―24;

364 66 14
                                    

—Minggu Keempat
Aga

Ada apa dengan semesta yang selalu mempertemukan gue dengan Didi dan pacarnya akhir-akhir ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada apa dengan semesta yang selalu mempertemukan gue dengan Didi dan pacarnya akhir-akhir ini?

Rasanya selalu aja aneh saat gue nggak sengaja berhadapan dengan Didi dan Ilham. Ada sebersit—mungkin lebih banyak dari sebersit—rasa nggak suka ketika gue melihat mereka berdua lagi berdiri berdampingan, ketawa bareng, atau pun kayak barusan ini, gue harus menyaksikan Didi keluar dari mobil Ilham kemudian kepala Didi diusap sama kesayangannya itu.

Jealousy? Gue seratus persen yakin ini bukan jealousy karena babak dimana gue cemburu, iri, dengki, whatever you name it—ke Ilham udah berlalu dari lama. Semenjak gue mulai memutuskan untuk perlahan melupakan perasaan gue ke Didi, gue mulai menerima keberadaan Ilham.

He's my bestfriend happiness, what can I do?

Awkward. Bahkan ketika sekarang gue udah punya Rere pun, gue masih ngerasa awkward untuk ketemu Didi dan pacarnya.

Akhirnya gue ngerasain juga gimana gue dan Didi bertemu dan kami membawa pasangan masing-masing. Mungkin ini juga yang akan terjadi sampai bertahun-tahun kemudian. Mungkin ini yang digariskan Tuhan untuk gue dan Didi. Dekat tapi nggak akan bisa bersatu.

Dan kenapa juga gue tadi nggak ikut Rere untuk segera ke kampus dan malah masih berdiri di sisi mobil membiarkan sisi dangdut gue muncul lagi. Sampai akhirnya Didi melihat keberadaan gue dan tersenyum dan berjalan kesini.

Dengan si Ilham tentunya.

"Tadi aku liat Rere, mana dia?"

Ternyata yang dicariin bukan gue. "Duluan ke kelas dia, udah masuk soalnya." Gue kemudian menengok Ilham. "Oi Ham." Sapa gue terpaksa.

"Ga," katanya sambil menepuk lengan gue.

Kemudian Didi mendekat ke gue, tapi tangan Ilham nggak pernah lepas dari tangannya. "So, kalian udah jadian?"

Oh iya gue baru inget kalau si Didi belom tau cerita gimana gue jadian sama Rere. Ini udah terhitung hari ketiga gue sama Rere resmi jadian dan gue belum ngabarin Didi.

Ya Allah mukanya yang kepo itu ya. Ngeselin banget.

Gue menghela napas. "Udah." Jawab gue akhirnya. Risih juga gue lama-lama dipandangin begitu. Sekali pun orangnya Didi.

Kalian udah bisa nebak dong gimana reaksi perempuan di depan gue ini yang notabene adalah tim sukses nomer satu gue jadian bareng Rere. Ada senyum lebar di mukanya. Ini yang jadian gue apa Didi sih? Kok yang kesenengan malah dia?

"Kamu utang cerita ya, Ga." Dia menowel pinggang gue. Gue diam-diam melirik Ilham. Sekarang malah gue yang nggak enak.

"Di, aku duluan ke kampus ya, mau beli Aqua. Haus." Gue berkilah. Padahal jelas-jelas ada botol minum di tas gue.

Catching FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang