(Tidak) Baik-baik Saja

5.7K 653 155
                                    

Terimakasih untuk kalian yang merespon kebimbangan gue buat chap ini:))))

















.
.
.
.
.















"Berjanjilah padaku kalau kau akan terus berada di sisi Jungkook apapun yang terjadi."

"Apa maksudmu? Kita harus bicara. Hubungi aku jika kau melihat pesan ini. Segera."

Charlie termenung memandangi isi pesan yang dikirimkan Taehyung beberapa jam lalu serta balasannya yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Pikirnya, mungkin Taehyung masih dalam pertandingan atau belum mendapatkan istirahat. Akan tetapi, itu terasa tidak masuk akal karena sepengetahuannya seharusnya sekarang sudah hampir memasuki pertandingan final. Tidak ada alasan bagi Taehyung untuk tidak mengecek ponselnya, kecuali tim sekolahnya berhasil masuk final. Dugaannya pun mungkin benar. Sebab, area sekolahnya semakin sepi. Sebuah pertanda kalau nyaris seisi sekolah meramaikan lapangan indoor.

Sesibuk itukah sampai Taehyung tidak sempat mengecek ponselnya barang satu menit saja?

Ia perlu bicara dengan Taehyung. Apalagi mengingat pesan terakhir yang dikirimkan Taehyung padanya. Ada terlalu banyak pertanyaan atas pesan tersirat tersebut. Ia butuh penjelasan. Seorang Kim Taehyung yang benar-benar membenci kedekatannya dengan Jungkook  dirasa aneh saat mengirimkan pesan dengan kalimat demikian.

Terus berada di sisi Jungkook, katanya? Pasti sesuatu akan terjadi.

Charlie terlalu tenggelam dalam lamunannya hingga tidak menyadari kalau kelas Jungkook telah usai. Beberapa siswa langsung berlarian di koridor. Berteriak senang karena sesi kelas telah usai sehingga mereka bisa langsung menuju lapangan indoor untuk melihat pertandingan. Sementara sisanya hanya berjalan santai meninggalkan kelas, tapi masih menuju ke arah yang sama seperti yang lain.

Charlie seolah tidak terganggu dengan kebisingan yang seketika terjadi di sekitarnya.

Jungkook menjadi siswa terakhir yang keluar dari kelas. Ia dengan mudah berjalan dengan bantuan tongkatnya. Terlihat sudah mulai terbiasa dengan kaki ketiganya.

"Charlie, kudengar dari yang lain, tim kita berhasil lolos sampai babak final. Apa itu artinya aku masih sempat untuk pergi melihatnya?"

Pertanyaan Jungkook dibiarkan tergantung tanpa jawaban oleh Charlie. Pemuda itu sama sekali tidak menyadari kedatangan Jungkook.

"Charlie?" Panggil Jungkook.

"Hey, Charlie? Kau mendengarku?" Jungkook melambaikan tangan di depan wajah Charlie. Membuat pemuda blasteran itu berjingkat kaget.

"Ohㅡ ah, kelasmu sudah selesai?" Charlie berusaha senormal mungkin.

"Kau melamun. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Jungkook menegakkan cara berdirinya nya dengan bantuan tongkat besinya.

"Tidak. Tidak ada. Aku hanya sedikit mengantuk karena terlalu lama menunggu." Bohong Charlie disertai gimik menguap seakan-akan ia memang mengantuk.

"Aku 'kan sudah bilang jangan menungguku. Kau bisa langsung pergi ke lapangan." Gerutu Jungkook.

"Eyy, nanti kalau kutinggal lalu kau kesepian dan menangis bagaimana? Tidak ada yang menenangkanmu nanti." Canda Charlie.

"Tsk, memangnya aku anak kecil." Charlie hanya tertawa melihat reaksi lucu Jungkook. Sejauh ini, ini adalah kali pertama mereka bersenda gurau seperti teman dekat satu sama lain.

Ia menyadari ada sedikit perubahan pada diri Jungkook.

"Apa kau mendengar sesuatu soal tim sekolah kita? Mereka masuk final kan? Kalau begitu masih sempat kalau kita pergi menontonnya, bukan?"

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang