34. Dilema

15 2 2
                                    

Sesuai perjanjian tempo hari dengan Hans, Gameo pun berusaha membuka obrolan dengan Keira mengenai bagaimana perasaannya pada Maghi saat ini.

Hari ini, Gameo mengajakku main di timezone sekaligus makan udon favorit kami selepas pulang kerja. Aku tak merasa ada hal yang janggal, sehingga aku pun dengan senang hati menerima ajakan si cacing kremi.

Lagipula, Hans pun bukan lelaki pecemburu kok. Hans selalu tau ketika Gameo ke rumahku, mengantarku, menjemputku, bahkan bermain bersamaku. Hans itu sosok yang luar biasa pengertian, baik dan gak gampang negatif thinking. Apalagi cemburu-cemburu buta.

Idaman bukan? Yes! Dia memang idaman. Tapi dia cuma milikku, tak boleh ada yang lain.

Saat aku dan Gameo sedang menunggu menu udon kami matang. Seperti biasa kami bercengkrama mengenai berbagai hal.

"Kei, gimana sama Hans? Aman?" tanya Gameo memulai pembicaraan.

"Aman terkendali pak bos. Lo sendiri gimana sama Aura? Kan LDR tuhhh."

"Wess gue sih tiap malem juga video call sama dia. Raga boleh jauh, tapi hati selalu dekat. Anjaaaay," ungkap Gameo sedikit lebay dan menjijikan.

"Hahaha gaya lo!"

"Oh udah bisa nerima Hans sepenuhnya?" tanya Gameo tampak hati-hati namun terlihat biasa saja.

"Iya, kami masih saling menerima satu sama lain. Kan masih baru juga in relationship-nya. Emangnya kenapa? Lo sama Aura ada something wrong gitu?" tanyaku menyelidik.

"Ah enggak lah, gue sama Aura adem ayem aja. Dia juga asik-asik aja, pengertian juga."

"Syukur deh kalo begitu."

"Lo udah gak kepikiran Maghi lagi kan, Kei?" tanya Gameo mulai terang-terangan.

"Emm... Enggak sih kayaknya," ucapku menimang.

"Kok kayaknya?"

"Ya gue sekarang punya Hans, masa harus mikirin orang lain?"

"Bukan otak lo yang gue tanya, tapi hati lo."

"Ya semoga aja udah enggak sih. Ih apaansih bahasnya," ungkapku.

Kok tiba-tiba ada perasaan mengganjal ya ketika Gameo membahas ini. Aku jadi kepikiran apakah hatiku sudah sepenuhnya menerima keberadaan Hans.

"Ya makanya gue tanya, gue takut aja kalo nanti lo udah terlampau lama sama Hans. Eh tapi hati lo bukan buat dia."

"Gue gaktau, Me. Gak pernah terlintas sama sekali di pikiran gue," jawabku pelan.

"Coba tanya hati kecil lo, apakah lo bener-bener menerima Hans dengan cinta. Atau karena terlanjur dekat aja?"

"Iya deh, kapan-kapan gue tanya. Kalo si hati kecil udah membesar. Hahahaha," jawabku sekenanya.

Berhubung aku pun tidak tahu persis jawaban mengenai pertanyaan Gameo. Aku pun berusaha mengalihkannya. Daripada selera makanku kandas karena pembahasan berat seperti itu.

Tak lama kemudian menu kami sampai. Dan tak perlu waktu lama untuk kami langsung menyantapnya dengan lahap.

Selebihnya kami hanya membahas hal-hal ringan dan mengenai lagu-lagu hits masa kini. Sebagai song playlist di perjalanan pulang nanti. Seringan dan tak faedah itu, kami membahas playlist saudara-saudara.

Maghi & PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang