mau mencari suami baru. Tidak bisa di biarkan.
"Auhh~ sakit bodoh!" Shirin menggaduh kesakitan, mengusap kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.
Jungkook bergegas melangkah ke dapur tanpa memperdulikan Shirin yang mengerucutkan bibirnya. Tanpa cuci muka dan mandi pagi, Jungkook langsung menyambar apron berwarna hitam dan menaruhnya di atas kompor.
Beberapa pelayan memang melarangnya untuk pergi ke dapur apalagi ia sendiri yang akan meng-eksekusi bahan makanan itu. Tapi mau bagaimana lagi? Shirin yang meminta dan Jungkook tidak bisa menolak karena di perutnya sedang tumbuh bibit seorang raja iblis yang tampan. Yah walaupun Jungkook tidak mengharapkan anak itu ada untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Devil ; Jungkook [PRIVATE]
Fantasy[ SUDAH TERBIT OLEH CHOKO PUBLISHER ] [ Berfikir dua kali untuk membaca cerita ini, karena terlalu banyak misteri, teori, teka-teki, kejutan, dan membuat pembaca penasaran. ] Menikah dengan seorang iblis dingin, kejam, arogan, posesif dan haus akan...