―8;

599 92 43
                                    

―Minggu kedelapan

Aga

"Ga, tim PMI-nya udah lo hubungin lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga, tim PMI-nya udah lo hubungin lagi?"

Gue mengangguk. Hari ini gue lebih lama menghabiskan waktu di sekre daripada di studio. Event donor darah yang gue urus berlangsung lusa dan gue diharuskan untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Gue ditemenin sama anggota divisi pengabdian masyarakat untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan mulai dari stiker, flyer sampai menghubungi kembali orang PMI.

"Mereka udah stand-by dari jam delapan." Gue menambahkan kemudian kembali menempelkan double tape ke bagian belakang flyer yang akan disebar.

"Eh, ini flyer mau disebar dimana aja?" Tanya Kevin, temen satu angkatan gue yang jadi ketua divisi humas acara donor darah ini.

Bukannya dijawab, Kevin malah dikeplak kepalanya sama ketua gue. "Makanya kalo rapat telinganya dipake, jangan disimpen di kantong."

Gue ketawa, diikuti juga dengan seluruh manusia yang ada di sekre ini. Si Kevin meringis, sakit juga kayaknya dikeplak sama bang Yoga. "Makanya lo, Kev. Hahahaha."

Kevin melirik gue galak. "Kan gue cuma nanya bang. Malah dikeplak kepala gue."

"Lo sebarin aja ke seluruh teknik. Kalo bisa sih ke seluruh kampus. Lebih banyak lebih baik. Stok darah PMI jadi banyak."

Kevin manggut-manggut. "Kita nggak mau kerjasama sama humas himpunan? Mana tau bisa bantuin gue nyebar ini flyer?"

Gue bisa melihat kalau bang Yoga menghembuskan napasnya kuat-kuat. Siap-siap aja ini si Kevin goblok kena semprot lagi.

"Sekali lagi lo nanya, lo gue tendang dari pengmas, Kev. Pas rapat pikiran lo kemana sih? Kita kan emang minta bantuan humas himpunan buat nyebarin event ini." Bang Yoga menggelengkan kepalanya. "Ampun gue punya anggota kayak lo."

"Hehehe, iya sori bang. Ampun."

Gue ketawa aja deh liat kelakuan temen gue ini. Mau dimarahin gimana juga, si Kevin ini cuma bisa nyengir. Nggak tau deh itu abis dimarahin apa direnungin lagi.

"Eh, Ga. Lo bilangin Sheila deh tolong bantuin gue nyebar ini. Kan dia anak humas tuh."

"Hah kok gue yang bilangin? Lo aja lah."

"Sheila kan ceng-cengan lo." Lalu dia tertawa.

"Lo mau gue keplak juga apa gimana sih, Kev? Mulut lo itu gue beli ya, ngomong sembarangan."

Jadi, ada cewek, temen satu angkatan gue, ya si Sheila ini. Dari awal masuk gue nggak pernah notice dia, dan begitu semester dua, dia terang-terangan deketin gue. Like literally. Sumpah gue risih banget. Gue nggak suka cewek agresif. Chat-nya aja masih gue anggurin dari seminggu lalu.
Nggak cuma satu. Gue pernah dideketin sama temen gue yang lain, bahkan senior cewek juga pada nge-chat gue. But again, gue nggak suka cewek agresif. Serem.

Catching FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang