Setelah kemarin sempat merasakan kesenggangan saat bekerja, hari ini aku dihantui dengan deadline yang tak kunjung usai. Bagaimana tidak? Hari ini Pak Tedy baru memberikan brief tadi pagi sedangkan sorenya sudah harus selesai untuk diajukan kepada direktur. Alasannya klasik bin nyebelin, yaitu lupa.
Mau tidak mau aku harus berkutat dengan segala referensi dan brief agar desain yang kukerjakan sesuai dengan permintaannya. Kalau seperti ini mau mengeluh pun sudah tak berguna. Yang seharusnya dilakukan hanyalah mengebut dalam mengerjakan desain sesuai yang diinginkan.
Sembari mengerjakan desain backdrop agar selesai tepat waktu, aku memutar musik dengan genre pop dan RnB untuk menaikkan kadar semangatku. Secangkir cappucino telah tersaji di mejaku sejak pagi. Ku berharap minuman ini dapat membantuku agar lebih fokus.
Namanya juga desainer pasti selalu bertemu dengan kata revisi. Yap, kali ini desain yang kukerjakan dengan buru-buru dan penuh tekanan akhirnya menghasilkan kata revisi secara tersirat. Karena setiap detail yang disebutkan untuk diperbaiki oleh Pak Tedy secara tidak langsung memaksaku untuk melakukan perubahan yang signifikan.
Wah udah jam setengah empat sore lagi. Calon-calon lembur ini sih rupanya. Enak si Pak Tedy, cuma nyuruh terus diajukan ke direktur. Sedangkan gue jadi robot yang bergerak sampe ngebul di balik layar.
Untungnya besok hari Sabtu, setidaknya aku akan merasakan libur setelah diserang deadline gak masuk akal ini. Karena dengan gampangnya Pak Tedy lupa memberitahuku mengenai brief ini sejak seminggu yang lalu. Menyebalkan.
Aku masih berkutat dengan layar pc dan sebuah pen tablet kala waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB. Kali ini aku mengerjakan revisi minor setelah 3x revisi keseluruhan.
Alhamdulillah, akhirnyaaa diterima juga ini desain. Setidaknya ini masih sore, jadi tidak meleset dari deadline.
Setelah menyelesaikannya, aku menyandarkan tubuhku di bagian sandaran bangku untuk meregangkan punggung sembari mengecek ponsel yang sejak tadi kuabaikan. Namun terdengar suara "krukk.. krukk.." yang berasal dari perutku. Yap, aku lapar.
Tadi siang aku hanya makan semangkuk puding buatan Mama tanpa memakan apapun lagi, selebihnya hanya minum air mineral untuk menghindari dehidrasi. Pantas saja jika aku kelaparan sekarang.
Setelah mendapatkan kata APPROVED dari Pak Tedy, aku pun langsung mengirimkan original file untuk keperluan print via email kepada beliau. Lalu aku bergegas merapikan barang-barangku untuk segera pulang, lebih tepatnya aku mau mencari makanan dan meninggalkan kantor.
Aku berencana pergi ke restoran serba mie yang biasanya kudatangi bersama Gameo. Walaupun kali ini aku datang sendiri tanpa dirinya, dikarenakan Gameo masih belum kembali ke Jakarta.
Akan tetapi untuk menemani sepiku, akhirnya aku pun menghubungi Gameo melalui video call. Ternyata aku rindu juga dengan si cacing kremi satu itu.
Setelah terdengar 3x nada sambung, akhirnya panggilanku diangkat olehnya di ujung sana. Terlihat bahwa dirinya sedang berada di sebuah penginapan dan di lehernya tergantung sebuah handuk berwarna putih. Nampaknya ia sedang mengeringkan rambutnya yang baru saja selesai mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maghi & Pelangi
Любовные романыTentang semu yang selalu menjelma bagaikan debu. Penuh rasa namun tak pernah teraba oleh asa. Bahkan terhisap habis oleh udara. Ketika berdiriku tak lagi kokoh, tolong ingatkan aku pada secercah harap agar ku dapat bangkit dari segala cemooh. Sendi...