[1] - Shirin Kim

112K 8.6K 905
                                    

Kota Seoul sangat indah, apalagi jika dikunjungi pada malam hari. Dengan gemerlap cahaya di setiap sudut jalanan yang mampu menyapu seluruh atensi orang-orang yang melihatnya.
Tak terkecuali dengan Shirin, si gadis riang dengan tingkah sederhana namun terkesan ceria sedari tadi hanya menatap kosong keramaian yang ia tangkap melalui dua manik mata indah nya.

'Apakah aku memang benar-benar sendirian di dunia ini?'

'Apakah aku ditakdirkan hidup tanpa keluarga?'

Beberapa kalimat yang terputar di benak-nya sungguh membuat mood Shirin semakin hancur!
Pasalnya tujuan ia duduk di taman malam-malam seperti ini hanya untuk mencari angin malam saja karena ia merasa jika dirinya terus berada dalam apartemen sangat membosankan.

Ia berdiri lalu berjalan gontai menyusuri trotoar jalanan, beberapa toko yang menjajakan makanan seolah menggoda untuk dibawa pulang dan dinikmati bersama keheningan malam.

Ah Shirin lupa jika malam ini tepat pukul 22.59 KST, umurnya akan bertambah.
Ya, Shirin pikir di hari ulang tahun-nya yang ke-17 akan menambah kesan kebahagian tersendiri bagi seorang gadis sebatang kara ini. Tetapi, bukan-kah itu hal yang biasa?

Satu detik berikutnya, Shirin nekat memasuki salah satu gedung.
Sesampainya di dalam, ia terlihat sedikit kebingungan dengan apa yang tertangkap oleh kedua iris cokelatnya.

Terlalu banyak varian cake disini membuat dirinya kebingungan untuk memilih.

"Aku ingin cake dengan topping buah-buahan diatasnya" ucapnya mantap setelah ia puas dengan beberapa pilihan yang menurutnya menarik.

Tak lama kemudian, si pelayan toko membawa kotak berisi cake yang ia pesan beberapa menit lalu.

"Ah terima kasih" Ia membungkuk lalu tersenyum manis yang di respon oleh senyuman pelayan toko detik berikutnya.

Ia melangkah keluar toko dengan tangan yang memegang erat kotak yang ia dapatkan baru saja. Pikirannya mulai menerawang sesuatu.
Ia lupa kapan terakhir kalinya merayakan ulang tahun setelah kakak laki-lakinya pergi 10 tahun yang lalu.

Aneh, sedari tadi perasaan Shirin sungguh tidak nyaman. Ia merasa jika di belakang ada seseorang yang tengah mengikuti dan mengawasi gerak geriknya. Namun Shirin tidak mau ambil pusing, ia memilih mengabaikan dibandingkan harus capek-capek berpikiran negatif.

Jarak dari toko kue memang tidak terlalu jauh, sehingga tak perlu memakan banyak waktu untuk sampai di kediamannya.

BLAM!

Suara dentuman pintu yang mengakhiri kegiatan nya malam ini, pasalnya setelah mendapat apa yang ia mau kemudian Shirin akan duduk di depan cake dan segera memanjatkan doa yang terbaik untuk kehidupan nya mendatang.

'Aku ingin bertemu dengan kedua orangtua-ku dan juga, aku ingin kehidupan di masa depan lebih baik'

Sebuah permohonan kecil yang terucap di hati Shirin yang paling dalam sebelum lilin di atas kue tersebut tandas terhembus angin.

BRUGH! BRUGH! BRUGH!

Suara pintu yang di dobrak sengaja.

Sial malam-malam begini masih saja ada yang mengganggu ketenangan dirinya.
Ia berdiri dan hendak melangkah ke arah pintu depan namun tiba-tiba tiga orang pria dengan perawakan yang super err-menyeramkan baginya.

"Siapa kalian? Kenapa kalian masuk tanpa seizinku? Kalian fikir ini minimarket?" selidiknya sambil menepis rasa takut yang menyelimuti nya kini.
Ia melangkah mudur, sedangkan ketiga pria itu semakin mendekat dan menit berikutnya Shirin di bawa paksa, tangan nya di ikat dengan sebuah borgol.

Married With Devil ; Jungkook [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang