"Almost, almost is never enough.
So close to being in love.
If I would have known that you wanted me,The way I wanted you.
And maybe we wouldn't be two worlds apart.
But right here,
In each others arms.But we almost,
We almost knew what love was.But almost is never enough."
—Ariana Grande feat. Nathan Sykes, Almost is Never Enough
---
Aga
Kampus gue tuh sebesar itu ya? Gue nggak bakal tau ternyata penghuni kampus gue sebanyak ini kalau bukan karena sekarang dan seluruh manusia ini masih sepersekiannya, belum lagi sisanya.
Gue masih sibuk mengipas-ngipas leher gue yang terasa gerah karena hari ini gue harus mengenakan kemeja yang ditambah jas yang ditambah toga dan harus berdiri berbaris di bawah terik matahari sebelum akhirnya masuk ke dalam gelanggang.
Yes. This day is finally coming. Hari yang dimana adalah hari yang paling ditunggu-tunggu seluruh mahasiswa di muka bumi ini; wisuda.
Sebenernya wisuda tuh perkara seremonial, kalo kata mas Arik yang dulu harus dipaksa mama buat dateng ke wisudanya sendiri karena doi nggak begitu suka sama hal-hal seremonial kayak gini. Tapi menurut gue, duduk berjam-jam hanya untuk menunggu nama lo disebut dan jumbai topi lo dipindahkan oleh rektor—which is actually a total waste of time—adalah sebuah penghargaan buat mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya. Nama lo dikumandangkan biar kedengeran di seluruh gelanggang kalo lo berhasil jadi sarjana. Lo berhasil melewati proses kuliah yang sama sekali nggak mudah itu.
Gini nih kalo gue udah bosen, ngomongnya ngawur. Ini masih lama nih masuk gelanggangnya? Kaki gue pegel banget.
"Ah elah. Gue mana ganteng lagi kalo keringetan begini." Ibas mengeluh di depan gue sambil mengelap keringat di keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catching Feelings
Ficção Adolescente(COMPLETED) Ini tentang cinta yang membutuhkan waktu. Ini tentang Aga yang menemukan cinta di mata Didi dalam waktu yang singkat. Ini tentang Didi yang terlambat menyadari bahwa Aga adalah laki-laki yang diinginkannya. Ini tentang cinta yang membutu...