―36;

343 45 36
                                    

Minggu Kelima belas
Aga

Akhirnya setelah seribu purnama: nonton bareng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya setelah seribu purnama: nonton bareng.

Dua hari dari selesainya seminar yang diselanggarakan Rere dan team, gue langsung ngajak dia keluar. Kebetulan asistensi untuk PA gue masih seminggu lagi, desain buat sayembara juga udah hampir selesai. Akhirnya, gue bisa pacaran lagi.

Tangan gue masih menggenggam tangan Rere sembari kami mengantri untuk keluar dari studio, tangannya yang satu lagi masih memegangi bucket popcorn kami yang belum habis. Karena sequel Kingsman udah nggak ada, jadinya kita nonton Thor; Ragnarok. Thor kali ini berhasil menyabet top three film MCU kesukaan gue karena pertama, the gorgeous Cate Blanchett as Hela. Kedua, Thor-nya epic banget, dan yang ketiga, film-nya kocak banget perut gue sampai sakit saking kebanyakan ketawa.

Gue tau Rere nggak bakal menikmati film-film ala superhero macem keluaran MCU gini, tapi diantara semuanya, cuma Thor yang menarik. Tapi sepanjang film, walaupun mukanya keliatan bingung, gue sempet nangkep kalau Rere sempet ketawa beberapa kali.

"You don't like this kind of movie, do you?" Bisik gue yang bikin dia menoleh.

"I just don't get it, ahahah. Tapi lucu banget kok filmnya." Jawabnya lalu mengambil sebutir popcorn dari bucket.

Yaudahlah terserah, yang penting hari ini gue jalan sama Rere.

Setelah keluar dari bioskop, kita langsung cari makan karena kita berdua udah kelaperan. Karna nggak mau ribet, yaudah makan di BK aja karna porsi gede terus rasanya udah pasti enak. Karena tadi perginya agak telat, nungguin Rere kelar asistensi, jadinya kita makan nggak bisa lama-lama. Abis makan langsung pulang karena gue takut Rere jadi pulang kemaleman.

Rasanya udah lama banget gue nggak ngerasain ini, nganterin Rere pulang ke rumah. Dengerin Rere yang dengan lucunya sing along lagu-lagu yang diputar di radio. Ngelewatin jalan yang sama lagi hampir setiap hari hingga nanti akhirnya gue sampai di rumah besar gaya minimalis berwarna putih dengan aksen batu alam di bagian fasadnya.

"Yah udah sampai aja." Kata Rere cemberut. Gemes banget.

"Tadinya mau aku lama-lamain nyetirnya, tapi aku takut kalo kita nanti nyampenya subuh."

Rere langsung ketawa. "Ahahah apasih, lebay banget."

"Abis ini langsung tidur. Eh nggak deng, cuci muka dulu, cuci tangan, cuci kaki, baru deh tidur."

"Iya, pak. Udah kayak mama ku deh kamu." Katanya lalu mengacak rambut gue. Lucu. "Makasih ya, hari ini aku seneng banget."

"Sama-sama." Setelahnya gue tersenyum. Gue raih tangan kanan Rere, lalu gue tepuk-tepuk pelan punggung tangannya. "Anyway, selamat lagi ya karena seminarnya udah kelar. Temen-temen ku bilang seminarnya bagus. I'm so proud of you."

Catching FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang