21. Farewell Party

14 2 0
                                    

"Ini dia yang gue cari," ketika menemukan sebuah kalung berliontin huruf K. Kalung ini merupakan hadiah ulang tahunku yang ke-20 tahun dari Mama.

Saat aku mengambilnya dari dalam laci, tanpa sengaja terjatuh selembar kertas foto. Ukurannya tidak terlalu besar dan terlihat nampak lusuh. Di foto itu terdapat dua orang perempuan remaja dan satu orang laki-laki yang umurnya berkisar lebih tua tiga tahun dari perempuan tersebut. Itu hanya tebakanku saja.

Namun aku hanya mengenal potret Mama saat masih muda dan Papa disana. Sedangkan perempuan satunya lagi, aku tidak mengenalnya sama sekali. Mungkin itu temannya Mama.

Lantas aku kembali menaruh lembar foto tersebut di laci. Dan bergegas memakai kalung yang kutemui. Kali ini aku ingin pergi ke ke farewell party manager HRD kantor. Ia mendapat panggilan kerja di Singapore sebagai bagian program dari kenaikan jabatannya.

Sesampainya di lokasi cafe diadakannya acara, tiba-tiba saja mataku tertuju pada sesosok orang yang tidak asing bagiku. Akan tetapi, orang tersebut bukan bagian dari pegawai kantor tempatku bekerja. Aku mengamati gerak-geriknya dari jauh sembari memastikan siapa dirinya.

Sosok itu tidak melihat ke arahku, hanya aku yang memerhatikan gerak-geriknya dari jauh. Aku pun masih berusaha untuk mengingat namanya.

"Kei, baru dateng?" tanya Grace, teman kantorku.

"Oh, hai Grace. Iya nih baru sampe. Lo udah lama?"

"Enggak juga sih, paling baru 15 menit. Gabung sama yang lain yuk?" ajaknya.

"Yuk!" lantas aku menerima ajakan Grace dan berjalan membuntutinya. Cafe ini terdiri dari dua bagian, ada yang indoor dan juga outdoor. Sementara farewell party yang diadakan oleh kantorku terletak di bagian outdoor.

Langkah kakiku terhenti sesaat ketika melewati sosok yang sejak tadi kuperhatikan dari jauh. Aku mempertegas penglihatanku yang kian dekat dengannya, sebab aku penasaran siapakah dirinya.

Ternyata aku tidak berhasil mengingatnya, apalagi menyapanya. Namun sosok tersebut pun sekilas melihat ke arahku sembari meneguk minumannya.

Dalam acara tersebut aku mencoba berbaur dengan sesama pegawai disana. Baik yang kukenal dekat maupun tidak. Hitung-hitung belajar berinteraksi dengan banyak orang, karena aku terkenal pasif di kantor. Hanya beberapa orang saja yang menjadi temanku, selebihnya sekedar kenal tanpa pernah mengobrol atau berkomunikasi intens selama aku bekerja.

Aku menikmati menu yang tersedia di atas meja sembari menikmati live music yang disuguhkan sebagai pengiring suasana. Kali ini aku duduk sendiri, karena teman-temanku yang lain sedang asik berfoto-foto adapula yang sedang menyicipi berbagai menu khusus dessert yang tersedia di meja seberang.

"Boleh gue duduk disini?" tanya seseorang yang tiba-tiba meletakkan bokongnya di kursi sampingku.

"Silahkan," jawabku singkat.

"Lo pegawai dari kantor Ciptaka Kreasi?" tanya orang tersebut padaku.

"Iya, kenapa? Lo juga kan?" tanyaku basa-basi.

"Wah keren juga ya lo bisa kerja di perusahaan multinasional ini," puji orang tersebut.

"Hehe ya namanya rezeki, Tuhan yang ngatur."

"Masih sama ya kayak dulu, singkat, cuek dan masa bodo," ungkapnya.

"Hah? Dulu?"

"Iya, pas kita masih sekampus. Gue Hans, temen sejurusan lo pas dulu kuliah. Masih inget?"

"Hah? Hans? Hans yang dulu suka ngasih gue susu ultra tiap hari sampe udah kayak mas-mas yakult?" tanyaku dengan perasaan yang sedikit shock.

Maghi & PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang