Hujan

18.6K 1.3K 90
                                    

Ku raiso turu






Ayo baca




Kutunggu respon nya yaw









.........





























Pagi itu kelas tahun ketiga semester akhir terjadi sebuah kericuhan.

Berawal dari salah seorang murid berlabel "ketua kelas" mengatakan dengan gamblang di muka kelas kalau tugas laporan praktek minggu lalu harus dikumpulkan ketika guru mereka masuk nanti. Sontak saja hal tersebut memancing pekikan ketidaksukaan dan nada penuh protes dari beberapa siswa. Dalam waktu kurang dari lima menit, keadaan kelas menjadi ricuh.

Beberapa siswa berlarian mencari siapapun yang sudah menyelesaikan laporan dan berbaik hati mengizinkan "karya" mereka dijadikan jiplakan. Beberapa lainnya sibuk mondar-mandir karena panik tidak memahami sama sekali apa yang mereka lakukan minggu lalu. Ada juga siswa yang duduk diam. Bukanㅡ bukan berarti mereka langsung mengerjakan laporan mereka. Mereka hanya duduk. Iyaㅡ duduk. Duduk meratapi nasib. Tohㅡ pada kenyataan, nyaris satu kelas tidak ada yang mengerjakan.

Itu tandanya, mereka akan menanggung hukuman itu bersama-sama, bukan?

Ceklek

"Kumpulkan laporan kalian sekarang!!"

Semua mata tertuju ke arah seorang pria paruh baya bersurai hitam bergaya klinis. Dengan kemejanya yang terkancing hingga kerah bagian atas dan kacamata tebal bertengger di hidung, terlihat sekali bahwa guru itu memiliki kepribadian yang disiplin, rapih, dan keras. Katakanlah bahwa dia adalah sosok yang perfeksionis. Begitulah ia dikenal di sekolah tersebut.

"Dimana tugas kalian?" Tanya Hwang-ssaem. Ia memandangi seisi kelas dengan tajam.

Sunyi. Tidak ada satupun siswa yang berniat menjawab.

"Apa itu tandanya tidak ada yang mengerjakan tugas?" Tambahnya kali ini dengan nada penuh penekanan. Matanya memicing seolah hendak menguliti siswanya satu persatu.

Masih hening.

"SAYA TANYA SEKALI LAGI, APA TIDAK ADA YANG MENGERJAKAN TUGASㅡ"

Srett

Hwang-ssaem terpaksa menghentikan ucapannya ketika menangkap sebuah pergerakan diiringi suara geretan kursi. Tidak hanya dirinya, pandangan semua siswa pun teralihkan ke arah kursi paling belakang bagian pojok.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki mendominasi kelas yang sunyi. Siswa laki-laki yang menjadi sorotan tersebut berjalan tanpa ragu ke depan kelas. Tepat ke arah meja Hwang-ssaem.

"Ini laporanku, Ssaem." Terangnya kemudian berbalik kembali ke tempat duduknya. Sama sekali mengabaikan tatapan heran dari sang guru.

Kelas masih hening. Siswa laki-laki bersurai hitam dan mata bulat itu masih menjadi pusat perhatian. Bahkan, hingga ia menjatuhkan bokongnya di kursi.

BUUK

Hentakan keras antara buku dan permukaan meja mengejutkan seluruh penghuni kelas. Membuat mereka tersentak dan dalam sekejap memalingkan wajah mereka dari objek yang sebelumnya menjadi pusat perhatian.

Entah sengaja atau tidak, tapi siswa itu membanting dengan keras buku tebal miliknya ke atas meja. Kemudian dengan tak acuh menenggelamkan diri dalam buku bacaannya.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang