Fakta Baru

5K 570 70
                                    

TAK

"AWW!! Aduh!! Kenapa Eomma jadi suka sekali memukulku, sih?" Taehyung protes untuk yang kesekian kalinya pada Taehee. Ia masih dalam proses pemulihan pasca operasi, sehingga tidak bisa berbuat banyak saat Taehee melayangkan aksinya.

"Biar kau waras." Balas Taehee sinis seraya menyuapi menu makan siang anaknya.

"Kan aku sudah minta maaf, eomma." Jawab Taehyung tak terima.

"Pada eomma saja? Jungkook bagaimana?"

"Hah?" Taehyung kebingungan.

"Minta maaf pada Jungkook, sudah belum?"

Taehyung masih tidak mengerti ke arah mana topik pembicaraan mereka kali ini. Beruntung yang dibicarakan saat ini sedang pergi menimba ilmu dan baru akan kembali sore nanti.

"Aku tidak habis pikir kenapa bisa punya anak sebodoh dirimu." Taehyung hendak kembali melayangkan protesnya saat Taehee kembali berbicara.

"Kau tahu tidak sebanyak apa Jungkook menangis karenamu? Kau tahu tidak Jungkook menolak dirawat hanya untuk tetap berada di dekatmu padahal ia terserang dehidrasi? Kau tahu tidak betapa kacaunya Jungkook saat dokter pertama kali berkata kalau jantungmu berhenti berdetak? Kau tahu tidakㅡ"

"Aishㅡ sudah cukup, eomma. Aku tahu semuanya." Taehyung mengerang. Mendengar semua perkataan Taehee bagaikan mendengar rentetan dakwaan pengadilan yang siap mengadilinya kapan saja.

"Nah, bagus kalau sadar. Lalu mana buktinya? Sudah minta maaf belum?" Taehee meletakkan piring makanan yang isinya sudah kandas dilahap Taehyung.

Taehyung terdiam. Wajahnya tertekuk sedih.

"Rasanya percuma, eomma. Karena aku selalu menjadi penyebab Jungkook kembali menangis. Padahal aku sudah berjanji untuk tidak membuatnya menangis lagi. Tapi, aku selalu mengingkari janjiku sendiri."

Untuk pertama kalinya Taehee melihat Taehyung tertunduk sedih ketika sedang membicarakan orang lain. Suaranya pun sarat akan nada penyesalan.

"Kalau begitu mulai sekarang kau harus belajar. Belajar menahan diri untuk tidak berbuat ceroboh dan membahayakan diri sendiri. Belajar berpikir sebelum bertindak. Berpikir kalau yang terkena imbasnya bukan hanya dirimu, tapi juga orang-orang di sekitarmu." Taehee mendekat mengelus kepala sang buah hati.

"Taehyung-ah, eomma, appa, dan mungkin juga Jungkook, kami semua menyayangimu. Kau pasti tahu bagaimana rasanya saat seseorang yang kita sayangi berada dalam bahaya kan?" Taehyung mengangguk lemah.

"Yang kemarin biarlah menjadi pelajaran untuk hari ini dan selanjutnya. Sekarang yang penting, kau sadar yang kau lakukan itu salah dan kau menyesal. Mengerti maksud eomma, 'kan?"

Taehyung mengangguk, "Terima kasih, eomma."

















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
















"Appa."

"Hm, kau butuh sesuatu?" Rain mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah anak semata wayangnya.

Taehyung menggeleng lalu berkata, "Eomma kemana?"

Siang tadi, Taehee memang pergi keluar. Tugas berjaga pun digantikan oleh Rain. "Appa jauh-jauh dari Amerika, mengkhawatirkanmu, sudah sampai sini, yang dicari tetap eomma-mu. Sia-sia saja appa kemari."

Taehyung terkekeh. "Appa sudah tua masih saja merajuk. Bukan begitu maksudku. Aku kan hanya bertanya. Lagipula appa tumben mau repot-repot 'turun takhta?' Biasanya kalau sudah di kantor, tidak pernah ingat anak sama istri di rumah."

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang