Cedera

5.7K 633 61
                                    

Taehyung itu tidak mudah terdistraksi. Ia selalu fokus pada apapun yang dikerjakan. Ia bisa mencurahkan seluruh atensinya pada satu hal dan mengabaikan hal lainnya. Pun Taehyung juga bisa bertahan melalukan sesuatu dalam waktu yang lama.

Salah satunya adalah ketika ia sedang bermain basket. Taehyung akan fokus memainkan dan menguasai bola apapun yang terjadi. Ia juga mengamati dengan baik dimana posisi teman satu timnya. Hingga Taehyung tidak pernah gagal dalam mengumpan atau mencetak angka untuk kemenangan timnya. Namun, sepertinya tidak untuk hari ini.

Mungkin, dua puluh menit yang lalu senyum pongah masih tercetak di wajahnya saat mengingat betapa menggelikannya ekspresi wajah Jungkook. Pun ia juga merasa bangga karena berhasil menyeret Jungkook kemari tanpa perlawanan berarti seperti biasa. Ia cukup senang atas fakta tersebut. Apalagi jika mengingat kalau ancaman yang dilayangkannya ternyata sukses walaupun itu hanyalah sekadar gimik belaka. Jungkook pasti tidak tahu kalau Taehyung telah sukses membodohinya. Pemuda itu tidak tahu kalau kunci yang dipegang Taehyung adalah kunci cadangan, bukan kunci utama. Lagipula, mana mungkin Taehyung tahu dimana Jungkook menyimpan kunci miliknya, 'kan?

Taehyung tahu sejak tadi Jungkook sibuk mengikuti pergerakannya dengan sinar gelap di matanya. Yakin sekali pemuda itu pasti sedang menggerutu, tapi Taehyung menikmatinya. Ia senang melihat Jungkook menaruh perhatian lebih padanya sekalipun itu didasari perasaan jengkel.m

Yaㅡ Sayangnya, kesenangan itu tidak bertahan lama.

Tidak, setelah Taehyung mendapati sosok lain yang berhasil mengalihkan perhatian Jungkook darinya.

"Dia lagi." Kesalnya dalam hati.

Dan yaㅡ setelah kehadiran Charlie yang entah datang darimana itu, Taehyung mulai kehilangan fokusnya ketika bermain. Konsentrasinya terbagi. Antara mempertahankan kinerjanya sebagai pemain basket andal atau menahan diri untuk tidak berlari dan menarik Jungkook menjauh dari keturunan Jerman-Amerika tersebut.

Sampai pada akhirnya di pertengahan permainan, Taehyung menjadi tuli sama sekali. Tidak mengindahkan titah tegas sang kapten dan total lupa jika ia tidak berdiri sendiri di lapangan tersebut.

BRUGH

Kecelakaan itu terjadi tanpa bisa dicegah. Taehyung yang berlari dari tepi lapangan seraya menggiring bola tidak mampu fokus pada langkah kakinya. Tidak menyadari dari arah berlawanan ada satu pemain lawan yang berniat mengambil kesempatan dan merebut bola. Pemain itu menjadi lengah ketika Taehyung tidak kunjung berganti arah untuk menghindar. Sampai keduanya bertabrakan hebat tepat di bagian tengah lapangan.

Untungnya, pemain satunya masih berhasil menyeimbangkan diri dengan kedua tungkainya. Sial bagi Taehyung karena dia yang paling merugi disini. Tubuhnya berputar sebelum akhirnya menghantam lantai dengan keras ㅡterlampau keras dengan bahu kanan mendarat terlebih dahulu di atas lantai dingin tersebut.

Setelah itu keadaan nyaris kacau. Gema pantulan bola berhenti. Terganti dengan pekikan heboh beberapa pemain serta erangan menyakitkan dari Taehyung yang berguling kemudian meringkuk memegangi bahunya.























.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





















"Kau yakin ingin pulang bersamanya? Aku bisa menggantikannya menyetir jika perlu."

Setelah membantu membopong Taehyung yang meminta untuk dibawa kembali ke mobilnya alih-alih ke rumah sakit, Charlie masih gigih menawarkan diri untuk menggantikan posisi Taehyung. Taehyung sendiri saat ini duduk di kursi pengemudi dengan kepala bersandar lemah dan mata terpejam erat. Jelas sekali tengah menahan sakit. Keadaannya cukup kacau dengan tubuh berkeringat berbalut seragam basket miliknya.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang