Swipe swipe layar ponsel sambil melihat dengan acuh visual yang muncul silih berganti. Kebiasaan remaja masa kini, yang tidak lain yakni mengunjungi aplikasi paling hype, Instagram. Sebenarnya aku merasa tidak ada tujuan sama sekali atas kebiasaan tersebut. Namun, sepertinya aku pun terbawa arus begitu saja. Menikmati setiap perkembangan zaman dan ikut andil dalam menggunakannya.
Hal yang biasa kusebut olahraga dua jari ini seketika terhenti pada salah satu postingan teman dekatku sejak 5 tahun belakangan. Sebenarnya tidak ada yang unik atau mengharuskanku berhenti, hanya saja aku ingin menyapanya. Karena kebiasaan chatting kami mulai terkikis, termakan sibuknya aktivitas masing-masing.
Berawal dari kebiasaan sekedar bertukar sapa pasti berlanjut ke pembahasan mengasyikkan setiap hari. Beginilah cara komunikasiku dengan Gameo, saling mengisi di sela rutinitas yang membosankan. Tanpa pikir panjang dan menyiapkan kalimat pembuka yang sopan nan manis. Jemariku langsung menari lincah di atas keyboard ponselku, "Meo, lo tau gak sih? Masa tadi gue duduk di kereta yaampuuuun."
Tak lama kemudian muncul notifikasi balasan darinya, "Sumpah ya, Kei gak penting banget gue tau hal itu." Secepat itu dia membalas, pertanda rindu, bukan? Sambil tersenyum jahil pikiranku pun mulai menggeliat nakal, hal ini menjadi bahan untuk aku meledeknya lagi.
"Segitu kangennya yaaa sama gue, cepet banget sih balesnya."
"Aduh, susah ya kalo temenan sama perempuan narsis macem lo tuh. Untung jarang ketemu, jadi gak kesel tiap hari gue liat tingkah lo," balasan Gameo yang seharusnya membuatku merasa bete justru membuatku semakin semangat untuk meledeknya dengan hal lain.
"Tuh kan pake segala kode minta sering ketemu lagi, maafin aku yaaa Gameokuw aku sibuk ditambah lagi sekarang Mas Harry maunya deket-deket aku mulu. Kamu jangan cemburu ya."
"Siapa tuh Harry? Pacar lo sekarang? Gak cerita ya mana gue tau," saat pesan ini sedang kubaca tidak lama kemudian muncul pesan yang lainnya. "Eh siapa juga yang cemburu sama lau, Nona Keira."
Aku tertawa kecil membaca kalimat klarifikasi dari dirinya yang seolah sangat tidak mau mengakui betapa keponya dia dengan kehidupanku. Sejak dulu kami memang selalu seperti itu, mengulik satu sama lain tanpa canggung. Bahkan tidak jarang saling curhat kisah percintaan, tanpa permisi, tanpa aba-aba, langsung menelpon atau mengajak bertemu.
"Mas Harry Styles, makanya gak dipublikasiin takut nanti gue terkenal dikejar-kejar paparazzi kan males banget. Lo gak mau minta tanda tangan dulu gitu sebelum nanti makin susah ketemu gue?" kuyakin pasti di tempat Gameo berada, dia sedang berlagak jijik membaca balasanku ini.
"Aduh Keira mulai gila, kurang makan eskrim atau kurang asupan kasih sayang sih? Miris gue bacanya. Lusa jam 8 malam gue jemput di rumah, temenin gue nyari sepatu futsal. Gue mau otw kerja dulu, bye."
Begitulah kelakuan seorang Gameo Hernanda, tanpa basa-basi mengajak terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan, langsung memerintah semaunya. Akan tetapi, dia tidak pernah memaksa jika memang aku tidak bisa ikut menemaninya. Meo itu laki-laki yang sejauh ini kukenal baik tanpa maksud sedikitpun kepadaku. Aduh bingung menjelaskannya, intinya Meo itu sahabat laki-laki bagiku. Hanya Meo yang selama ini bertahan menjadi teman yang benar-benar teman di sisiku. Sedangkan teman laki-laki selain dia pasti punya maksud, baik itu berniat pedekate atau hanya ada perlunya, sehingga tidak murni berstatus sebagai teman.
Harapanku semoga diantara aku dan Meo tidak ada istilah friendzone, TTM, atau segala marga yang semacam itu. Aku berharap seperti itu. Untuk kali ini ya Tuhan, tolong jadikan Meo sebagai teman yang tulus untukku tanpa ada bumbu-bumbu asmara diantara kami. Karena ketulusan, kenyamanan, kesempurnaan...persahabatan kami. Jangan seperti lagu Rizky Febian yang berakhiran dengan cinta. Karena si Cinta masih kecil, masih belajar sulap sama papanya.
Heeey, kalian-kalian pembaca setia Wattpad. Ini tulisan pertamaku yang dipublikasikan di umum. Modal nekat dan niat sih sebenernya hehe. Maafin ya kalo ceritanya masih aneh dalam pemilihan diksi ataupun ada typo. Namanya juga pemula.
Nungguin gak sih buat part selanjutnya? Hehe aku mau nerusin tapi gak terlalu pede juga, takut ceritanya gak berbobot dan ngebosenin gitu.Buat kalian yang baca Maghi & Pelangi ini, kasih aku saran dan kritik ya agar lebih baik ke depannya. Terimakasih Wattpad Lovers. Cheers, Desy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maghi & Pelangi
RomanceTentang semu yang selalu menjelma bagaikan debu. Penuh rasa namun tak pernah teraba oleh asa. Bahkan terhisap habis oleh udara. Ketika berdiriku tak lagi kokoh, tolong ingatkan aku pada secercah harap agar ku dapat bangkit dari segala cemooh. Sendi...