Gabut.
Ada yang ngucapin gws ga?
Gue lagi sakit nih")
Maaf ya, maklum jomblo
Gaada yg ngucapin "Semoga cepet sembuh."
Yawla ngenes bat idup gue")
Kuylah baca
.......
Permainan telah berjalan kurang lebih tiga puluh menit lamanya. Untuk sementara, tim Taehyung unggul lima angka dari tim lawan. Entah bagaimana tim yang ditempati Taehyung berhasil memimpin pertandingan yang lawannya terdapat dua pemain basket andalan sekolah mereka. Siapa lagi kalau bukan Jungkook dan Jimin.
Akan tetapi, situasi permainan malah terlihat berat sebelah. Taehyung sebagai anggota baru terlihat santaiㅡ terlampau santai malah setiap kali menggiring bola oranye itu dan mencetak angka. Seolah-olah ia hanya bermain sendiri tanpa ada lawan yang menghalangi permainannya. Tim Taehyung pun terlihat lebih terorganisasi dengan Taehyung yang sesekali berteriak untuk mengatur arah lemparan bola pada teman-temannya.
Sementara itu tim yang dianggotai Jimin dan Jungkook justru terlihat kesulitan menghadapi tim Taehyung. Atau lebih tepatnya kesulitan menghadapi Taehyung seorang diri dengan arahan pada kelompoknya.
Beberapa anggota yang tersisa di pinggir lapangan pun dibuat takjub pada jalannya pertandingan kali ini. Sebab untuk pertama kalinya mereka melihat ada yang bisa membuat salah satu pemain andalan mereka sebut saja Jungkook nampak bersusah payah mengejar bola yang nyaris selalu berada di tangan Taehyung. Seolah-olah Taehyung memiliki magnet yang membuat bola tersebut enggan terlepas dari tangannya.
Sebenarnya keadaannya tidak seburuk ini pada awalnya. Hanya saja, ditengah permainan tidak ada yang menyadari ketika Jimin akhirnya memutuskan untuk bergerak asal kesana-kemari seolah dia sulit mengikuti permainan. Padahal, pada kenyataannya, Jimin sengaja melakukan hal tersebut.
Segera setelah ia melihat seringaian jahil Taehyung tiap kali menggiring bola melewati Jungkook, Jimin menjadi memiliki ketertarikan tersendiri atas apa yang akan dilakukan Taehyung selanjutnya. Ia jelas melihat gelagat teman barunya itu yang hendak mempermainkan salah satu anggota andalannya. Entah apa alasannya, tapi melihat Taehyung yang sesekali melengkungkan senyum dengan gaya permainannya yang kelewat santai saat Jungkook justru menggeram marah karena tak kunjung berhasil merebut bola dari tangan Taehyung membuat sesuatu di dalam diri Jimin ingin melihat lebih jauh bagaimana pertandingan ini akan berakhir.
Sama seperti yang lainnya, Jimin juga baru pertama kali melihat Jungkook, si jagoan basket, kesulitan setengah mati di arena pertarungan yang merupakan keahliannya. Bahkan keadaan keduanya terlihat kontras sekali dimana Jungkook dengan peluh yang membanjiri sekujur tubuh dan napas putus-putus sementara Taehyung bahkan belum berkeringat sama sekali. Permainannya sangat ringan seolah-olah tubuhnya bergerak seirama dengan hembusan angin.
Pantaslah Taehyung dulu diangkat menjadi anggota inti di tim basket lamanya.
Lagipula, tidak ikut pertandingan secara keseluruhan membuat Jimin menjadi lebih mudah melihat bagaimana permainan anggotanya berkembang sejauh ini. Mungkin setelah ini ia bisa menyusun strategi baru untuk memenangkan kompetisi nanti.
"Tskㅡ" Lagi-lagi decakan itu keluar tatkala Jungkook gagal menghalangi Taehyung untuk menambah angka. Jungkook membungkuk seraya memegangi lutut sekadar untuk menormalkan deru napasnya yang memburu hebat seperti habis berlari puluhan kilometer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (Vkook FF) #Wattys2019
Fanfiction"Aku tidak membutuhkan siapapun termasuk dirimu." - Jeon Jungkook "Semakin lama aku melihatnya, semakin ingin aku mendekap tubuhnya." - Kim Taehyung Yaoi BoyXBoy NamjaXNamja Vkook Taekook Bangtan ZoopApp